Ketidaksetaraan Sosial dan Kenakalan Remaja
Selain faktor lingkungan sosial, ketidaksetaraan sosial juga mempengaruhi kenakalan remaja. Karl Marx, melalui teori konflik, menyatakan bahwa ketidakadilan sosial, baik dalam hal ekonomi maupun struktur sosial lainnya, dapat menyebabkan individu merasa teralienasi dan terpinggirkan. Dalam konteks remaja, ini berarti mereka yang hidup dalam kemiskinan atau ketidakpastian sosial lebih rentan terhadap perilaku menyimpang.
Remaja yang merasa terhambat oleh sistem sosial yang tidak adil sering kali merespons dengan perilaku yang dianggap menyimpang. Sebagai contoh, remaja yang tumbuh dalam lingkungan yang penuh dengan kemiskinan dan kekerasan mungkin merasa bahwa mereka tidak memiliki kesempatan yang sama untuk sukses, dan akibatnya mereka mencari cara lain untuk mendapatkan pengakuan, seperti melalui kekerasan atau kejahatan. Wilson dan Chen (2023) menambahkan, "Ketidaksetaraan sosial menciptakan perasaan frustrasi pada remaja, yang sering kali terwujud dalam perilaku kriminal atau anti-sosial sebagai bentuk perlawanan" (hlm. 98).
Peran Keluarga dan Media Massa dalam Kenakalan Remaja
Selain faktor sosial dan ekonomi, lingkungan keluarga juga sangat berpengaruh terhadap perkembangan perilaku remaja. Keluarga adalah tempat pertama di mana seorang remaja belajar nilai-nilai dan norma sosial. Ketika ada ketidakharmonisan dalam keluarga, seperti perceraian, kekerasan rumah tangga, atau pengabaian, remaja akan lebih rentan terjerumus ke dalam perilaku menyimpang.
Sebagai contoh, Lange dan McElvain (2022) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa "Remaja yang tumbuh dalam keluarga yang tidak stabil, seperti yang mengalami perceraian atau kekerasan, cenderung lebih rentan terhadap perilaku menyimpang dan kenakalan" (hlm. 150).
Selain keluarga, media massa, terutama media sosial, juga memegang peranan penting. Dalam era digital ini, remaja sering terpapar pada berbagai konten yang mempengaruhi cara berpikir dan bertindak mereka. Konten-konten yang mengandung kekerasan, hedonisme, atau perilaku yang tidak sehat sering kali mempengaruhi remaja untuk meniru apa yang mereka lihat di media. Miller dan McDade (2021) menyatakan, "Paparan terhadap konten media sosial yang menampilkan kekerasan atau gaya hidup hedonistik dapat mendorong remaja untuk meniru perilaku tersebut" (hlm. 200).
Bagaimana Mengatasi Kenakalan Remaja?
Menghadapi masalah kenakalan remaja yang semakin kompleks memerlukan pendekatan yang holistik. Tidak hanya keluarga atau sekolah yang bertanggung jawab, tetapi seluruh elemen masyarakat perlu terlibat dalam upaya pencegahan dan penanggulangan kenakalan remaja. Beberapa langkah yang bisa diambil antara lain:
1. Pemberdayaan Keluarga
Keluarga perlu diberdayakan dengan pengetahuan dan keterampilan untuk membimbing anak-anak mereka dengan cara yang positif, terutama dalam menghadapi tantangan di dunia modern yang penuh tekanan.