Mohon tunggu...
Mila Salsabila
Mila Salsabila Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa

Jurnalistik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penguatan Literasi, Numerasi, dan Adaptasi Teknologi: SD Suriani Dwi Marga Tunjukkan Semangat Belajar

8 November 2022   22:20 Diperbarui: 8 November 2022   22:43 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PENGUATAN LITERASI, NUMERASI, DAN ADAPTASI TEKNOLOGI

SD SURIANI DWI MARGA TUNJUKAN SEMANGAT BELAJAR

BANDUNG - Kampus Mengajar merupakan salah satu program Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang diselenggarakan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Kampus Mengajar memberikan kesempatan kepada para mahasiswa dan sekolah sasaran untuk mewujudkan Merdeka Belajar. Salah satu sekolah yang menjadi sasaran dari program Kampus Mengajar adalah SD Suriani Dwi Marga yang berlokasi di jalan Terusan Suryani, Kelurahan Warung Muncang, Kecamatan Bandung Kulon, Kota Bandung.

Kompetensi literasi dan numerasi merupakan suatu kompetensi dasar yang sangat dibutuhkan oleh peserta didik untuk menganalisis suatu bacaan maupun pemecahan angka dalam berbagai konteks yang dimuat. Literasi merupakan kemampuan dalam memahami, menggunakan, menggambarkan, dan mengevaluasi berbagai macam teks. 

Sedangkan, numerasi merupakan kemampuan berpikir yang memanfaatkan fakta, konsep, prosedur, serta berbagai angka dalam matematika guna menyelesaikan permasalahan harian di berbagai konteks. Kompas.com melansir bahwa kompetensi dasar literasi dan numerasi siwa Indonesia di jenjang pendidikan dasar dan menengah belum mencapai standar minimal. 

Hal tersebut terungkap dari hasil Asesmen Nasional pertama tahun 2021 yang digunakan sebagai basis data awal guna memotret mutu pendidikan Indonesia. Literasi dan numerasi dapat menjadi bekal bagi peserta didik untuk beradaptasi secara nyata dengan kehidupan di luar kelas. 

Dampak dari pandemi covid-19 yang melanda dapat memicu rendahnya persentase dalam ranah pendidikan dan kemampuan peserta didik. Sebagian besar peserta didik mengalami learning loss yang menyebabkan kehilangan pengetahuan dan keterampilan baik literasi maupun numerasi. Kondisi tersebut memerlukan upaya perbaikan dalam pembelajaran agar tidak terjadi kemunduran atau penurunan kualitas peserta didik secara berkepanjangan. 

Oleh karena itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) mengadakan sebuah program Kampus Mengajar yang mengajak mahasiswa untuk bekontribusi dalam menguatkan pembelajaran khususnya kompetensi literasi dan numerasi bagi peserta didik di instansi sekolah tertentu.

Kampus Mengajar merupakan salah satu program Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang diselenggarakan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Kampus Mengajar memberikan kesempatan kepada para mahasiswa dan sekolah sasaran untuk mewujudkan Merdeka Belajar. 

Menurut Iriawan dan Saefudin (2021), kampus mengajar pun merupakan salah satu program MBKM yang memberi peluang bagi mahasiswa agar dapat berkembang dan belajar dengan berpartisipasi aktif dalam membantu pembejalaran di sekolah, khususnya jenjang sekolah dasar.  

Salah satu sekolah yang menjadi sasaran dari program Kampus Mengajar adalah SD Suriani Dwi Marga yang berlokasi di jalan Terusan Suryani, Kelurahan Warung Muncang, Kecamatan Bandung Kulon, Kota Bandung. Pada program Kampus Mengajar ini, mahasiswa diunjuk untuk bertanggung jawab dalam membantu pihak sekolah dalam literasi, numerasi, adaptasi teknologi dan administrasi. 

Program Kampus Mengajar ini merupakan jembatan relasi untuk menambah pengalaman di luar dunia perkuliahan, mengembangkan wawasan, karakter dan soft skills mahasiswa, mendorong dan memacu pembangunan nasional dengan menumbuhkan motivasi peserta didik untuk berpatisipasi dalam pembangunan, serta meningkatkan peran dan kontribusi nyata perguruan tinggi dan mahasiswa dalam pembangunan pendidikan di Indonesia.

SD Suriani Dwi Marga merupakan sekolah dasar swasta dengan akreditasi "B". Letak SD Suriani Dwi Marga berada di gang berhimpitan dengan rumah warga dan tidak jauh dari pusat perbelanjaan, yaitu pasar Cangkring. Kondisi sekolah yang minimalis tidak menjadikan peserta didik berputus asa dalam belajar. 

Keadaan ruangan sekolah yang terbatas hanya memiliki tiga kelas, satu ruang kepala sekolah yang menyatu dengan ruang guru, satu ruangan multifungsi yang dapat dijadikan ruang guru, uks, maupun kelas sesuai dengan kondisi yang diperlukan. Bahkan sekolah ini pun tidak memiliki ruang perpustakaan, laboratorium komputer, ruang tata usaha, dan lapangan.

Kondisi sekolah tersebut tidak menjadikan sekolah kekurangan peserta didik. Mengapa? Karena jumlah siswa pada setiap kelas pun terbilang gemuk, bahkan satu kelas terbagi lagi menjadi dua kelas. Lantas bagaimana mengondisikan jumlah siswa yang padat dengan ruangan yang hanya tersedia 2? Pihak sekolah membagi kelas menjadi beberapa sesi, agar seluruh kelas dapat belajar tatap muka secara menyeluruh. 

Misalnya saja, kelas 1 dan 2 dijadwalkan masuk pagi pukul 07.00-09.00, dan seterusnya. Kelas 1 sampai 3 mendapatkan 2 jam pembelajaran perhari, sedangkan kelas 4 sampai 6 mendapatkan 3 jam pembelajaran perhari. 

Kegiatan belajar mengajar di SD Suriani Dwi Marga dilakukan secara luring dan daring, setiap kegiatan luring berlangsung, kelas di hadiri oleh sebagian dari jumlah peserta didik. Kelas yang terbatas menyebabkan setiap kelas memakai ruangan secara bergantian. Bagi peserta didik yang mendapatkan giliran daring menerima materi dan tugas yang diberikan oleh wali kelasnya melalui WhatsApp grup kelasnya.

Ketika memulai melaksanakan tugas Kampus Mengajar, saya dan rekan saya melihat antusias belajar peserta didik yang sangat tinggi. Peserta didik yang aktif dan serba ingin tahu membangkitkan semangat dalam mencapai pengetahuan. Semangat itulah yang menjadi faktor keberhasilan dan kesuksesan peserta didik nantinya. 

Hal tersebut membuktikan bahwa kondisi sekolah tidak menjadi hambatan peserta didik dalam mencari ilmu. Hidup di kota pun tidak menjadikan mereka malu, bahkan peserta didik SD Suriani Dwi Marga memiliki tingkah laku yang terpuji dan sangat baik. Mereka tau adab dan etika ketika berhadapan dengan orang yang lebih tua. Tidak terlepas dari semangat belajar saja, kemampuan kompetensi literasi dan numerasi pun menjadi bagian yang penting dalam dunia pendidikan.

Kehadiran mahasiswa di sekolah tersebut diharapkan dapat membantu pembelajaran di sekolah, khususnya dalam penguatan kompetensi literasi dan numerasi. Mahasiswa mencetuskan berbagai program-program untuk meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi, adaptasi tekonologi, dan bidang administrasi. Adapun program wajib yang harus dilakukan oleh mahasiswa Kampus Mengajar yaitu program Asesmen Nasional. Asesmen Nasional tersebut merupakan sebuah program evaluasi yang diselenggarakan oleh Kemendikbud untuk meningkatkan mutu pendidikan. 

Asesmen tersebut terdiri dari tiga instrumen yaitu Asesmen Kompetensi Minimal (AKM) Literasi dan numerasi, survei karakter, dan survei lingkungan belajar. Program tersebut dianggap penting, maka mahasiswa pun melakukan upaya untuk mempersiapkan peserta didik dalam menghadapi asesmen nasional yang dilaksanakan menggunakan teknologi atau berbasis komputer. 

Mahasiswa pun melakukan bimbingan khusus yang diharapkan mampu mengatasi permasalahan sekolah. AKM ini diperuntukan bagi peserta didik yang duduk dibangku kelas V. AKM yang dilaksanakan oleh SD Suriani Dwi Marga ini menjadi pengalaman dan pengetahuan baru, karena sebelumnya SD Suriani Dwi Marga belum berpartisipasi dalam melaksanakan program AKM.

Koordinasi dan berdiskusi dengan guru SD Suriani Dwi Marga merupakan langkah awal dalam proses persiapan pelaksanaan AKM Literasi dan Numerasi. Tidak hanya wali kelas V saja yang berpartisipasi dalam mempersiapkan AKM, melainkan seluruh guru ikut berpartisipasi. Kemudian, mahasiswa merancang dan membuat jadwal kegiatan untuk AKM. 

Penunjang AKM berupa laptop pun disediakan oleh pihak sekolah dan untuk mengantisipasi kekurangan, mahasiswa pun membawa laptop masing-masing agar pelaksanaan AKM dapat berjalan dengan lancar. Kegiatan AKM dilaksanakan pada tanggal 28-29 Maret 2022 sebagai pre-test atau tes awal. Kemudian untuk post-test dilaksanakan pada tanggal 13-14 Juni 2022. 

Kegiatan tersebut dilaksanakan menjadi 2 sesi dengan masing-masing berjumlah 15 orang. Hal yang menjadi fokus bimbingan ialah kemampuan peserta didik dalam menjawab berbagai pertanyaan yang disuguhkan terkait kompetensi literasi dan numerasi. Selain itu, kemampuan peserta didik dalam mengoperasikan perangkat sebagai pembiasaan peserta didik terhadap teknologi.

Tahapan awal yang dilakukan mahasiswa ke pada peserta didik ialah memperkenalkan AKM serta aplikasi yang dapat digunakan peserta didik atau aplikasi AKSI melalui laptop yang telah disiapkan. Pada kegiatan bimbingan ini, mahasiswa menggarap atau menyelesaikan beberapa butir soal ujian terkait literasi dan numerasi agar peserta didik memiliki gambaran atau dapat mengetahui bagaimana jenis soal yang akan keluar nantinya. Peserta didik sangat berantusias untuk melaksanakan ujian AKM, selain meningkatkan kompetensi literasi dan numerasi, peserta didikpun dapat membiasakan mengerjakan soal melalui laptop.

Hasil daripre-testmenunjukkan hampir seluruh peserta didik dapat menjawab butir pertanyaan dengan tepat. Namun, hasil daripre-testkurang memuaskan. Peserta didik dirasa masih canggung dan kaku untuk mengoperasikan laptop. Selain itu, koneksi jaringan sekolahpun sering mengalami gangguan atau terputus yang menyebabkan konsentrasi peserta didik dalam menyelesaikan soal terganggu. Karena koneksi yang tidak stabil, membuat peserta didik ingin cepat dalam menyelesaikan tes. 

Hal tersebut berakibat pada hasil tes yang kurang memuaskan. Selain itu, masih ada peserta didik yang mengalami kesulitan ketika mengerjakan dan menjawab soal terutama numerasi. 

Pada kesempatan berikutnya, kami mahasiswa berkoordinasi dengan pihak sekolah mengenai kesulitan yang dialami selamapre-test. Pada kesempatan selanjutnya yaitupost-testdapat berjalan dengan lancar, kesulitan yang dialami tidak separahpre-test. Jaringan yang cukup stabil membuat peserta didik lebih fokus pada setiap soal ujian. 

Mahasiswa pun mengamati kemampuan dan perkembangan peserta didik terkait literasi dan numerasi. Kedua kegiatan tersebut dapat diikuti oleh peserta didik dengan lancar dan peserta didikpun dapat mengerjakan soal literasi dan numerasi dengan baik daripada sebelumnya.

Program Kampus Mengajar Angkatan 3 di SD Suriani Dwi Marga telah berhasil, karena program yang dilaksanakan sudah sesuai dengan petunjuk dan pelaksanaan yang ditentukan oleh Kemendikbud. Kegiatan bimbingan maupun program yang diadakan oleh mahasiswapun sudah sesuai termasuk dalam penguatan literasi dan numerasi peserta didik serta adaptasi teknologi. SD Suriani Dwi Marga mampu menjalankan asesmen nasional yang berfokus pada kompetensi literasi dan Numerasi, serta pembiasaan peserta didik terhadap teknologi. Lingkungan sekolah yang minimalis tidak menjadikan semangat peserta didik luntur untuk mencari ilmu. Guru-guru yang dapat memotivasi peserta didik mampu mengondisikan dan merangkul peserta didik dengan sangat baik.  Semangat pendidik dan peserta didik SD Suriani Dwi Marga perlu diacungi jempol!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun