Mohon tunggu...
Miki Mayang
Miki Mayang Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu dua anak

Tinggal di Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Review Buku "Pulang ke Rinjani" Karya Reza Nufa

27 Mei 2021   19:53 Diperbarui: 26 September 2021   21:52 1698
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Miki Mayang

Ada juga kejadian di luar nalar yang Reza alami di perbatasan Jogja-Wonogiri. Di sebuah pohon besar, sedang hujan dan jalan desa sepi banget, Reza bertemu dengan anjing hitam yang tak bisa dipotret. Wujudnya selalu tak nampak saat disorot kamera. Seketika itu Reza heran dan meminta maaf kepadanya.

Mungkin Reza terkena skizo atau halusinani akibat kelelahan. Tapi kemudian dia pun mengangguki bahwa diakui atau tidak, hal-hal yang tak terjangkau memang terjadi dan usaha-usaha untuk memaknainya disebut hidup.

Saya suka keliaran Reza dalam berimajinasi dan kepiawaiannya merangkai kalimat puitis bertabur metafora untuk mendeskripsikan ceritanya. Seperti pada kisah Ketukan Pertama, tatkala Reza mengeluhkan punya persoalan dengan sandalnya, dia menuliskan:

"Talinya menggigit kulit seperti anak kucing mengasah gigi."

Itu sungguh menggemaskan. Reza sendiri juga tergolong unik, konon dia fobia buncis karena menganggap buncis adalah sayuran yang bisa menjerit saat digigit, wkwkwk... (Saking penasarannya, soal buncis ini saya tanyakan langsung ke Reza. Lalu, jawab Reza: "Haha belum selevel fobia sih. Tapi nggak sanggup makan buncis karena tiap digigit bikin sekujur badan ngilu.")

Dan seperti kata Reza, buku ini sangat cocok untuk mereka yang suka bertualang, mendaki, ngedengerin Banda Neira sambil ngopi, atau juga untuk yang ingin mati, ingin sendiri, dan ingin pergi. Buku ini adalah jawaban atas kegelisahan-kegelisahan tadi.

Barangkali karena perjalanan hidup saya yang selama ini cenderung lempeng-lempeng saja, sejujurnya saya merasa agak kurang relate dengan beberapa bagian kisah dewasa dalam buku ini. Apalagi saat membaca penggalan aktivitas personal Reza yang dipaparkan secara gamblang. Walau hanya sekilas-sekilas, namun bagi saya tetap saja terkesan vulgar.

Kendati demikian, sebagai seorang ibu yang memiliki anak laki-laki yang sedang beranjak remaja, saya sangat mengapresiasi Reza yang telah berinisiatif membagikan cerita perjalanannya ini. Karena rasa kecewa, gairah, amarah, mimpi buruk, dorongan ingin memberontak pada hidup yang penuh dengan tekanan dan segala bentuk pergolakan batin khas anak muda, seluruhnya tertuang dalam buku ini. Sehingga membuat saya lebih melek dalam melihat sisi lain kehidupan anak muda, yang bahkan tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Tentu bukan fokus pada cerita kelam, kemuraman dan umpatan-umpatannya, tapi pada semangat dan upaya untuk bangkit dari keterpurukan.

Perjalanan pulang ke Rinjani ini, Reza jadikan sebagai pemungkas masa mudanya, dan semacam pintu menuju cara hidup baru. Sebab setiap manusia, sehancur apa pun proses hidupnya, selalu bisa memulai lagi sekalipun itu tak mudah. Kisah ini dibuat sebagai catatan bahwa diri manusia bisa terpecah-belah, namun ia pun sanggup tersusun kembali dengan cara-caranya yang ajaib.

Ngomong-ngomong, saya jatuh hati pada rentetan diksi sastrawi yang tertulis di akhir catatan perjalanannya:

"Saat gorden terbuka, matahari duduk di tepi ranjang bersamaku. Selembar sinarnya jatuh di wajah bayangan lamaku yang terkapar di lantai. Kami bertatapan lagi. Kantung matanya masih berlipat-lipat, bibirnya masih memayung kena pukul badai. Dia berusaha sembunyi ke bawah ranjang, tapi kubilang, aku tahu apa yang telah terjadi dan kita tahu itu semua layak dijalani. Sampai di sini, kita percaya manusia selalu sanggup memulai jalan setapaknya sendiri."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun