Mohon tunggu...
Miko Gowang
Miko Gowang Mohon Tunggu... -

miko hanyalah seorang anak laki2 yang masa kecilnya tak beda dgn anak laki2 lainnya, bermain, sekolah, dan menjalani aktifitas selayaknya kaum kecil disebuah kota kecil... miko hanyalah seorang pemuda yang ingin mandiri, sama dengan teman2nya yang sudah mampu menafkahi dan sekolah dengan hasil keringatnya sendiri.. miko sekarang seorang bapak yang menikahi Ratna Ambar dan mempunyai 2 orang anak Moch. Elang Xavi Anarchy dan Laluna Maulida Radisty, titipan Allah untuk mendidik mereka dan membahagiakan mereka, menjadikan manusia yang lebih berkwalitas dan bermanfaat bagi orang sekitarnya . . . miko masih seorang anak yang ingin melihat orang tuanya bahagia dan tenang dimasa tuanya . .. urusan menulis dan berbagi dengan teman, sahabat, dan orang lainnya adalah hal yang menjadi kesenangannya, apalagi bisa menemukan solusi untuk sebuah hal....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bagian Kedwa

26 April 2011   01:21 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:24 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

ternyata...

aku hanyalah seorang pemimpi yang ingin hidup bahagia

perhatikan langkahku yang tidak tenang

hembusan aromaku yang kadang menyegarkan

lemparan yang kadang menyakitkan

semua tentang emosi yang tak terkendali

semua tentang harapan yang masih berupa mimpi

semua tentang aku dan kalian kawan-kawanku

semua tentang detik-detik hidupku yang terus coba kunikmati

haiyah....

jangan meniru, jadilah dirimu sendiri - kataku dalam hati

perkasanya ego yang terus melancarkan ancaman pada hidupku

muncul juga pernyataan kotor yang menghancurkan

tiba-tiba kamu datang hahahaha...

tenanglah sahabatku, tetaplah kau berlari - ungkapmu

ketika baik menjadi pilihan, dan benar mulai bermunculan

mulailah aku tersadar, kenapa aku berada disini....

detik tak akan berhenti dan akan terus mengejarmu - lanjutmu

kawan ini hanyalah sebuah coretan pagi, coba kita renungkan

menjadi diri sendiri dengan segala pilihan dan masalah yang tak akan pernah selesai sebelum kita mati dan berhenti berhayal dan bermimpi adalah sesuatu yang terus kita syukuri dan memaknainya dengan hal yang baik dan berpikiran baik pula...

aku juga masih belajar dan terus mencoba serta berpikir

kirimkan salam pada jiwa, hati dan emosi . . .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun