Mohon tunggu...
Miki Okta Viola S.B
Miki Okta Viola S.B Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Undip

KKN TEMATIK UNDIP X EXOVILLAGE 2021

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa KKN Tematik UNDIP x Exovillage, Membantu Mengembangkan Potensi Desa

26 Desember 2021   09:21 Diperbarui: 26 Desember 2021   10:05 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

                                                                                                    

Padangsari adalah bagian dari Wilayah Kelurahan Pedalangan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 1992 tentang Pembentukan Kecamatan di Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Purbalinggo, Cilacap, Wonogiri, Jepara,  Kendal, serta Penataan Kecamatan di Wilayah Kota madya Daerah Tingkat II Semarang dalam Wilayah Propinsi Jawa Tengah.  Sehingga terbentuklah kelurahan Padangsari  menjadi salah satu Kelurahan di Kecamatan Banyumanik Kota Semarang. Kantor Kelurahan Padangsari berada di Jalan Wisma Prasetya No. 1 Padangsari, Banyumanik Semarang. Kelurahan Padangsari berada di pinggir kota letaknya cukup strategis karena berada tengah wilayah Kecamatan Banyumanik Kota Semarang, yang masyarakatnya 80% lebih bertempat tinggal di Perumnas/Perumahan dan padat penduduknya.
Kelurahan Padangsari terdiri dari 17 Rukun Warga (RW) dan 98 Rukun Tetangga (RT) dengan jumlah 3262 Kepala Keluarga (KK). Data tahun 2019  jumlah penduduk sebesar 12.488 jiwa  yang terdiri dari 6047 jiwa  penduduk lakilaki dan 6441 jiwa perempuan.

Potensi Kelurahan Padangsari cukup baik karena memiliki 36 Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan UKM  sebanyak 36 UMKM yang terdiri dari UMKM wingko babat, kerajinan batik, pengrajin tempe, telur asin, serundeng tradisional, bandeng presto, kerajianan tangan, kerajinan tas rajut, kemudian ada pasar dan tempat penginapan.

Menurut data Kementerian Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (UMKM) tahun 2018, jumlah pelaku UMKM sebanyak 64,2 juta atau 99,99% dari jumlah pelaku usaha di Indonesia. Daya serap tenaga kerja UMKM adalah sebanyak 117 juta pekerja atau 97% dari daya serap tenaga kerja dunia usaha. Sementara itu kontribusi UMKM terhadap perekonomian nasional (PDB) sebesar 61,1%, dan sisanya yaitu 38,9% disumbangkan oleh pelaku usaha besar yang jumlahnya hanya sebesar 5.550 atau 0,01% dari jumlah pelaku usaha. UMKM tersebut didominasi oleh pelaku usaha mikro yang berjumlah 98,68% dengan daya serap tenaga kerja sekitar 89%. Sementara itu sumbangan usaha mikro terhadap PDB hanya sekitar 37,8%.

Namun, di awal tahun 2020 sekitar bulan Februari  virus Covid 19 mulai melanda Indonesia. Pandemi Covid 19 sudah hampir 2 tahun di Indonesia dan selama itu sektor usaha terdampak akibat pandemi ini, karena adanya pembatasan sosial yang dimana banyak sektor-sektor yang ditutup serta masyarakatnya dilarang berpegian jika tidak membeli kebutuhan rumah tangga, serta sekolah dan kerja dilakukan di rumah secara daring. Banyak usaha UMKM yang terkena dampaknya secara langsung pendapatannya menurun, karyawan mengalami pemutusan hubungan kerja  bahkan hingga gulung tikar.

Setelah hampir 2 tahun Indonesia mulai melonggarkan pembatasan sosial untuk memulihkan fundamental ekonomi melalui perbaikan infrastruktur, pemberdayaan usaha mikro dengan memberikan hibah bagi usaha pemula, menambah dana LPDB (Lembaga Pengelola Dana Bergulir) dan Koperasi UMKM yang dapat digunakan untuk pinjaman murah bagi UMKM.

Untuk itu, Kami mahasiswa dan mahasiswi  mahasiswa Universitas Diponegoro ikut berpartisipasi aktif dalam melancarkan program KKN Tematik Undip X Exovillage 2021 untuk menggencarkan program pemberdayaan potensi desa di Kelurahan Padangsari, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang. Program KKN ini memiliki tujuan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki setiap desa kepada masyarakat di era digital dalam mewujudkan literasi digital di era post-pandemi. Program ini bekerja sama dengan beberapa pemilik dan karyawan UMKM atau disebut kader, yang akan diberikan pelatihan oleh tim Exovillage oleh karena itu diharapkan dapat berjalan sesuai yang diinginkan. Mahasiswa juga membuat roadmap destinasi untuk mengembangkan potensi desa.

Dan kami berharap agar pelaku usaha UMKM terus berpikir kreatif dan berinovasi dalam menciptakan produk-produk unggulan, membranding destinasi, kuliner, UMKM dan mengingatkan untuk selalu menjaga kelestarian potensi wisata masing - masing desa agar lebih di kenal oleh masyarakat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun