Mohon tunggu...
Mila
Mila Mohon Tunggu... Lainnya - 🙊🙉🙈

Keterusan baca, lupa menulis...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dear Heaven

8 Desember 2015   16:50 Diperbarui: 15 Agustus 2021   20:40 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku melihatnya
Mengayuh sepeda tuanya yang terhimpit padat jalanan
Pinggangnya berayun seiring kedua kakinya yang bergerak naik turun
Biasa saja untuknya

Dengan tangan tertunjuk ke atas
Selayak semangat merdeka yang pernah dia teriakkan
Tak terkepal, terbuka sepantasnya
Mengaku jalannya yang hendak lurus

Kemejanya terbuai angin
Tak menyentuh kulitnya yang matang matahari
Entah berapa lapis yang ia kenakan
Demi melawan angin yang sekedar sepoi

Aku termangu
Memandang wajahnya yang melewatiku
Sedalam kerut, sejimpit uban
Seperti topi petnya yang usang
Biasa saja untuknya

Aku terpana
Melihat tuanya yang telah penuh
Dengan pandang dalam yang tertumpah
Bagai riak yang tak tertampung
Biasa saja untuknya 

Kudapati wajahmu melintas bersamanya
Seiring suara harmonika yang menjauh
Aku mengenangmu...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun