Mohon tunggu...
Miftach Salim
Miftach Salim Mohon Tunggu... Penulis - Freelance Content Writer, A Student, Coffee addicted

Mahasiswa biasa di salah satu kampus negeri di Surabaya. Menulis untuk berbagi ide, Twitter : @miftachsalim IG : https://www.instagram.com/miftachsalim/ for Bussiness : Miftachsalimppns@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Tujuan yang Tidak Ditulis

20 Desember 2022   11:00 Diperbarui: 20 Desember 2022   11:04 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah anda punya tujuan yang ingin anda capai di masa depan? Baik di dunia maupun akhirat?. Jika tidak maka untuk apa anda hidup di dunia ini. Untuk mengalir seperti aliran air dari atas ke bawah. Seperti bangkai yang terhanyut oleh derasnya air sungai mengalir dari hulu ke hilir. Maka hidup anda mati. Hidup yang tidak didasari oleh sebuah tujuan maka sebenarnya ia tidak hidup/ mati.

Saya sendiri dahulu sering sekali mendengarkan motivator -- motivator seringkali membicarakan tentang menulis tujuan. Saya sudah menuliskan apa yang dilakukan oleh motivator tersebut. Beberapa tujuan berhasil dicapai dan beberapa lagi gagal. Nah, ketika beberapa tujuan gagal saya capai mungkin inilah yang membuat saya malas untuk mengetik ulang atau menuliskan ulang tujuan yang ingin saya capai.

Tidak memiliki perencanaan dan tujuan hidup inilah yang membuat saya seringkali dihinggapi oleh keresahan. Keresahan tentang kemana arah hidup ini. Saya seringkali merasa seperti bangkai yang hanyut ke dalam sungai yang mengalir deras mengikuti kemana arus mengalir. Mengalir dari tempat tinggi menuju ke tempat rendah. Lama -- lama saya menuju ke lembah.

Kesadaran akan tidak adanya tujuan hidup ini saya alami setelah mendapatkan pekerjaan dan bekerja di 2 perusahaan. Saya awalnya bersemangat untuk mengolah perusahaan ini agar memiliki tata kelola K3 yang lebih baik. Akan tetapi, kadang kala saya berbelok arah untuk mengikuti orang lain, meniru orang lain seperti drafter bahkan bos. Saya juga ingin bisa seperti mereka.

Akhirnya saya belajar banyak hal yang sebenarnya itu meleset dari tujuan hidup saya. Saya mempelajari design 2D dan 3D bahkan kadang pemrograman. Otak saya terkadang tidak mampu mencerna bahasa bahasa tingkat tinggi pemrograman. Akhirnya yang terjadi bukanlah hal yang diinginkan karena sudah berbeda tujuan. Yang terjadi adalah kegagalan saya mencapai 2 hal tersebut.

Terlalu banyak keinginan dan tujuan yang ingin dicapai juga tidak berdampak positif. Hal ini mengingkari fakta bahwa setiap manusia umumnya memiliki kemampuan yang terbatas pada beberapa skill. Hampir mustahil bagi seorang manusia untuk menyerap hampir semua informasi dan ilmu sehingga dapat melakukan banyak hal secara bersamaan.

Jika pun ada seorang manusia yang bisa melakukan beberapa hal secara mandiri, maka produktifitasnya akan rendah. Hal ini sejalan dengan teori adam smith tentang division of labour. Dalam maha karyanya " the division of labour" adam smith menyatakan bahwa produktifitas kerja akan lebih tinggi didapatkan jika setiap pekerja menghandle satu pekerjaan khusus dengan terus berulang -- ulang.

Kita adalah makhluk sosial bukan soliter. Hal inilah yang memungkinkan setiap manusia untuk bekerja sama mencapai tujuan bersama. Tujuan bersama manusia yaitu menjadi wakil allah di bumi, dan menjadikan bumi ini teratur tanpa kekacauan (agama).

Manusia harus melakukan amal -- amal positif baik kepada tuhan, sesama manusia dan alam. Manusia harus beribadah kepada tuhan sesuai dengan syariat agama masing masing. Manusia harus berhubungan baik dengan antar sesama manusia dengan aturan -- aturan hukum tuhan dan membuat hukum yang ditaati antar manusia demi keberlangsungan kemaslahatan bersama. Dan yang terakhir manusia harus menjaga harmonisasi dengan alam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun