Kerja merupakan hal yang harus dilakukan oleh semua orang dalam rangka untuk mencukupi dan memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya. Bila seseorang tak bekerja maka hampir bisa dipastikan ia tidak dapat hidup atau ia akan menyusahkan orang lain. Kerja itu pada hakikatnya baik tetapi seperti yang sudah kita semua ketahui, segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik termasuk juga dalam hal bekerja. Terlalu keras bekerja akan merusak darah di dalam diri kita. Kok bisa?
Sebelumnya Apa itu darah?
Menurut KBBI darah adalah cairan terdiri atas plasma, sel-sel merah dan putih yang mengalir dalam pembuluh darah manusia atau binatang. Bisa dilihat darah ada 3 macam yaitu plasma darah (trombosit) yang berfungsi untuk mengangkut dan mengedarkan zat-zat penting ke seluruh tubuh, sel darah merah (eritrosit) berfungsi untuk mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh dan membawa karbondioksida menuju paru-paru dan juga sel darah putih (leukosit) yang berfungsi berfungsi untuk melawan penyakit . Darah yang akan saya bahas disini adalah eritrosit.
 Sel eritrosit berbentuk bikonkaf (cekung di kedua sisinya), memiliki diameter kurang lebih 7,65 m, dan tidak memiliki inti sel. Eritrosit berwarna merah karena selnya memiliki hemoglobin (Hb) yang unsur pembuatnya adalah zat besi (Fe). Hemoglobinlah yang berperan dalam pengikatan oksigen di eritrosit. Setiap eritrosit mengandung sekitar 300 juta hemoglobin yang mampu mengikat oksigen. Jumlah eritrosit pada manusia berbeda-beda dengan rata-rata untuk pria sehat antara 4,2-5,4 juta sel/mm3 darah, sedangkan pada wanita sehat berkisar antara 3,8-4,8 juta sel/mm3 darah.
Lalu bagaimana proses pembentukan darah?
Proses pembentukan darah atau dalam bahasa ilmiahnya eritropoiesis diawali di sumsum merah tulang dan dikontrol oleh hormon bernama eritropoietin. Hormon ini diproduksi oleh fibroblas di bagian kapiler ginjal. Banyaknya hormon eritropoietin memproduksi eritrosit dipengaruhi oleh persediaan oksigen dalam tubuh dan bekerja berbanding terbalik.
 Jika kandungan oksigen dalam tubuh sedang banyak-banyaknya maka produksi sel darah merah akan berkurang begitu juga sebaliknya. Sama seperti salah satu judul lagu Peterpan yaitu Tak Ada yang Abadi, begitu juga eritrosit tidak hidup selamanya. Eritrosit hidup kurang lebih selama 120 hari dan setelah itu rusak dan di"matikan" di limpa. Tetapi tenang aja saat eritrosit kalian mati maka kalian tidak akan ikut mati karena eritrosit juga terus dibentuk dalam sebuah siklus.
Nah sekarang mengapa kerja keras bisa merusak darah?
Di jaman globalisasi seperti saat ini yang segalanya serba cepat dan semuanya terasa terhubung, batas-batas kota, provinsi, pulau, negara, bahkan benua seakan-akan sudah lenyap dan informasi sudah tak terbendung lagi. Informasi yang tersebar termasuk budaya atau gaya hidup yang bermacam-macam. Salah satunya gaya hidup mewah dan borjuis menjadi salah satu hal yang dibawa oleh arus globalisasi ini. Orang-orang berusaha untuk bisa merasakan hal itu dengan bekerja keras.
 Kerja keras yang dilakukan oleh seseorang bahkan harus lebih keras lagi di jaman ini karena populasi manusia yang terus-menerus bertambah banyak yang secara langsung berdampak pada tingkat persaingat yang meningkat di berbagai aspek, salah satunya dalam lingkungan pekerjaan.Â
Orang harus bersusah payah untuk mendapatkan pekerjaan dengan bersaing dengan pelamar lainnya dan saat sudah mendapat pekerjaan ia tetap tidak bisa bermalas-malasan dalam bekerja karena banyaknya sumber daya lain yang masih menganggur yang siap menggantikannya kapan saja.Â
Hal ini berlaku sama untuk para pelaku wiraswasta. Saat seseorang ingin membuat produk atau startup ia harus bersaing dengan begitu banyak perusahaan-perusahaan lain yang sudah berdiri dan ditambah lagi orang lain yang juga baru mulai yang tentunya juga memiliki ide-ide yang tak kalah brilian. Kerja ekstra keras sangatlah dituntut untuk bisa bertahan hidup saat ini karena memang itulah tuntutan jaman ini.
Nah masalahnya adalah kerja keras yang kita lakukan saat ini berbeda dengan kerja keras yang dilakukan orang di jaman dahulu. Jaman dahulu orang bekerja keras dengan benar-benar mengeluarkan energinya dalam bentuk fisik seperti pergi ke sana ke mari dan mengangkat sana-sini, tidak seperti orang jaman sekarang yang bekerja terlalu keras tetapi energinya itu, kerja kerasnya itu dalam bentuk pikiran.
 Secara fisik orang masa kini seharusnya tidak capek karena orang itu tidak melakukan gerakan sebanyak, seberat dan sejauh orang-orang jaman dahulu yang sampai bermil-mil jauhnya dengan menggunakan sepeda atau  mungkin berjalan kaki. Penelitian baru-baru ini menemukan bahwa pada dasarnya manusia didesain untuk bergerak, bukan untuk diam di suatu tempat, duduk berjam-jam lamanya menatap layar komputer di kantor misalnya.
Saat seseorang melakukan hal itu, bekerja keras dengan tidak banyaknya aktifitas fisik, otak dan pikirannya merasa lelah karena energi tentu saja telah banyak digunakan untuk berpikir dan fokus tetapi di sisi lain tubuhnya tidak merasa kelelahan karena ya memang untuk fisik hanya digunakan untuk duduk dan berjalan dalam jarak yang tidak terlalu jauh. Tubuh akan membacanya sebagai aktifitas yang sedikit dan inilah yang mempengaruhi kuantitas darah.
 Karena dianggap melakukan sedikit aktifitas maka peredaran darah berjalan dengan lambat dan kuantitas dibawah normal karena bekerja keras seperti itu tidak memacu anggota tubuh seperti jantung untuk bekerja keras yang berfungsi untuk mengedarkan darah ke seluruh bagian tubuh. Kualitas yang berkurang juga disebabkan banyaknya aktifitas tetapi bukan karena kurangnya aktifitas fisik melainkan karena stress.
Beban pikiran yang banyak yang selalu dipaksa untuk bekerja keras lama-kelamaan akan menyebabkan stress. Kurangnya aktifitas fisik akan membuat stress bertambah parah karena bila seseorang berolahraga dan aktifitas fisik lainnya dapat membantu meredakan stress dan membuat kualitas tidur lebih baik. Kualitas tidur yang kurang baik akan menybabkan seseorang yang sudah stress semakin tidak bisa lepas dari stressnya. Seperti yang tertulis di dalam health.detik.com "Selama istirahat, darah mengalir dari otak, melemaskan arteri dan membuat anggota tubuh yang lebih besar.
 Sel-sel dan jaringan yang memecah untuk menghasilkan limbah beracun juga menjadi kurang aktif saat tidur. Hal ini memberikan kesempatan untuk jaringan yang rusak untuk dibangun kembali". Oleh karena itu, apabila seseorang menjadi kurang tidur karena terlalu sibuk bekerja dan stress, berarti orang tersebut tidak memberikan kesempatan bagi sel-sel dalam tubuhnya untuk beregenerasi. Saat proses regenerasi tidak bisa dilakukan dangan normal maka kita tahu apa yang akan terjadi.
 Darah akan tetap direproduksi karena tubuh memerlukannya tetapi karena kondisi tubuh yang ibaratnya sedang "rusak" maka darah yang dihasilkan pun tidak sebaik saat tubuh dalam kondisi sehat. Ini akan berpengaruh pada proses penangkapan oksigen, ini yang akan membuat kita lemas dan merasa lelah meski kita merasa belum melakukan apa-apa.
Selain kita yang dapat mengalami stress ternyata sel darah merah juga dapat terkena stress. Stress pada sel darah merah bukan karena pekerjaannya tetapi karena adanya perubahan dalam struktur ikatan kimia dalam eritrosit itu sendiri yang karena pengaruh radikal bebas. Stress ini bernama stress oksidatif. Mengapa bisa eritrosit terkena radikal bebas. Dalam eritrosit itu sendiri ia bisa terkena karena tidak adanya inti sel. Faktor dari luar yang menyebabkan kemungkinan sel darah merah mengalami stress oksidatif adalah dari lingkungan kita bekerja itu sendiri dan perjalanan yang ditempuhnya.Â
Apakah selama bekerja seharian teman-teman anda atau mungkin malah anda sendiri merokok? Apakah selama perjalanan berangkat kantor dari rumah maupun pulang kantor banyak mencium asap polusi udara karbon monoksida? Apakah karena tuntutan pekerjaan yang tinggi sehingga anda sendiri tidak mempunyai banyak waktu untuk makan sehingga memutuskan untuk memesan junk food / makanan cepat saji lalu memakannya? Pertanyaan ini hanya anda sendiri yang bisa menjawabnya. Bila anda menjawab iya dan hal itu dilakukan secara terus-menerus dalam waktu yang berkepanjangan maka stress oksidatif itu akan berlangsung terus. Lama-kelamaan toleransi dinding eritrosit habis dan menyebabkan rusaknya eritrosit secara permanen.
Berolahraga, menghindari rokok dan polusi kendaraan, juga menjaga pola makan yang sehat dan bergizi sangat penting untuk menjaga kualitas sel darah merah. Makanlah makanan yang mengandung zat besi yang berguna dalam pembentukan sel darah merah seperti pada ikan, sayur, kacang-kacangan, dan juga daging merah. Jangan sampai kesibukan anda dan kerja keras anda berbalik mencelakai diri anda sendiri sehingga anda sendiri tidak bisa menikmati hasil kerja keras anda. Kerja keras memang perlu tetapi ingat jangan hanya pikirannya tetapi fisiknya juga. Semoga artikel ini bisa membantu pembaca dan menjadi solusi bagi mereka yang sering merasa kelelahan dalam bekerja karena tuntutan pekerjaan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI