Karakter merupakan unsur penting dalam mempengaruhi loyalitas pemimpin terhadap perusahaannya. Karakter yang dimiliki oleh setiap individu pun berbeda-beda, ada individu yang memiliki karakter yang baik dan adapula individu yang memiliki karakter yang buruk. Loyalitas biasanya hanya dimiliki oleh seorang pemimpin yang memiliki karakter baik, terpuji, kuat dan kokoh karena seseorang dengan karakter baik tidak mudah goyah dan dipengaruhi oleh orang lain. Akan sangat sulit untuk mengharapkan loyalitas dari seorang pemimpin yang memiliki karakter buruk dan tidak terpuji.
Komitmen
Komitmen bukan hanya sekedar janji ataupun pernyataan, tetapi merupakan sebuah tanggung jawab yang dimiliki oleh seseorang. Jadi apabila seorang pemimpin ingkar terhadap janjinya, maka dapat dipastikan bahwa ia adalah orang yang tidak bertanggung jawab. Oleh karena itu orang yang tidak bertanggung jawab dapat dikatakan sebagai orang yang tidak konsekuen terhadap komitmennya sendiri. Begitu pula sebaliknya, jika seorang pemimpin dapat memenuhi janjinya, maka ia adalah orang yang bertanggung jawab dan konsekuen terhadap komitmen yang dimilikinya.
Kekhawatiran
Kekhawatiran dapat mempengaruhi loyalitas seseorang. Kekhawatiran sering kali membuat pemimpin merasa bahwa dirinya tidak berguna, tidak berdaya yang nantinya akan membuatnya kehilangan semangat untuk memimpin. Padahal kekhawatiran adalah ancaman atau kekuatan yang ditimbulkan oleh dirinya sendiri. Oleh sebab itu, sulit untuk membangun loyalitas pemimpin apabila ia masih diliputi berbagai kekhawatiran dan ketakutan. Mereka harus bisa mengatasi kekhawatiran dan ketakutan yang mereka miliki terlebih dahulu agar dapat membangun loyalitas.
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa loyalitas seseorang tidak hadir dan timbul begitu saja, melainkan harus dipupuk dan dibangun terlebih dahulu. Sehingga penting bagi seorang pemimpin untuk membangun dan memiliki loyalitas kepada perusahaan yang dipimpinnya. Karena apabila loyalitas telah dimiliki oleh seseorang maka ia akan melakukan pekerjaannya secara maksimal tanpa adanya paksaan dan tidak menganggap pekerjaan tersebut sebagai beban.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H