Bagaimana bisa ia merasa demikian? Bukan dari komentar dokter spesialis anak (yang sebenarnya mengatakan bahwa sang anak baik-baik saja), namun dari unggahan ibu-ibu yang lain yang membuatnya minder!
Seorang rekan kerja saya yang terlihat selalu berlibur ke penjuru dunia, ternyata menghabiskan mayoritas waktunya bekerja di kantor hingga larut malam. Mereka pun manusia juga dengan segala kelebihan dan kekurangan, sama seperti kita!
3. Mengetahui Proses Pembuatan Konten
Tidak perlu mempelajari teknik pembuatan konten hingga khatam, Anda cukup mengetahui secara garis besar apa saja yang harus dilakukan seseorang untuk dapat mengunggah sebuah konten.
Sebuah foto selfie yang menawan didapatkan dari puluhan hingga ratusan selfie yang gagal. Video tur rumah dan kamar yang menakjubkan, didapatkan setelah seharian melalui kegiatan merapihkan dan membereskan.
Video tutorial makeup didapatkan dari serangkaian proses shooting dan editing yang panjang. Konten adalah sebuah karya seni, yang mana dalam pengerjaannya banyak membuang bagian-bagian yang "tidak layak konsumsi" untuk mendapatkan hasil akhir yang mengagumkan. Beruntung saya memiliki pengalaman di kantor soal pekerjaan membuat konten.
Sebuah video singkat berdurasi tiga menit, bisa membutuhkan waktu 24 jam untuk shooting dan seminggu untuk editing! Konten adalah karya seni untuk dinikmati dan bukan kehidupan yang dijalani 24 jam sehari, 7 hari seminggu.
4. Banyak Bersyukur
Setiap orang pasti mengalami tantangan dalam hidupnya. Ada yang berjuang dengan tantangan finansial, kesehatan, keluarga, maupun pekerjaan. Beberapa tantangan tersebut terlalu sensitif dan tabu untuk diunggah ke media sosial. Untuk apa juga mengunggah hal yang sedih-sedih, kan?
Oleh karenanya, pahami bahwa postingan media sosial yang menarik bukan berarti hidup orang tersebut 100% sempurna. Bahkan, mayoritas orang-orang yang tengah dilanda kesulitan, tidak memiliki waktu atau motivasi untuk aktif di media sosial.
Lihat hal-hal baik di sekeliling Anda, yang belum tentu dimiliki oleh orang lain. Ucapkan terima kasih atas karunia Tuhan, bersyukur, dan tersenyumlah.
Tidak perlu berlomba-lomba dalam mengunggah konten paling "wow" di antara teman-teman kita. Sejatinya, media sosial adalah alat untuk berkomunikasi dan mengekspresikan diri.
Media sosial hanya sebagian kecil dari keseluruhan hidup seseorang. Jangan sampai kita menghabiskan banyak waktu dan biaya, untuk melakukan hal yang kita tidak suka, demi menarik perhatian orang-orang yang belum tentu kita kenal.