Mohon tunggu...
Mila Sebmi
Mila Sebmi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Nothing is impossible unless Allah wills

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kenakalan Remaja: Memahami Perilaku Menyimpang dari Perspektif Sosial

23 Desember 2024   08:17 Diperbarui: 23 Desember 2024   08:16 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kenakalan Remaja: Memahami Perilaku Menyimpang dari Perspektif Sosial

Oleh: Mila Sebmi Angglepi, Vera Sardila

Kenakalan remaja sering kali menjadi topik hangat yang dibicarakan, baik di media sosial maupun dalam percakapan sehari-hari. Mulai dari perkelahian antar siswa, penyalahgunaan narkoba, hingga perilaku kriminal yang melibatkan anak muda, semuanya mencerminkan suatu fenomena yang perlu kita cermati bersama. Kenakalan remaja sering dianggap sebagai permasalahan individu atau akibat kegagalan pendidikan keluarga, namun seharusnya kita melihatnya dengan lebih luas, mengingat banyak faktor sosial yang turut mempengaruhi.

Kenakalan remaja bukan hanya sekadar masalah perilaku buruk, tetapi lebih merupakan respons terhadap berbagai tantangan yang dihadapi oleh remaja dalam kehidupan mereka. Dalam artikel ini, kita akan membahas kenakalan remaja dengan perspektif yang lebih luas, yaitu melalui teori-teori sosial yang sudah dikemukakan oleh beberapa sosiolog terkemuka, serta pengaruh dari lingkungan sekitar seperti keluarga, teman sebaya, dan media massa.

Kenapa Kenakalan Remaja Bisa Terjadi?

Salah satu alasan kenapa remaja sering kali terlibat dalam perilaku menyimpang adalah ketidakseimbangan antara harapan masyarakat dan cara yang sah untuk mencapainya. Emile Durkheim, seorang sosiolog terkenal, memperkenalkan konsep teori anomie yang menjelaskan bahwa kenakalan bisa muncul ketika terdapat ketidaksesuaian antara tujuan sosial yang ingin dicapai dan cara yang sah untuk mencapainya.

Misalnya, dalam masyarakat yang sangat menghargai kesuksesan akademik dan status sosial, seorang remaja yang merasa tidak mampu mencapainya melalui cara yang sah, seperti belajar atau bekerja keras, bisa mencari jalan pintas. Mereka mungkin terlibat dalam kekerasan atau bahkan tindak kriminal sebagai cara untuk mendapatkan perhatian atau prestasi yang diinginkan. Seperti yang ditulis oleh Schwartz dan McDonald (2021), "Ketika remaja merasa terhalang oleh sistem sosial, mereka seringkali mencari jalan lain yang lebih cepat meskipun itu melanggar norma sosial yang berlaku" (hlm. 134).

Pengaruh Teman Sebaya dalam Kenakalan Remaja

Tak bisa dipungkiri, masa remaja adalah periode di mana seseorang mulai mencari jati diri dan penerimaan dari lingkungan sekitarnya. Teman sebaya, sebagai kelompok sosial yang paling dekat dengan remaja, memiliki peran yang sangat besar dalam pembentukan perilaku mereka. Teori diferensial asosiasi yang dikemukakan oleh Edwin Sutherland menegaskan bahwa perilaku kenakalan dipelajari melalui interaksi dengan orang lain, terutama teman sebaya.

Remaja yang sering bergaul dengan kelompok yang memiliki norma menyimpang, seperti kelompok yang terlibat dalam penyalahgunaan narkoba atau kekerasan, lebih mungkin untuk meniru perilaku tersebut. Jenkins (2022) dalam penelitiannya menyatakan, "Remaja cenderung meniru perilaku teman-temannya yang mereka anggap sebagai sumber pengakuan sosial, dan ini seringkali berujung pada perilaku negatif atau kriminal" (hlm. 102).

Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh teman sebaya sangat besar dalam membentuk perilaku remaja, dan ketika remaja berada dalam lingkungan yang mendukung perilaku menyimpang, mereka lebih cenderung untuk terlibat dalam kegiatan negatif tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun