Mohon tunggu...
mila lishowabi
mila lishowabi Mohon Tunggu... -

Sedang Belajar Di Universitas Negeri Malang Jurusan pendidikan geografi

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Catatan "Organisator" Kampus

19 Mei 2014   05:54 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:23 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kampus……

Dunia mimpi….

Kasur empuk bagi mahasiswa untuk bermimpi…

Tak jarang mereka bangun entah itu nglindur atau memang benar-benar bangun mengejar mimpi,,,

Organisasi….

Salah satu cara mengejar mimpi…

Menambah pengalaman dan koneksi..

Namun, untuk istiqomah di dalamnya di butuhkan pengorbanan fisik, jiwa dan materi..

Saat teman-teman mahasiswa Non Organisator hanya menyalurkan uangnya untuk kebutuhan membayar uang kuliah satu semester, makan dan jajan sehari-hari, pulsa, biaya main, biaya print dan fotocopy tugas.

Kami “Organisator” harus membagi-bagi uang untuk kebutuhan biaya kuliah, makan dan jajan, pulsa, biaya tugas, main, membeli jaket organisasi, membayar uang diklat, biaya pencetakan kartu anggota organisasi,tak jarang menghabiskan uang kiriman orang tua yang pas-pasan untuk membiayai sebuah acara yang kami adakan agar acara tersebut berjalan lancar dan mengharumkan nama baik kampus tercinta.

Namun, dengan merugi dalam segi materi..

Di situlah kami akan berusaha memutar otak agar bisa mengatur keuangan  dengan baik..

Karena itulah, kami akan berusaha mencari pekerjaan yang nantinya melatih kami mandiri..

Ketika teman-teman mahasiswa Non organisator, dapat tenang mengerjakan tugas kuliahnya malam hari…

Kami ‘Organisator’, harus membagi malam yang seharusnya hanya untuk mengerjakan tugas, tapi kami harus membaginya untuk mengerjakan proposal acara, surat menyurat, design banner, koordinasi dengan teman sesama panitia acara.

Tidak hanya itu, ketika teman-teman  fokus mengoperasikan otaknya hanya untuk tugas,,

Kami harus membaginya untuk memikirkan konsep acara.

Ketika teman-teman bimbang atas benar dan salahnya tugas yang di kerjakan..

Kami harus membagi kebimbangan dengan rasa takut jika acara yang kami rancang tidak sesuai dengan yang di harapkan..

Namun, karena itu, kami berusaha menjadi pribadi yang pintar mengatur waktu..

Serta bijak dalam mengambil langkah..

Saat liburan kuliah tiba,,

Teman-teman Non-Organisator akan langsung pulang ke kampung halamannya tanpa terbebani dengan hal apapun,,,

Kami “organisator” harus rela bolak-balik dari kampung halaman menuju kota di mana kami menuntut ilmu bahkan tidak pulang sekalipun, hanya untuk menyelesaikan projek acara,,

Saat teman-teman bisa berkumpul dengan keluarga, teman sepermainan, maupun teman dekat..

Kami harus membagi waktu itu, untuk keluarga, teman sepermainan, bahkan teman dekat, dosen, pihak sponsor, peserta acara, panitia acara, pihak keamanan, petugas acara serta petugas bagian peminjaman tempat acara.

Namun, karena itu semua, kami dapat menjalin hubungan baik dengan dosen dan menambah relasi dengan pihak-pihak terkait.

Intinya,, jika menjadi organisator , banyak hal yang harus di korbankan, namun lebih banyak pengalaman yang didapatkan’

Yah,,,inilah sedikit catatanku…

Catatan ku…

“Organisator kampus”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun