Jikalau kelabunya langit juga meredupkan harapan,
Maka hujan adalah obat akan kembalinya harapan.
Jikalau yang tersimpan di dalam hati tak mampu diamati,
Maka cukuplah mata jalan mengerti.
Menjelajah tempat baru tak selamanya bertemu nyaman,
Dan tempat kembali tak pernah gagal melepas yg terpendam di hati.
_________________________
Apa yang tersimpan di hati, sejatinya hanya hati pula yang mampu mengerti.
Namun, tidak semua pemilik hati mampu menjadi tempat berlabuh.
Bermula dari mendengar, kemudian merasakan.
Tidak banyak pemilik telinga yang mampu menampung suara tanpa terputus.
Tidak banyak pemilik telinga yang mampu menghadirkan rasa atas suara yang menjerit tuk didengar.
Yahh begitulah, hati perlu dirawat dengan hati, namun terlalu hati juga tak selamanya berjalan pasti.
Entah berapa kali hati ini disalah artikan.
Entah berapa kali hanya air mata yang menemani patahnya hati.
Entah berapa kali dan sampai kapan, hanya Allah dan aku saja yang mengerti.
Dear hati, suatu hari pasti ada yang mengerti.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI