Â
Dalam mengkaji peristiwa ini penulis juga menggunakan sudut pandang dari seorang tokoh filsuf sejarah abad ke-17 yaitu Giambattista Vico (1668-1744) yang berpendapat bahwa sejarah itu berulang (memiliki pengulangan) Namun, bukan berarti sejarah itu mengulangi dirinya sendiri. Menurut Vico Sejarah itu berputar dalam gerakan spiral namun mengalami perubahan pada peristiwa-peristiwa yang terjadi dan seterusnya.
Â
- Peristiwa Perlawanan Suku Indian terhadap Angkatan Darat AS (Keturunan Eropa)
Â
Suku Indian ialah suku asli yang menempati dataran Amerika sejak dahulu sebelum datangnya bangsa 'kulit putih' Eropa pada abad ke-16 ke Benua ini. Mereka tetap bertahan di tanah lahirnya hingga terjadi peristiwa kelam pada sekitar tahun 1890-an yang menewaskan banyak sekali penduduk suku Indian. Peristiwa ini merupakan pembantaian yang dilakukan pasukan Angkatan Darat AS yang diisi oleh orang kulit putih.
Â
Pembantaian sekitar 300 pria, wanita, dan anak-anak Lakota oleh pasukan Angkatan Darat AS pada tahun 1890, menandai peristiwa tragis selama beberapa dekade dari konfrontasi antara Amerika Serikat dengan suku Indian. Sepanjang tahun 1890, orang-orang Lakota atau Suku Indian ini mengalami kekeringan dan wabah campak, batuk rejan, dan influenza. Di tengah kondisi yang sulit, orang-orang Lakota juga mendapat tekanan dari pemerintahan kulit putih yang menduduki Amerika Serikat.[3]
Â
Peristiwa ini dilatarbelakangi oleh keputus asaan suku Indian (orang-orang lakota) karena mengalami kekeringan, wabah campak, dan influenza. Yang kemudian dalam masa sulit tersebut suku Indian mendapatkan tekanan dari pemerintahan kulit putih yang menduduki Amerika Serikat. Pemerintah kulit putih melarang ritual Tarian Matahari yang merupakan ritual dan upacara keagamaan penting bagi suku Indian. Belum lagi suku Indian tidak dapat bepergian secara bebas tanpa meminta izin terlebih dahulu pada pemerintah kulit putih.
Â
Ditengah kondisi sulit tersebut, suku Indian menginisiasi serangan dengan cara yang unik, yaitu dengan Tarian Hantu (Ghost Dance) yang meresahkan orang-orang kulit putih. Suku Indian meyakini bahwa tarian ini akan mengantarkan mereka pada masa depan utopis, di mana bencana alam akan menghancurkan Amerika Serikat, dan membasmi koloni kulit putih dari benua ini.