Mohon tunggu...
Mikhail A.
Mikhail A. Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Seorang mahasiswa semester 8 dengan jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Airlangga yang ingin belajar lebih dalam mengenai bidang media, termasuk jurnalistik.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Mahasiswa BBK 5 UNAIR: Inovasi Pengolahan Limbah Padat dengan Komposting, Solusi Permasalahan Lingkungan di Kelurahan Banjar Sugihan RW 4 (Surabaya)

25 Januari 2025   20:34 Diperbarui: 25 Januari 2025   20:54 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash


Berbicara perihal sampah, tidak dapat dipungkiri bahwa sampah merupakan suatu hal yang terus meningkat secara signifikan. Seiring dengan peningkatan sampah, pengelolaan sampah menjadi jawaban dalam mengurangi sampah. Pengelolaan sampah yang kurang tepat dapat berdampak pada masalah kesehatan warga sekitar. Hal ini menjadi kesulitan tersendiri bagi pedesaan maupun perkotaan, khususnya Kelurahan Banjar Sugihan RW 4.

Meninjau permasalahan lingkungan yang ada, mahasiswa BBK 5 Universitas Airlangga memberikan sosialisasi serta demonstrasi pengolahan limbah padat dengan komposting. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran warga Banjar Sugihan RW 4 mengenai pentingnya pengolahan sampah yang tepat dan dampak kesehatan yang timbul akibat sampah yang menumpuk. Kegiatan ini dihadiri oleh Kader Surabaya Hebat (KSH) yang berjumlah 44 peserta, juga Ibu Ketua KSH yakni Ibu Zeniwati. Program kerja terkait dilaksanakan pada hari Jumat, 24 Januari 2025 di Balai Gor Galing, RW 4. 

Program kerja diawali dengan pemberian wawasan mengenai urgensi menjaga lingkungan dan permasalahan sampah yang ada di sekitar warga. Selain itu, mahasiswa juga memberikan pemahaman mengenai apa saja media maupun peralatan yang digunakan dalam pembuatan komposting. Media-media yang dibutuhkan, berupa pupuk organik, sampah organik, EM4 dan molase, sekam padi, dan air. Sedangkan, peralatan yang digunakan berupa tempat kompos, sarung tangan, dan pengaduk. Tidak hanya sampai situ, para peserta juga mendapatkan informasi secara rinci mengenai struktur pembuatan komposting. Struktur yang dimaksud yakni pupuk organik di lapisan paling bawah, dilanjutkan dengan sampah organik,  yang kemudian ditutup kembali dengan pupuk organik, dan diakhiri dengan sekam padi di lapisan paling atas.

Mahasiswa BBK 5 Universitas Airlangga juga memberikan praktik pembuatan komposting untuk membantu warga RW 4 dalam mengurangi permasalahan sampah yang ada. Pembuatan kompos diawali dengan memasukkan pupuk organik sebagai dasar pada compost bag. Setelah itu ditambahkan sampah organik diatas pupuk organik tersebut. Diatas sampah organik dituangkan campuran EM4 dan molase. Dalam pembuatan cairan tersebut ditakar sebesar 10 ml EM4 : 10 ml molase : 500 ml air. Cairan EM4 sendiri mengandung mikroorganisme pengurai sampah organik yang dapat membantu proses pengomposan berjalan lebih cepat, sedangkan molase berfungsi sebagai sumber energi untuk mikroorganisme pengurai. Setelah menambahkan cairan tersebut, diberikan pupuk organik dan sekam padi pada bagian paling terakhir guna menjaga kelembaban dari pupuk kompos tersebut. Perlu dilakukan pengadukan secara merata agar proses penguraian sampah organik oleh mikroorganisme dapat berjalan dengan lancar, sehingga pupuk kompos yang dihasilkan sesuai dengan Standar Nasional Indonesia 19-7030-2004 tentang "Spesifikasi Kompos Dari Sampah Organik Domestik" yaitu kompos yang sudah matang akan memiliki bau seperti tanah dan berwarna hitam.

Dalam memberikan wawasan, mahasiswa memiliki tantangan tersendiri yakni, para peserta dapat memahami materi secara jelas, khususnya mengenai demonstrasi pembuatan komposting. Hal ini terbilang cukup sulit dan menantang mengingat peserta yang hadir berjumlah 44 peserta ibu-ibu KSH sehingga perlu dibuat layout yang membuat setiap peserta bisa melihat secara jelas. Di samping itu, demonstrasi yang dilakukan melibatkan peserta yakni 2 Ibu KSH untuk ikut mempraktekkan secara langsung. Hal ini ditujukan agar pihak peserta bisa memahami demonstrasi secara lebih mudah. Setelah demonstrasi, mahasiswa memberikan beberapa media terhadap KSH agar dapat dikelola oleh pihak RW 4. Media-media yang diberikan berupa 44 botol kecil dengan isi campuran EM4, molase, dan air, kemudian terdapat compost bag dan sekam padi. Kegiatan ini disambut secara antusias oleh para peserta. Hal ini terlihat dari pemberian kesan dan pesan oleh peserta saat kegiatan berakhir.

"Sangat bermanfaat, dengan adanya sosialisasi kompos ini, kita bisa memanfaatkan sampah dengan baik dan bijak," ungkap Noneng Sumartini, salah satu peserta, Jumat (24/1/2025).

Ulasan lain juga diberikan oleh para peserta dengan sebagian besar memberikan apresiasi terhadap kegiatan yang diberikan. Dengan ini, mahasiswa berharap setiap peserta dapat memahami pentingnya menjaga lingkungan terkait sampah dan dampak sampah terhadap kesehatan. Kegiatan pun ditutup dengan sesi dokumentasi dan makan konsumsi bersama dengan para peserta.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun