Mohon tunggu...
MIKHAEL JAKSON USU
MIKHAEL JAKSON USU Mohon Tunggu... Lainnya - MAHASISWA UNIVERSITAS PAMULANG

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Guru : Pilar Pendidikan atau Beban Terabaikan

23 November 2024   14:50 Diperbarui: 23 November 2024   15:20 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kelas CK bersama ibu Syafaatul Hidayati S.Pd,M.Pd

"Guru adalah pilar utama dalam membangun dan membentuk masyarakat yang lebih baik, lebih inklusif, dan lebih berempati. Apakah guru adalah beban?Guru bukan beban, melainkan tenaga profesional yang memiliki peran penting dalam pendidikan"

Pendidikan merupakan jendela kehidupan. Melalui pendidikan, seorang individu menjadi memiliki sumber pengetahuan dan keterampilan yang dapat membantu mereka mencapai tujuan serta cita-cita. Selain itu, melalui pendidikan seseorang juga akan belajar tentang bagaimana berperilaku dan tumbuh di dalam lingkungan sosial. 

Salah satu aktor dan agen utama dalam mewujudkan pendidikan yang berkualitas adalah tenaga pendidik. Tenaga pendidik yang memiliki kualifikasi dan kemampuan yang baik dapat menciptakan seorang individu yang siap berkarir ke jenjang yang lebih besar. Oleh karena itulah, penting bagi seorang tenaga pendidik meningkatkan kemampuan, kepekaan, dan keterampilannya dengan berbagai upaya.

Guru yang memiliki sertifikasi dan kompetensi yang terjamin dapat meningkatkan kepercayaan diri tenaga pendidik itu sendiri, wali murid, siswa, dan masyarakat luar sehingga dengan penuh keyakinan dan percaya bahwa pendidikan adalah pilihan terbaik dalam membentuk jati diri seorang individu. Selain itu, sebagai upaya untuk mencapai pemahaman yang maksimal dalam pendidikan, seorang guru harus juga mengetahui empat pilar belajar dalam pendidikan. 

UNESCO telah mengembangkan empat pilar belajar, yaitu learning to know (belajar untuk mengetahui), learning to do (belajar untuk terampil), learning to be (belajar untuk menjadi seseorang), dan learning to live together (belajar untuk menjalani kehidupan bersama). Dengan bertumpu pada keempat pilar tersebut, baik tenaga pendidik dan peserta didik dapat menjadi agen perubahan bangsa dan membawa pendidikan di Indonesia pada taraf yang lebih baik lagi. 

Guru adalah pilar utama dalam membangun dan membentuk masyarakat yang lebih baik, lebih inklusif, dan lebih berempati. Guru bukan hanya pengajar, tetapi juga sebagai pembimbing, mentor, dan contoh teladan bagi siswa. Mereka membentuk karakter siswa, mengajarkan keterampilan sosial, dan mempersiapkan mereka untuk kehidupan di masyarakat. Mereka juga berperan sebagai penghubung antara siswa, orang tua, dan masyarakat.

Menjadi seorang guru merupakan pekerjaan yang sangat istimewa karena membutuhkan banyak keahlian yang harus dimiliki dalam membimbing generasi penerus. Generasi ini tentunya akan menghadapi tantangan profesi dan budaya sosial yang berbeda dengan guru yang lain. Keberhasilan guru dalam melaksanakan tugasnya tergantung pada kemampuan mereka sendiri.

Guru tidak hanya terbatas pada ruang kelas. Mereka juga terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler, mengawasi perubahan sosial di lingkungan sekolah, dan terlibat dalam inisiatif masyarakat. Guru menjadi agen perubahan yang mendorong siswa untuk terlibat dalam kegiatan sosial, sukarela, dan berkontribusi positif dalam masyarakat.

Guru merupakan pilar penting dalam pendidikan karena memiliki peran yang signifikan dalam membentuk karakter dan masa depan siswa: 

1. Sumber belajar

Guru yang kompeten dalam penguasaan materi pelajaran akan mampu menjawab pertanyaan siswa dengan penuh keyakinan. 

2. Pembimbing dan mentor

Guru membantu siswa mengatasi tantangan akademis dan pribadi, serta mengajarkan nilai-nilai penting seperti integritas, tanggung jawab, dan kerja keras. 

3. Pembentuk karakter

Guru berperan dalam membentuk karakter siswa dan mempersiapkan mereka untuk menghadapi masa depan. 

4. Pencipta masyarakat yang berpendidikan

Guru membantu menciptakan masyarakat yang berpengetahuan, berbudaya, dan berkembang. 

5. Pembentuk generasi yang sadar sosial

Guru mendorong pemikiran kritis, kreativitas, dan toleransi pada siswa. 

6. Pemfasilitator pembelajaran seumur hidup

Guru membantu generasi muda menjadi anggota aktif dalam masyarakat yang semakin kompleks dan dinamis. 

Berdasarkan data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Jumlah guru di Indonesia pada tahun 2024 diperkirakan mencapai 3.382.207 orang, dengan peningkatan 0,09% dari tahun ajaran sebelumnya. 

Berikut adalah beberapa data terkait jumlah guru di Indonesia:

1. Jumlah guru bersertifikat pendidik pada tahun 2023 adalah 1.274.486 orang, menurun dari tahun 2019 yang mencapai 1.392.155 orang. 

2. Jumlah guru ASN PPPK yang diangkat sejak tahun 2021 hingga 2023 adalah 774.999 orang. 

3. Jumlah guru di Indonesia pada tahun 2022 adalah sekitar 3,1 juta orang, terdiri dari 2,5 juta guru negeri dan 600 ribu guru swasta. 

4. Jumlah guru di Indonesia pada semester ganjil tahun ajaran 2023/2024 adalah 3,36 juta orang. 

Apakah guru adalah beban?Guru bukan beban, melainkan tenaga profesional yang memiliki peran penting dalam pendidikan. Seorang Guru bertugas mendidik, membimbing, mengajar, mengarahkan, menilai, melatih, dan mengevaluasi peserta didik. Guru juga berperan dalam membentuk kepribadian anak, mengembangkan sumber daya manusia (SDM), dan mensejahterakan masyarakat.Kinerja guru yang tinggi dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan keberhasilan proses pendidikan di sekolah. 

Dikutip dari Melintas.ID Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda mensinyalir bahwa pemerintah belum memandang guru sebagai investasi melainkan guru sebagai beban negara. Menurut Huda, ada 2 (dua) indikator yang menunjukkan pemerintah masih menganggap guru sebagai beban negara. Yang pertama adalah adanya Moratorium pengangkatan guru sebagai PNS dalam kurun waktu 12 tahun terakhir. Moratorium pengangkatan guru adalah kebijakan sementara untuk menghentikan proses penerimaan guru baru dalam satu institusi pendidikan dengan tujuan mengoptimalkan kinerja guru yang sudah ada dan mengurangi beban biaya bagi institusi pendidikan. Indikator kedua adalah pengangkatan guru honorer menjadi PPPK yang berjalan lamban. Oleh karena itu, Syaiful Huda mendorong pemerintah untuk terus memperjuangkan kapasitas dan kualitas kesejahteraan guru di Indonesia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun