Mohon tunggu...
milatul khasanah
milatul khasanah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Baca novel

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hubungan antara Kepercayaan Diri dengan Citra Diri Pada Remaja Akhir

26 Desember 2023   21:00 Diperbarui: 26 Desember 2023   21:02 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pergaulan sosial yang terjadi pada saat ini mempengaruhi remaja untuk berkembang salah satunya adalah meningkatkan interaksi dengan teman sebayanya agar mendapat pengakuan dan diterima di masyarakat. Fenomena ini terjadi karena para remaja ingin mendapatkan banyak teman dan dipandang positif bagi orang lain. Hal ini tidak lepas dari peranan citra diri yang ada pada remaja tersebut. citra diri merupakan gambaran mengenai tubuh dibentuk dalam pikiran, hal itu dimaksudkan untuk menyatakan suatu cara penampilan tubuh bagi diri sendiri yang meliputi perasaan tentang tubuh seperti kuat atau lemah, besar atau kecil, cantik atau jelek, dan tinggi atau pendek. Maka dari itu setiap individu diharuskan untuk mampu membangun citra diri yang positif, dan citra diri yang positif tidak hanya menyangkut perihal bentuk tubuh dan penampilan fisik namun juga menyangkut perihal perasaan, sikap, perilaku, dan aktivitas pada diri individu. Remaja akhir adalah tahap masa konsolidasi menuju periode dewasa dan ditandai dengan pencapaian beberapa hal. Diantaranya adalah minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek, ego yang mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang lain dan dalam pengalaman-pengalaman baru, terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi. Menurut fenomena yang terjadi, remaja mengalami perubahan yang cepat secara emosional, intelektual, dan yang paling nyata secara fisik.

Perubahan fisik remaja terlihat sekali,  bahkan jadi lebih tinggi dan berat dibandingkan sebelumnya. Remaja berangsur-angsur tumbuh menjadi orang dewasa dan berubah secara emosional, yang sebagian emosi berkaitan dengan perubahan fisik yang sedang terjadi. Perkembangan fisik merupakan suatu hal yang dianggap penting bagi remaja. Penampilan diri yang tidak sesuai dengan yang diinginkan biasanya menjadi hambatan dalam memperluas ruang gerak pergaulan, sehingga hal tersebut menjadi sumber kesulitan. Jadi menurut fenomena yang terjadi di atas remaja yang tangguh yang memiliki kepercayaan diri tentu akan memiliki kemajuan cara berpikir yaitu dengan melakukan evaluasi dan perbaikan terhadap berbagai kondisi penurunan yang terjadi sebelumnya baik dalam hal fisik, maupun penampilannya. Percaya diri merupakan suatu keyakinan dan sikap seseorang terhadap kemampuan pada dirinya sendiri dengan menerima secara apa adanya baik positifmaupun negatif yang dibentuk dan dipelajari melalui proses belajar dengan tujuan untuk kebahagiaan dirinya. Namun dalam fenomena yang ada, tidak semua remaja memiliki sifat kepercayaan diri yang tinggi, hal ini dikarenakan berbagai masalah yang dihadapinya tidak mampu diatasi. Ketidakmampuan tersebut dikarenakan tidak optimalnya kemampuan potensi dalam menyelesaikan masalah ataupun kondisi formal yang dimilikinya, seperti: kondisi ekonomi, kurangnya kemampuan dalam persaingan, dan intelegensi. Maka dalam hal ini kepercayaan diri sangat berpengaruh pada proses perkembangan remaja khususnya remaja akhir dalam hal menunjukkan citra diri pada lingkungan sosialnya atau dalam pergaulan terutama terhadap teman sebayanya.

 kepercayaan diri memengaruhi citra diri pada remaja akhir "Apakah ada hubungan positif antara kepercayaan diri dengan citra diri pada remaja akhir?" Pengertian citra diri (self image) menurut Chaplin (1999) yaitu seperti yang digambarkan atau dibayangkan akan menjadi di kemudian hari. Gambaran diri ini dapat berbeda dengan diri sendiri yang sebenarnya. Pengertian tentang citra diri tersebut hampir sama dengan makna gambaran kesan diri (idealized imaged), yaitu kesan yang diidealkan. Pengertian yang lebih rinci adalah "satu gagasan atau konsepsi ideasional mengenai diri sendiri, yang menyajikan kesatuan, daya juang, dan daya usaha pada manusia serta benda beda. Gambaran yang diidealkan itu merupakan satu perkiraan yang palsu dan berlebihan atau dibesar-besarkan mengenai potensialitas dan kemampuan diri yang sebenarnya, dan lebih banyak dijabarkan dari fantasi serta harapan dari pada realitas sebenarnya. Sedangkan Garrison (Hartanti, 1998) mengemukakan citra diri sebagai istilah yang menunjuk pada tubuh sebagai suatu pengalaman psikologis yang berfokus pada perasaan individu dan sikap-sikap tubuhnya. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa citra diri adalah gambaran yang diidealkan di dalam konsepsi diri individu dan istilah yang menunjuk pada tubuh sebagai suatu pengalaman psikologis yang berfokus pada perasaan individu dan sikap-sikap tubuhnya. Kepercayaan diri merupakan suatu keyakinan dan sikap seseorang terhadap kemampuan pada dirinya sendiri dengan menerima secara apa adanya baik positif maupun negatif yang dibentuk dan dipelajari melalui proses belajar proses belajar dengan tujuan untuk kebahagiaan dirinya. Kepercayaan diri adalah modal dasar seorang manusia dalam memenuhi berbagai kebutuhan sendiri. Seseorang memunyai kebutuhan untuk kebebasan berpikir dan berperasaan akan tumbuh menjadi manusia dengan rasa percaya diri. Salah satu langkah pertama dan utama dalam membangun rasa percaya diri dengan memahami dan meyakini bahwa setiap manusia memunyai kelebihan dan kelemahan masing-masing. Kelebihan yang ada di dalam diri seseorang harus dikembangkan dan dimanfaatkan agar menjadi produktif dan berguna bagi orang lain (Hakim, 2002). Berdasarkan definisi yang telah disebutkan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kepercayaan diri adalah suatu sikap dan keyakinan pada diri sendiri akan kemampuan yang dimilikinya dan muncul karena adanya sikap positif terhadap kemampuannya, sehingga tidak perlu ragu-ragu dalam mengambil keputusan dan tidak terpengaruh oleh orang lain.

       Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak ke masa dewasa (Jesild, 1963; Hurlock, 1978; Monks dkk, 1991), karena masa transisi atau peralihan  menyebabkan remaja sering mengalami masalah, oleh karena itudisebut dengan problem age (Hurlock, 1978).        (Hurlock, 1978) mengemukakan bahwa rentang usia remaja antara 13 tahun sampai 21 tahun, sedangkan (Monks,1991) berpendapat bahwa masa remaja diawali dengan masa pubertas pada usia 12 tahun dan berakhir pada usia 21 tahun sebagai batas awal masa dewasa. Selanjutnya (Mappiare,1982) membagi rentang usia remaja menurut teoritis dan empiris dari segi psikologis, yaitu rentangan usia pada remaja awal berada diantara usia 12 atau 13 tahun hingga 17 atau 18 tahun dan masa remaja akhir berada antara rentang usia 17 atau 18 tahun sampai 21 atau 22 tahun.

       Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa masa remaja adalah suatu peralihan  dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Masa ini ditandai dengan perubahan pada aspek-aspek fisik, psikis dan sosial, yang berlangsung dari usia 12 tahun sampai 21 tahun. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: terdapat korelasi positif antara kepercayaan diri dengan citra diri pada remaja akhir.Semakin tinggi kepercayaan diri maka akan semakin tinggi pula citra diri yang dilakukan oleh remaja. Sebaliknya semakin rendah kepercayaan diri maka semakin rendah citra diri yang dilakukan remaja akhir.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun