Mohon tunggu...
Daindo Milla
Daindo Milla Mohon Tunggu... Dosen - Mahasiswa Doktoral di Universitas Pendidikan Ghanesa

Saya Seorang dosen di Universitas Katolik Weetebula dan saat ini sedang mengambil S3 di Universitas Pendidikan Ghanesa Bali.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ketika Pendidikan Bertemu dengan Budaya: Kisah Inspiratif Dari Sumba

8 Desember 2024   04:53 Diperbarui: 8 Desember 2024   05:00 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pulau Sumba, yang terletak di Nusa Tenggara Timur, Indonesia, dikenal dengan kekayaan budaya dan alamnya yang memukau. Namun, di balik keindahan alam yang mempesona dan keunikan budaya yang ada, terdapat nilai-nilai kehidupan yang dapat menjadi dasar kuat bagi pendidikan. Salah satu tradisi budaya yang sangat dikenal di Sumba adalah tarik batu kubur, yang menjadi simbol kerja sama, ketekunan, dan penghormatan kepada leluhur. Artikel ini akan membahas bagaimana pendidikan dapat bersinergi dengan tradisi budaya lokal seperti tarik batu kubur untuk membentuk generasi muda yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga berakar kuat pada nilai-nilai moral dan budaya mereka.

Sumba dan Kekayaan Budayanya: Sebuah Pengantar

Sumba bukan hanya terkenal karena keindahan alamnya, tetapi juga karena masyarakatnya yang masih sangat menghargai kearifan lokal. Masyarakat Sumba memiliki tradisi dan kebiasaan yang sudah berlangsung selama ratusan tahun. Salah satu contoh yang sangat terkenal adalah tarik batu kubur, sebuah upacara adat yang melibatkan kerja sama antara anggota masyarakat untuk memindahkan batu besar sebagai penghormatan kepada leluhur yang sudah meninggal. Tradisi ini mengandung banyak nilai, seperti kerja keras, kebersamaan, dan penghormatan terhadap leluhur, yang semuanya memiliki relevansi dalam konteks pendidikan.

Selain itu, masyarakat Sumba sangat memegang teguh nilai-nilai sosial yang berkaitan dengan hubungan antar individu, keluarga, dan komunitas. Nilai-nilai tersebut mengajarkan tentang pentingnya kerja sama, saling menghormati, dan solidaritas. Hal ini sangat erat kaitannya dengan pendidikan karakter yang saat ini menjadi salah satu fokus penting dalam pendidikan di Indonesia.

Pendidikan dan Budaya Lokal: Mengapa Harus Terintegrasi?

Pendidikan seharusnya tidak hanya tentang mengajar pengetahuan akademis, tetapi juga tentang membentuk karakter yang baik. Dalam konteks ini, budaya lokal memegang peranan yang sangat penting. Budaya lokal bukan hanya warisan dari masa lalu, tetapi juga dapat menjadi alat yang sangat kuat untuk mengajarkan nilai-nilai moral dan etika kepada generasi muda.

Tradisi seperti tarik batu kubur dapat dijadikan contoh konkret dalam pendidikan. Melalui keterlibatan dalam kegiatan masyarakat atau upacara adat, para pelajar tidak hanya belajar tentang sejarah atau budaya mereka, tetapi juga terlibat dalam proses sosial yang mendalam. Pendidikan berbasis budaya lokal memungkinkan mereka untuk belajar melalui pengalaman langsung dan relevansi nilai-nilai tersebut dalam kehidupan mereka.

Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi dan modernisasi memang telah mengubah cara kita belajar dan mengakses informasi. Namun, hal ini bukan berarti bahwa nilai-nilai budaya lokal harus terlupakan. Sebaliknya, budaya lokal harus diterima sebagai bagian integral dari pendidikan untuk menciptakan generasi yang tidak hanya pintar tetapi juga bijaksana dalam menghadapi perubahan zaman.

Tarik Batu Kubur: Sebuah Pelajaran Berharga

Tradisi tarik batu kubur (bahasa sumbanya Tongngu Odi) di Sumba adalah salah satu contoh bagaimana budaya lokal dapat diterjemahkan dalam konteks pendidikan. Dalam tradisi ini, sekelompok orang bekerja bersama untuk memindahkan batu besar yang digunakan sebagai tanda penghormatan kepada leluhur. Aktivitas ini bukan hanya tentang fisik atau kerja keras semata, tetapi juga tentang penguatan nilai-nilai kebersamaan, solidaritas, dan penghormatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun