Seni pertunjukan pada awalnya disajikan untuk mempererat silaturahmi di masyarakat. Sebagaimana pada zaman kerajaan masih eksis di Indonesia, seni pertunjukan dijadikan sebagai ajang untuk mempersatukan keberagaman yang ada dalam masyarakat. Mulai dari agama, ras, suku, bahkan hingga budaya.
Seni pertunjukan dalam hal ini menunjukkan berbagai tujuan yang dilayani seni sepanjang sejarah. R.M Soedarsono membagi tujuan pertunjukan menjadi tiga kategori, termasuk penggunaan seremonial, hiburan pribadi, dan tampilan estetika.
Pada awal kemunculannya, seni pertunjukan dimanfaatkan sebagai media ekspresi oleh para seniman yang ada. Karena media hiburan pada saat itu masih minim, maka dibuatlah pertunjukan atau tontonan yang diadakan dengan maksud untuk menguatkan rasa persaudaraan. Mulai dari seni wayang, seni tari, hingga seni musik silih berganti mengalami perkembangan seiring kemajuan zaman.
Pada saat ini, keberadaan seni pertunjukan sifatnya lebih kepada hiburan, sekaligus tuntunan bagi generasi bangsa. Sebagaimana kutipan legendaris yang diucapkan bapak Presiden Indonesia pertama kita, Bung Karno dengan semboyannya “JAS MERAH” sebagai kepanjangan dari "Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah”.
Oleh sebab itu, seni pertunjukan banyak mengandung sejarah termasuk didalamnya sebagai tuntunan bagaimana cara bersikap, berperilaku yang menjunjung tinggi nilai kebudayaan negara Indonesia.
Anak-anak memiliki kesempatan untuk meningkatkan kemampuan kognitif mereka melalui teater dan seni pertunjukan lainnya. Ini memiliki nilai intrinsik yang sangat besar untuk seni dalam pendidikan karena memberi anak-anak gambaran untuk beralih ke bidang yang berbeda seiring bertambahnya usia jika mereka menginginkannya.
Berkaitan dengan nilai humanitas yang terkandung dalam seni pertunjuka, dapat dilihat dari bagaimana setiap seni pertunjukan memiliki nilai-nilai kemanusiannya masing-masing. Dari seni wayang, kita bisa mempelajari nilai dari karakter para tokohnya. Dari seni tari, kita bisa mempelajari nilai dari arti simbol gerakan para penarinya, dan dari seni musik, kita bisa mempelajari nilai dari kandungan makna lirik yang terkandung didalamnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H