11). Gangguan perkembangan sosial emosional adalah kondisi ketika anak mengalami kesulitan dalam memahami dan menyesuaikan diri dengan emosi dan situasi sosial yang ada di sekitarnya.
a. Gangguan ini dapat menyebabkan perilaku yang tidak stabil dan mengganggu, seperti:
-Sulit fokus
-Sulit menjalin pertemanan
-Mood yang berubah-ubah
-Mudah marah
-Sulit menahan emosi
-Sering membantah atau melawan orang lain
-Sering melakukan kekerasan
b.Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko gangguan perkembangan sosial emosional pada anak, di antaranya:
-Kondisi saat di dalam kandungan dan saat dilahirkan
-Temperamen
-Riwayat keluarga
-Kelemahan intelektual
-Suasana rumah
-Cara mendidik anak
-Hubungan dengan anggota keluarga
Jika anak Anda menunjukkan gejala gangguan perkembangan sosial emosional, Anda dapat berkonsultasi dengan psikolog atau dokter tumbuh kembang anak.
c. Gangguan perkembangan sosial emosional pada anak dapat memiliki dampak jangka pendek dan panjang. Berikut beberapa dampaknya:
# Dampak Jangka Pendek
1. Kesulitan berinteraksi dengan teman dan keluarga.
2. Perilaku agresif atau pasif.
3. Kesulitan mengendalikan emosi.
4. Kecemasan dan stres.
5. Kesulitan belajar dan konsentrasi.
6. Perilaku impulsif.
7. Kesulitan membangun hubungan yang sehat.
# Dampak Jangka Panjang
1. Gangguan mental seperti depresi, kecemasan, dan bipolar.
2. Kesulitan membangun hubungan intim.
3. Ketergantungan pada zat-zat berbahaya.
4. Perilaku kriminal.
5. Kesulitan menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial.
6. Gangguan kepribadian.
7. Kesulitan mengembangkan keterampilan sosial dan emosional.
8. Risiko bunuh diri.
# Dampak pada Aspek Kehidupan
1. Pendidikan: Kesulitan belajar, menurunnya prestasi akademik.
2. Sosial: Kesulitan berinteraksi, membangun hubungan.
3. Emosi: Kecemasan, stres, depresi.
4. Keluarga: Konflik, kesulitan berkomunikasi.
5. Karir: Kesulitan menyesuaikan diri, membangun hubungan profesional.
# Faktor Risiko
1. Genetik.
2. Lingkungan keluarga yang tidak mendukung.
3. Trauma.
4. Keterisolasi sosial.
5. Kondisi medis tertentu.
6. Penggunaan zat-zat berbahaya.
7. Perilaku orang tua yang tidak seimbang.
# Pengobatan dan Intervensi
1. Terapi psikologis.
2. Konseling.
3. Pendidikan sosial emosional.
4. Intervensi keluarga.
5. Pengobatan medis jika diperlukan.
6. Dukungan sosial.
7. Aktivitas fisik dan rekreasi.
# Referensi
1. American Psychological Association (APA).
2. World Health Organization (WHO).
3. National Institute of Mental Health (NIMH).
4. Journal of Child Psychology and Psychiatry.
5. Journal of Adolescent Health.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H