Mohon tunggu...
Mila maulinda
Mila maulinda Mohon Tunggu... Lainnya - A learner.

Seorang ibu muda yang tidak ingin berhenti belajar.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Work From Home dan Parenting yang Berbeda Kala Pandemi

17 Mei 2020   21:03 Diperbarui: 17 Mei 2020   21:10 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sebagian besar dari kita pasti merasakan hal yang sama. Menghabiskan waktu yang lebih lama di rumah bersama keluarga. Bagaimana tidak? Sebagian besar dari kita berangkat bekerja pagi bahkan dini hari, meninggalkan anak yang bahkan belum bangun pagi, lalu pulang kembali di sore atau malam hari, yang terkadang tidak sempat bermain dengan si buah hati. 

Implementasi work from home ini membuat kita kembali merasakan keutuhan keluarga, menghabiskan banyak waktu bersama keluarga. Mendampingi anak belajar dan mengerjakan tugas sekolahnya, sambil bekerja. 

Apakah ini semua berjalan mulus? Tentu tidak. 

Beberapa rumah pasti merasakan kekacauan yang sama. Beberapa orang tua pasti merasakan konflik-konflik yang biasanya tidak mereka hadapi karena mereka biasanya menghabiskan waktu lebih banyak di kantor dibandingkan di rumah ketika hari kerja.

Kini, para orang tua menghabiskan waktu hampir 24/7 bersama anak-anak dirumah. Sebuah kebahagiaan baru yang muncul di tengah pandemi, tetapi juga masalah baru bagi sebagian orang tua. Dengan adanya beban kerja di rumah dan beban menghadapi anak lebih lama, tentu akan meningkatkan stress dan konflik dalam rumah. 

Tetapi bila direnungi, ini adalah momentum bagi para orang tua untuk mengikat kembali kedekatan bersama anak, membangun kembali hubungan yang dijauhkan karena kesibukan kerja. Jangan sampai karena kondisi Work from Home ini, anak menjadi 'takut' atau tidak senang karena orang tua stress dan kondisi rumah menjadi tidak nyaman. Lantas, bagaimanakah parenting yang baik selama pandemi?

Anda pasti merasa pusing ketika di pagi hari menemukan anak anda bermain dan membuat rumah berantakan dengan mainannya, menumpahkan minuman, melempar barang-barang dan membuat lantai kotor. Anda pasti stress menghadapi situasi seperti ini setiap hari selama 24 jam. Apa yang harus dilakukan? Apakah harus bersikap tegas untuk mempertahankan aturan, ataukah harus bersikap lunak dan membiarkan anak nyaman dengan dunianya?

Pahami lebih dalam anak Anda.

Anak-anak terbiasa berkeliling dan berputar di lingkungan sekitar, bertemu dan bermain dengan teman-teman, menjelajah hal baru yang mereka suka. Tetapi dalam kondisi pandemi ini mereka dipaksa untuk hanya berada di dalam rumah bersama keluarga. Tentu ini bukanlah hal mudah. Anak-anak sering tidak tahu bagaimana cara mengatasi kegelisahan atau ketidakbahagiaan mereka, sehingga mereka mengomunikasikannya dengan menjadi lebih sensitif dan sulit. 

Jika anda menemukan situasi buruk dan berantakan, pertama, ambil napas dalam-dalam agar Anda tidak kehilangan kesabaran kemudian tanggapilah dengan empati. Bebaskan anak anda dari pikiran negatif. 

Mereka hanya tidak tahu apa yang mereka lakukan. Validasikan perasaan mereka. Tanyakan apa yang mereka rasakan, apa yang harus dilakukan agar membuatnya nyaman. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun