Kita adalah sepasang sepatu
Selalu bersama tak bisa bersatu..
Siapa yang tak tahu lagu dengan judul "Sepatu" yang dinyanyikan oleh Tulus ini? Lagu yang dirilis pada 2014 ini mendapatkan nominasi Indonesian Choice Award untuk Song of The Year. Namun kita tidak akan membahas mengenai sepatu yang digunakan oleh Tulus ini, melainkan sepatu yang biasa kita gunakan.
Nike adalah perusahaan pakaian, sepatu, dan alat-alat olahraga yang berasal dari Amerika Serikat. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1964 yang dikenal sebagai nama Blue Ribbon Sports dan berganti nama menjadi Nike pada tahun 1978.Â
Perusahaan ini didirikan oleh Bill Bowerman dan Phil Knight. Sedangkan untuk di Indonesia sendiri, Nike masuk pada tahun 1988 dan terus berkembang hingga saat ini. Sepertiga dari jumlah sepatu Nike di dunia merupakan hasil olahan dari Indonesia, apakah itu menakjubkan?
Di antara kalian pembaca tulisan ini, apakah kalian menggunakan produk dari Nike? Tentu produk ini merupakan suatu produk yang sangat populer untuk kalangan menengah ke atas. Produknya dapat dibeli dengan harga yang cukup murah sehingga bisa dibeli dan digunakan oleh banyak orang hingga ada pula produk limited edition yang harganya terbilang cukup tinggi.
Dilansir dari suara.com, pendapatan Nike pada kuartal II tahun 2018 mencapai sebesar 9,37 miliar dollar Amerika Serikat, jumlah tersebut naik secara signifikan dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang pendapatannya mencapai 8,55 miliar dollar Amerika Serikat.
Sebelum membahas lebih jauh mengenai Nike, ada sesuatu yang perlu diketahui yaitu tentang culture jamming. culture jamming adalah gerakan yang dilakukan untuk mengkritik budaya konsumerisme yang dibuat oleh suatu brand menggunakan sindiran.
Mari kita lanjutkan, di balik kesuksesan Nike ini terdapat beberapa hal yang nyeleneh dan membuat kita geleng-geleng kepala. Seperti yang dikatakan di atas bahwa hampir satu per tiga produk Nike yang beredar di dunia merupakan hasil olahan dari Indonesia. Hal tersebut dapat membantu perekonomian Indonesia karena menjadi salah satu supplier terbesar.
Nike memang dapat membantu orang-orang yang membutuhkan pekerjaan, namun dilansir melalui liputan6.com, Nike dikecam karena menjual produk dengan harga yang tinggi tetapi membayar buruh yang memproduksi produk tersebut dengan harga yang sangat rendah.
Saya merupakan fans klub sepakbola di Inggris yaitu Manchester United. Nike merupakan sponsor dari jersey Manchester United sampai tahun 2014. Karena kecintaan saya kepada klub tersebut, saya dibelikan jersey Manchester United seharga 600 ribu rupiah di salah satu toko Nike 7 tahun lalu. Saat ini jersey-jersey Nike pada klub sepakbola di Inggris dijual dengan harga satu juta ke atas.
Produk-produk buatan Indonesia tersebut dijual dengan harga mahal, namun para buruh yang bekerja keras hanya mendapatkan bayaran sekitar 50 sen per jam atau setara dengan 5.600 rupiah untuk membuat kaos ini pada tahun 2014.
Maka dari itu banyak kritik-kritik bermunculan kepada brand Nike ini, seperti gambar di bawah ini.
Nike dikenal dengan logonya simple, elegan, dan berbentuk seperti lambang centang. Lambang centang tersebut dikombinasikan dengan kata slavery yang berarti perbudakan. Kemudian huruf v diganti dengan logo centang sehingga memunculkan sindiran kepada Nike.Â
Ada juga gambar seperti di bawah ini yang menggambarkan bagaimana anak di bawah umur dengan gaji rendah sedang menjahit sepatu Nike. Gambar ini juga dilengkapi dengan slogan dari Nike yaitu just do it.
Deil, S. A. F. (2014, April 10). Nike dikecam gara-gara kasih upah rendah ke buruh RI. Liputan6.com.
Kusuma, A. I. (2018, Desember 21). Nike raup keuntungan 9,37 miliar dollar AS di penghujung 2018. Suara.com.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H