Mohon tunggu...
Mila C
Mila C Mohon Tunggu... -

zzz

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Lulus SMA... Masuk Mana Ya?

15 Januari 2011   03:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:34 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

ada sesuatu yang akhir-akhir ini mengganggu pikiran saya. saya adalah seorang siswi kelas tiga di sebuah SMAN di Jakarta. Sekitar dua minggu yang lalu saat saya pertama kali masuk di semester dua setelah libur tahun baru, wali kelas saya mengatakan adanya perubahan peraturan pemerintah tentang pendidikan. Beliau mengatakan, bahwa di tahun ini tidak akan ada ujian ulang bagi yang tidak lulus UN. Ada paket C, namun dalam ujian paket tersebut pihak sekolah tidak akan bertanggung jawab. Jadi, jika misalkan saya tidak lulus UN (semoga aja enggak kejadian ya), saya harus ikut ujian paket C atas nama RT atau RW tempat saya tinggal. Saat saya mendengar hal itu, saya masih tetap tenang karena saya yakin saya pasti bisa lulus UN. Tapi, wali kelas saya kemudian mengatakan bahwa soal-soal UN akan dibagi menjadi 20 soal tiap mata pelajaran. Perlu diketahui, ketika UN satu kelas maksimal ada 20 orang. Dengan kata lain, satu kelas tidak akan ada yang mendapatkan soal yang sama setiap mata pelajaran. Sangat menyulitkan, bukan?

Setelah mendengar kabar tersebut saya langsung kaget bahkan tertekan. Kenapa pemerintah tidak membuat keputusan tersebut di awal tahun pelajaran? Kalau pemerintah sudah mengumumkan hal tersebut di awal tahun pelajaran, setidaknya saya bisa mempersiapkan diri saya lebih matang untuk menghadapi UN yang semakin ketat. Di samping memikirkan UN, saya juga memikirkan tes untuk masuk PTN. Di sekolah saya masuk program IPA, tapi sayangnya tidak ada bidang IPA yang saya minati di perguruan tinggi. Teknik, komputer, apalagi kedokteran, saya benar-benar tidak ada minat untuk masuk bidang tersebut. Yang saya minati adalah ekonomi akuntansi dan hubungan internasional. Itu adalah bidang IPS. Dengan begitu, saya harus mendalami pelajaran-pelajaran IPS supaya bisa menjawab tes masuk PTN,  kan? selama menjadi kelas XII, saya selalu mengesampingkan pelajaran IPA dan berusaha untuk belajar IPS. Tapi mengingat UN yang sekarang begitu ketat, pelajaran IPA maupun IPS harus saya prioritaskan. kan percuma juga jika saya lulus UTUL UGM, tapi saya tidak lulus UN. Tapi bagaimana saya bisa membagi waktu? apalagi sekarang saya disibukkan dengan ujian praktek.

Masih ada satu lagi yang mengganggu pikiran saya, membuat saya menjadi pesimis. Tahun ini, SNMPTN akan dibagi menjadi dua. 40% jalur undangan, dan 60% jalur ujian tertulis. Jalur undangan intinya seperti jalur PMDK yang penyeleksiannya melalui nilai rapor dari semester satu sampai semester lima. Nah, itu berarti kesempatan terbesar adalah bagi mereka-mereka yang nilai rapornya bagus, bukan?

Saya adalah salah satu murid yang tidak hoki dalam masalah nilai rapor, walaupun nilai matematika saya selalu tinggi. Selama ini saya berpikir, nilai rapor tidak terlalu menunjukkan kepintaran murid-murid. kan bisa saja ada orang nilai rapornya bagus karena hasil nyontek. atau ada juga yang nilai rapornya bagus karena mainnya sama mereka yang pintar, jadi biar dia dibilang pintar juga, padahal sih sebenarnya itu orang nggak pintar-pintar amat. satu-satunya hal yang bisa menunjukkan kepintaran seseorang adalah melalui tes yang tidak berpotensi untuk menyontek, seperti tes SNMPTN selama ini. Itu pun juga berdasarkan atas kehokian. 99% usaha, 1% hoki. jika sudah berusaha tapi enggak hoki, ya mau nggak mau harus terima nasib.

oke, intinya, saya jadi pesimis bisa lulus SNMPTN yang jalur tertulis yang hanya 60%. kalau begini, akhirnya saya mencari alternatif lain, yaitu mencari beasiswa kuliah di luar negeri. jika dipikir-pikir, universitas di Indonesia itu terbilang "tanggung". UI terbilang universitas paling favorit di Indonesia, tapi dalam ruang lingkup dunia, UI masih jauh di bawah dibanidngkan universitas-universitas luar negeri lain, padahal seleksi masuknya saja sudah begitu ketat menjebol orang-orang pintar dan hoki.

Akhir kata, saya mohon doa sahabat-sahabat kompasiana supaya saya diberikan kemudahan dan kelancaran oleh-Nya. Semoga saya lulus UN dan lulus tes masuk PTN. Amiin. jika ada sahabat-sahabat kompasiana yang mempunyai informasi tentang kuliah di luar negeri, bisa tolong informasikan ke saya. Terima kasih banyak sudah mau membaca keluh kesah saya yaa hehe

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun