Mohon tunggu...
mikhael rian
mikhael rian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa ilmu komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta yang rajin menabung dan tidak sombong

jarang aktif, sibuk ibadah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bersama Komunitas Menggapai Langit

23 Maret 2021   21:21 Diperbarui: 23 Maret 2021   21:37 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Silabus.org

Menurut kalian apa harta yang paling berharga? Apa itu keluarga? Uang? Sahabat? Tentu itu semua sangat berharga. Namun ada satu hal yang paling berharga, yaitu ilmu. Ilmu akan selalu melekat dalam diri kita dan dari ilmu tersebut kita bisa mencari harta-harta duniawi lainnya. Dengan ilmu kita bisa membentuk diri menjadi pribadi yang lebih baik dengan pemikiran yang matang dan rasional.

Pendidikan sekolah adalah salah satu cara kita untuk mendapatkan ilmu. Seperti yang ditetapkan oleh pemerintah bahwa masyarakat Indonesia diharuskan untuk menjalani wajib belajar 12 tahun yaksi sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas ataupun sederajat. Program tersebut sudah dilaksanakan sejak Juni 2015. (edukasi.kompas.com).

Dilansir dari tempo.co, tingkat partisipasi masyarakat Indonesia dalam hal pendidikan naik setiap tahunnya. Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan atau yang biasa disingkat dengan TNP2K mencatat bahwa sebanyak 1.228.792 anak usia 7-12 tahun tidak bisa merasakan bangku sekolah. Hal ini juga terjadi kepada 936.674 jiwa berusia 13-15. Sementara itu ada yang lebih mengejutkan bahwa 2.420.866 anak berumur 16-18 tidak bersekolah. Jika ditotal terdapat sekitar 4.586.332 anak yang tidak bisa mendapatkan pendidikan.

Indonesia sendiri saat ini menduduki posisi ke 108 dunia dengan skor 0,603. Angka ini berada dibawah Mongolia, Samoa, dan Palestina. Dari data yang dihasilkan dapat dilihat bahwa hanya sekitar 44% masyarakat yang menyelesaikan masa SMA, dan sebesar 11% masyarakat putus pendidikan. (siedoo.com)

Kurangnya pendidikan di Indonesia ini dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti :

1. Sarana fisik yang rendah

Seperti yang kita tahu bahwa masih banyak infrastruktur sekolah yang kurang diperhatikan, bahkan bisa dibilang tidak layak pakai. Dilansir dari money.kompas.com, dikatakan bahwa hanya sekitar 25% infrastruktur ruang kelas di sekolah dasar yang layak pakai, sedangkan 40% ruang kelas layak pakai di jenjang sekolah menengah.

2. Kualitas guru yang kurang

Dikutip dari Magdalene.co, tingkat kualitas guru merupakan salah satu akar dari minimnya pendidikan di Indonesia. Sekitar 1,3 dari 1,6 juta guru di Indonesia tidak bisa mencapai hasil minimum dalam uji kompetensi guru yang diadakan dari tahun 2012 sampai dengan 2015.

3. Biaya pendidikan yang mahal

Saat ini tidak semua masyarakat dapat mengenyam pendidikan dikarenakan terbatasnya uang yang mereka miliki, walaupun program wajib belajar 12 tahun telah dijalankan namun masih saja terdapat kendala-kendala dalam biaya. Terlebih lagi bagi teman-teman kita yang tinggal di pelosok.

Lantas bagaimana nasib pendidikan Indonesia di masa pandemi seperti sekarang ini? Sebanyak 185.552 sekolah menjalankan pembelajaran jarak jauh, dan sebanyak 34.200 sekolah diperbolehkan untuk menjalankan pembelajaran secara tatap muka. (yoursay.suara.com). Tentu dalam pembelajaran jarak jauh ini pendidikan yang dilaksanakan tidak se-efektif pembelajaran tatap muka dikarenakan masih banyak masyarakat yang belum mampu ataupun mempunyai alat dan internet yang memadai.

Kita sebagai generasi muda hendaknya memperhatikan bagaimana mengkhawatirkannya pendidikan di Indonesia ini. Kita dapat membuat ataupun bergabung dengan komunitas-komunitas daring yang tersebar di seluruh penjuru. Dengan bergabung dan turut aktif di komunitas edukasi, kita dapat menyumbangkan ilmu kita agar dapat bermanfaat bagi teman-teman kita yang terdampak pandemi ini. Seperti misalnya dengan mengadakan webinar tentang pendidikan, mengorganisir kegiatan tanya jawab dengan tenaga pendidikan, dan bahkan kita bisa membantu dengan mengajar teman-teman kita.

Tunggu apalagi? Dengan ilmu dan dukungan internet, kita bisa membantu teman-teman yang masih minim pendidikan di Indonesia. Mari bergabung dengan komunitas pendidikan, dan majukan bangsa!

Daftar Pustaka

Agany, V. (2021, Februari 21). Realitas Pendidikan di Masa Pandemi, Masalah atau Solusi?. Yoursay.suara.com.

Ali, M. N. (2018, April 7). Peringkat Pendidikan Indonesia dan Budaya Buruknya. siedoo.com.

Edukasi.kompas.com. (2015, Januari 13). Puan Maharani : Wajib Belajar 12 Tahun Dimulai Juni 2015.

Money.kompas.com. (2020, Juni 24). Infrastruktur Sekolah di Indonesia Dianggap Kurang, Ini Penyebabnya Menurut Bank Dunia.

Revina, S. (2020, Oktober 13). Mengapa Kualitas Guru di Indonesia Masih Rendah?. Magdalene.co.

Tempo.co. (2021, Maret 23). Partisipasi Pendidikan Naik Tapi Jutaan Anak Indonesia Masih Putus Sekolah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun