Mohon tunggu...
Miftach Salim
Miftach Salim Mohon Tunggu... Penulis - Freelance Content Writer, A Student, Coffee addicted

Mahasiswa biasa di salah satu kampus negeri di Surabaya. Menulis untuk berbagi ide, Twitter : @miftachsalim IG : https://www.instagram.com/miftachsalim/ for Bussiness : Miftachsalimppns@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Aku Seperti Digerakkan, Sebuah Kesadaran Akan Entitas Tertinggi

30 September 2019   11:20 Diperbarui: 30 September 2019   11:46 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dukun Peramal. Source : VOA Islam

Saya dahulu juga Percaya pada ramalan dukun. Dukun yang memberi ramalan tentang pelaris dagangan, jodoh, dan keselamatan dan lainnya. Kepercayaan ini melahirkan sebuah pemikiran bahwa itu akan terjadi pada hidup saya. 

Namun, ketika kenyataan yang terjadi justru berbeda dengan ramalan. Kepercayaan itu mulai luntur.  Al -- quran telah menjelaskannya. Mungkin sedikit berbeda dengan keselamatan hidup yang di beri kan melalui dukun dengan bantuan perewangannya. 

Saya masih mempercayainya karena memang kita tidak sendiri. Manusia dan jin diciptakan oleh allah untuk menempati dan menjaga bumi. Hanya ilmuan -- ilmuan bodoh yang terlalu percaya pada materialisme yang percaya bahwa hantu itu tidak ada.

Baiklah, kembali pada topik pembahasan mengenai aku digerakkan. Saya tidak tau kenapa tiba -- tiba saya memiliki keinginan untuk menjadi proffesional writer seperti sekarang. Padahal dahulu saya hanyalah anak kaum proletar yang  untuk makan saja susah. 

Meskipun saya berasal dari Klan saudagar kelontong, kakek nenek saya. Masa kecil dihabiskan dengan banyak bermain di sungai, bermain layangan dan permainan anak desa lain. 

Di saat anak kota sudah memiliki segala fasilitas untuk menjadi penulis proffesional. Saya saja waktu kecil dulu HP pun tak punya bahkan kedua orang tua saya saja juga tidak punya.

Sekarang sangat berbeda jauh sekali. Saya dapat membeli hp baru, laptop,  bahkan Membeli Iphone dan fasilitas yang mungkin dulu hanya dapat saya bayangkan di angan saja. Kemudian Takdir menuntun kita. Saya tidak tau bahwa saya digerakkan sampai ke titik ini. 

Saat SD bermain -- main, SMP mulai tertarik dengan dunia literasi dan science, SMA mulai tertarik dengan dunia perguruan tinggi dan Luar Negeri serta tak lupa dunia Percintaan, Sekarang kuliah dan seperti digerakkan dan dipaksa untuk berhubungan dengan orang-orang berpengaruh di negeri ini. 

Berhubungan dengan Orang -- orang berpengaruh yang ingin menjadikan indonesia negara yang maju, Mandiri dari asing, berbudaya dan tidak lupa agama.

Saya tidak tau kemana langkah ini akan berakhir. Saya juga tidak ingin mengetahuinya lewat apapun itu. Tapi sejak kecil saya hanya punya satu pemikiran bahwa Saya akan menjadi orang besar yang berpengaruh membangun bangsa ini menjadi lebih baik. Tentu saja dengan seizin Allah SWT.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun