Mohon tunggu...
Milchazena
Milchazena Mohon Tunggu... Dosen - .

Seorang wanita yang sedang belajar menjadi penulis.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Produk dengan Harga Mahal, Apakah Pasti Lebih Bagus?

30 November 2019   21:22 Diperbarui: 30 November 2019   21:30 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Minggu lalu, saya berniat membeli matras untuk yoga, karena matras saya yang lama sudah sangat usang. Sebelumnya, saya sempat mencari ulasan-ulasan di internet mengenai merk matras yoga yang bagus.

Dari dulu, saya memiliki keyakinan bahwa matras dengan harga yang murah biasanya kualitasnya rendah. Hal in berawal dari pengalaman saya yang asal dalam membeli matras yoga dengan harga murah.

Setelah mempelajari beberapa ulasan, saya memutuskan untuk membeli sebuah merk matras yoga, kita sebut saja merk M. Harganya cukup mahal namun masih rasional, sekitar 800 ribu hingga sejutaan. Untuk saya yang hanya berolahraga di rumah, harga segitu cukup mahal. Tapi tak mengapa, asal kualitas baik dan awet.

Sebelum saya melakukan pembelian, iseng saya bertanya kepada teman yang memang menggeluti olahraga yoga secara serius. Saya menghubungi teman saya melalui pesan singkat di Instagram, menanyakan merk matras yoga apa yang bagus.

Jawabannya sudah bisa saya tebak, karena dia menyebutkan merk M juga, sesuai yang saya pilih. Namun, jawaban selanjutnya membuat saya berpikir ulang.

"Sebenarnya ada juga sih, merk lokal yang secara kualitas juga bagus. Harganya lebih terjangkau. Aku sudah lama pakai ini," jelas teman saya sambil mengirimkan sebuah tautan akun Instagram toko peralatan yoga bermerk H.

Jujur, saya agak tidak percaya setelah melihat harga matras yoga merk H. Harga yang dibanderol sangat murah, yaitu di bawah dua ratus ribu. Sebagai perbandingan, matras yoga sebelumnya yang kurang saya sukai kualitasnya, harganya hampir tiga ratus ribu. Tak ayal, saya pun ragu setengah mati.

Teman saya meyakinkan saya untuk mencoba. Berdasarkan pengalamannya menggunakan matras berharga jutaan dan matras bermerk H ini, tidak banyak beda yang ia rasakan. "Matras mahal cuma menang merk doang," katanya.

Akhirnya, saya pun memutuskan mencoba matras merk H yang terjangkau tersebut. Terkejutnya saya saat pesanan saya datang. Matras tersebut memiliki kualitas amat baik, sesuai dengan apa yang saya butuhkan.

Wah, iman saya pun menjadi goyah. Apa benar, yang mahal selalu yang paling baik? Menurut pengalaman saya, kita boleh saja memilih harga yang terjangkau, dengan mempertimbangkan beberapa hal:

1. Tanya orang yang sudah pernah menggunakan produknya, atau minimal luangkan waktu membaca ulasan-ulasan jujur di dunia maya. Maksudnya, ulasan ini datang bukan dari influencer yang kemungkinan mendapatkan fee dari sebuah perusahaan. Lihatlah ulasan dari berbagai sumber, sebanyak-banyaknya.

2. Cek kelengkapan informasi produk. Misalnya jenis bahan baku atau komposisi yang digunakan, pilihan warna, garansi, dll. Jika bertemu dengan produk yang murah meriah namun minim informasi, sebaiknya dihindari.

3. Cek keaslian produk. Jangan sampai kita membeli produk palsu, KW, ataupun melalui jalur tidak resmi. Berhati-hatilah pada harga murah yang tidak wajar. Misalnya, iPhone baru yang dijual seharga 900 ribu rupiah. Sangat tidak masuk akal, bukan?

4. Pikirkan, sekiranya biaya-biaya apa saja yang dikeluarkan perusahaan untuk memasarkan produknya. Misalnya pada kasus matras yoga merk M yang hampir saja saya beli. Merk M merupakan merk internasional yang sudah terkenal.

Perusahaan mengeluarkan biaya besar untuk beriklan dan mengimpor produknya ke Indonesia. Sedangkan produk matras H yang terjangkau, buatan perusahaan lokal Indonesia dan hanya beriklan melalui beberapa influencer di media sosial. Sudah barang tentu, semua biaya periklanan maupun logistik suatu produk akan dibebankan melalui harga yang dibayarkan konsumen.

5. Jika produk sedang dalam masa obral (sale), pikirkan apakah harga obral tersebut masuk akal, dan apa yang membuatnya menjadi murah. Misalnya pengenalan produk baru, produk cacat ringan, atau memang produk lama yang sudah akan discontinued.

Tak jarang perusahaan menaikan harga terlebih dahulu baru memberi harga obral, sehingga terlihat lebih murah.

Memang, harga mahal bukan jaminan kualitas produk yang ciamik. Produk murah pun tidak selalu berarti bermutu rendah. Hendaknya, konsumen bijak dan kritis dalam memilih produk.

Jangan mudah tergiur harga murah, iklan, atau branding saja. Konsumen harus mampu memilah produk mana yang sesuai kebutuhan, dengan harga yang paling masuk akal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun