Bagian kepala terbuat dari gliserol dan fosfat dan bersifat hidrofilik (suka air) sehingga menghadap ke luar. Bagian ekor terbuat dari asam lemak dan bersifat hidrofobik (tidak suka air) sehingga berada di sisi dalam bilayer. Molekul-molekul berukuran kecil seperti CO2dan H2O bisa masuk fosfolipid bilayer. Membran plasma memiliki sifat semi permeabel. Permeabel memiliki arti boleh lewat atau masuk. Maka sesuatu yang semi permeabel berarti membolehkan sesuatu (molekul) masuk ke dalam sel tetapi tidak semua molekul bisa masuk keluar melewati membran seenaknya. Berarti dalam sel, sitoplasma berfungsi seperti pintu dalam sebuah rumah.
Karena saya sudah membahas membran plasma rasanya tak adil bila tak menjelaskan mengenai dinding sel. Dinding sel sebenarnya mempunyai bentuk yang sama seperti membran sel dan mempunyai fungsi yang sama, hanya bedanya dinding sel lebih kuat, lebih padat, dan lebih kaku. Tidak elastis seperti pada membran plasma. Dinding sel terletak di tempat paling luar sel lebih depan dari membran plasma. Dinding sel pada tumbuhan terbentuk dari selulosa. Pada fungi pembentuk dinding selnya disebut kitin. Pada jaringan yang sudah dewasa atau mati dinding sel terbuat dari lignin. Fungsi dinding sel adalah sebagai penyokong tubuh dan pemberi perlindungan dari lingkungan luar. Walaupun kuat dan padat tetapi dinding sel masih bisa dilalui oleh air, oksigen, dan karbondioksida baik masuk maupun keluar sel. Dinding sel ternyata juga tidak dimiliki oleh semua makhluk hidup tetapi hanya dimiliki oleh tumbuhan dan fungi.
Organel lainnya ada ribosom. Ribosom berbentuk seperti butiran-butiran kecil. Saking kecilnya sehingga tidak dapat dilihat dengan mikroskop cahaya dan harus menggunakan mikroskop elektron. Ribosom tersusun dari protein dan RNA ribosomal (RNAr). Fungsi ribosom secara umum adalah tempat untuk melangsungkan sintesis protein internal (Penggabungan asam amino). Ribosom tersebar pada 2 tempat. Pertama tersebar di dalam sitoplasma, yang kedua ada di permukaan Retikulum Endoplasma. Ribosom yang melekat pada Retikulum Endoplasma akan mensintesis protein untuk dimasukkan ke lumen Retikulum Endoplasma.
Karena tadi sudah menyinggung sedikit tentang Retikulum Endoplasma maka akan saya bahas dahulu. Retikulum Endoplasma atau biasa juga disingkat dengan RE adalah membran yang tersusun dari kantung pipih tabung dua lapis membran yang meluas berkelak-kelok membentuk labirin dan menutupi sebagian besar sitoplasma. RE fungsinya seperti jalan raya karena menghubungkan membran inti dengan membran plasma. RE dibagi menjadi dua jenis yaitu RE kasar (RE Granuler) dan RE halus (RE Agranuler). Perbedaannya adalah RE kasar ditempeli ribosom di permukaannya sehingga strukturnya menjadi kasar sementara RE halus tidak ditempeli ribosom (bersih). Letak RE kasar lebih dekat dengan inti sel sementara RE halus adalah kelanjutan dari RE kasar. Baik RE kasar maupun RE halus keduanya masuk kedalam sistem yang disebut dengan sistem endomembran yang merupakan bagian dari transportasi membran sel.
Transportasi bila tadi di jalan hanya memindahkan barang atau orang maka di dalam sel terdapat tujuan lain mengapa zat harus di transport. Yang pertama adalah supaya energi bisa tersalurkan kedalam. Yang kedua agar zat-zat yang tidak diperlukan oleh tubuh bisa dikeluarkan. Yang ketiga berhubungan dengan derajat keasaman, transport dilakukan agar bagaimana caranya derajat keasaman tidak terlalu asam maupun basa. Yang terakhir menstabilkan derajat konsentrasi yang dibutuhkan di dalam lingkungan sel.
Transportasi Membran sel berdasarkan butuh tidaknya energi dibagi menjadi 2 yaitu transport aktif dan transport pasif. Seperti namanya transport pasif adalah transport yang tidak membutuhkan energi sama sekali. Yang termasuk kedalam transport pasif adalah difusi dan filtrasi. Difusi masih dibagi lagi menjadi 3 yaitu difusi sederhana, osmosis, dan difusi terfasilitasi. Sementara transport aktif adalah transport yang membutuhkan energi (ATP). Transport aktif dibagi menjadi 2 yaitu melalui pompa ion untuk yang melawan gradien konsentrasi dan makromolekul. Pompa ion terbagi lagi menjadi 3 jenis yaitu unipor, simpor, dan antipor. Untuk Makromolekul dilakukan dengan 2 cara yaitu Eksositosis (Keluar) dan Endositosis (Kedalam). Untuk memasukkan zat atau endositosis bisa dilakukan dengan fagositosis (makan) atau pinositosis (minum).Â
Mengapa ada transport yang tidak membutuhkan energi dan ada yang membutuhkannya? Ada beberapa alasan. Yang pertama adalah molekul yang ingin dipindahkan terlalu besar sehingga untuk memindahkannya butuh usaha ekstra dan tidak bisa hanya bergantung pada perbedaan tekanan dan perbedaan konsentrasi. Yang kedua adalah karena molekul tidak larut di sisi lipid membran karena polaritas yang berbeda. Yang terakhir karena molekul tersebut melawan gradien konsentrasi sehingga butuh energi untuk melawan arus.
Nah sepertinya untuk teori sudah cukup. Sekarang saya akan menjelaskan mengapa sel hewan mampu melakukan transportasi substansi (organik dan anorganik) lebih cepat daripada sel tumbuhan. Alasan pertama bisa dilihat dari struktur sel antara sel hewan dan tumbuhan itu sendiri. Dari yang sudah saya jelaskan sebelumnya bahwa sel tumbuhan mempunyai dinding sel yang tidak dimiliki oleh sel hewan. Menurutku membran sel yang lebih tipis dari dinding sel sudah seperti pintu yang memilih-milih apa yang boleh masuk dan apa yang tidak karena sifat semi permeabel nya.Â
Untuk sel tumbuhan yang mempunyai dinding sel yang kuat, padat dan kaku, pasti akan lebih sulit untuk menembus masuk ataupun keluar dari sana karena bahannya yang terbuat dari selulosa / kitin / lignin sehingga tentu proses untuk transportasi menjadi lebih lambat untuk sel yang terdapat dinding selnya. Ibaratnya sel hewan bila ingin memasukkan dan mengeluarkan zat-zat harus melewati pintu yang ketat maka sel tumbuhan bila ingin memasukkan dan mengeluarkan zat-zat dengan jenis dan jumlah yang sama selain harus melewati pintu membran sel sebelumnya harus melewati pintu yang besar dan kuat yang mungkin mendorongnya saja sudah setengah mati belum lagi harus berurusan dengan penjaga pintunya.
Alasan kedua yang terpikirkan mengapa transportasi zat organik dan anorganik pada sel hewan bisa lebih cepat daripada sel tumbuhan adalah dengan cara melihat geraknya secara langsung dalam keseharian. Kita semua tentu tahu bahwa gerakan tumbuhan cenderung pasif dan sangat lambat. Tumbuhan umumnya juga tidak bisa berpindah tempat sehingga energi yang dibutuhkan sedikit dan tidak serentak dalam waktu yang sama. Bandingkan dengan hewan yang dalam bisa berpindah tempat, mengeluarkan suara, dan melakukan aktivitas lainnya dalam waktu singkat. Dengan melakukan banyak aktivitas yang berbarengan seperti itu tentu saja membutuhkan energi yang besar dan bisa digunakan dan disuplai ulang dalam yang waktu singkat sehingga ketika masih ditengah-tengah aktivitas hewan tidak akan kehabisan energinya
Selain itu kita bisa menggabungkan ilmu biologi dan fisika untuk menjelaskan fenomena lebih lambatnya sel tumbuhan dalam melakukan transportasi. Seperti yang terdapat dalam hukum fisika gravitasi milik Isaac Newton, bahwa semua benda pada hakekatnya akan jatuh ke bawah karena terkena gaya gravitasi. Nah dalam tumbuhan kita tahu bahwa tumbuhan mengambil zat-zat dan unsur hara dari dalam tanah melalui akar dan membawanya perlahan-lahan keatas lewat jaringan transportnya.Â