Gunung Agung Bali sudah berstatus Awas. Fase waspada, siaga lalu awas semua muncul berurutan dalam waktu singkat.Â
Dilengkapi pula dengan turun gunungnya hewan-hewan liar, menandakan hampir pasti gunung Agung Bali akan meletus.
Dalam sejarah yang tercatat, gunung Agung telah meletus 4 kali di tahun 1808, 1823, 1843 dan terakhir tahun 1963.Â
Catatan sejarah letusan gunung Agung terjadi saat kepulauan Nusantara kembali disatukan dalam naungan satu rangkaian kekuasaan, sejak masa VOC.Â
Seperti diketahui, persekutuan dagang VOC yang mendapat mandat dari kerajaan Belanda untuk berkuasa di Nusantara sejak abad ke-17 (tahun 1600-an).Â
Sedankan kekuasaan seluas Nusantara sebelumnya adalah masa kerajaan Majapahit di  abad ke-13 dan sebelum itu adalah masa kerajaan Sriwijaya di abad ke-7.
Setelah berlalu dua ratusan tahun, VOC merosot karena masalah korupsi dan salah urus sehingga diambil alih oleh Kerajaan Belanda.
Gunung Agung meletus pertama di tahun 1808 beberapa tahun sebelum Kerajaan Belanda mengambil alih VOC pada tahun 1815.
Pada tahun 1823 gunung Agung kembali meletus. Dua tahun kemudian terjadi pemberontakan Pangeran Diponegoro meski dapat dikalahkan 5 tahun kemudian. Pada masa itu juga terjadi pemberontakan di Bone, dan Padri di Sumatra, yang semuanya juga dapat ditumpas.
Tahun 1843 gunung Agung kembali meletus. Tiga tahun setelah itu pasukan Belanda menyerbu kerajaan Buleleng Bali. Istana Singaraja dihancurkan.Â
Tahun 1963 gunung Agung meletus kembali. Nusantara sudah dalam naungan kekuasaan negara Republik Indonesia. Sekitar 2 tahun kemudian terjadilah pemberontakan G30S/PKI pada akhir September 1965.
Pemberontakan PKI berhasil ditumpas dengan cepat. Tapi rentetan peristiwa setelah itu adalah peralihan kekuasaan dari masa Presiden Soekarno sang Proklamator Negara Kesatuan Republik Indonesia yang telah berkuasa selama 20 tahun.
Pemegang kekuasaan selanjutnya adalah Presiden Soeharto. Pergantian masa kekuasaan ditandai dengan istilah era Orde Baru, sedangkan masa kekuasaan presiden Soekarno disebut Orde Lama.
Presiden Soeharto memerintah selama 32 tahun. Dan meski telah dijatuhkan tahun 1998 dan berganti dengan era reformasi, tapi mayoritas politisi, birokrat, pemegang kekuasaan di eksekutif, legislatif dan yudikatif di masa reformasi masih orang-orang Orde Baru.Â
Kelakuan korup yang menjadi alasan ditumbangkannya pemerintahan Soeharto pun belum berubah, bahkan semakin menggila dan merata dibandingkan di era Soeharto.
Kini di tahun 2017 gunung Agung Bali menunjukkan gejala pasti akan meletus kembali.
Bila tahun 2017 ini gunung Agung meletus, apakah mungkin beberapa tahun lagi juga akan terjadi peristiwa pemberontakan terhadap kekuasaan?
Atau akan terjadi peralihan ke era penguasa baru di Indonesia yang menandai perubahan signifikan dari warna kekuasaan era sebelumnya, Orde baru Soeharto?
Tahun 2019 akan dihelat Pilpres. Situasi politik Indonesia sejak Pilpres  2014 riuh, memanas dan terbelah dan tidak menunjukkan tanda mendingin.Â
Akankah letusan gunung Agung kali ini juga akan disusul dengan kejadian pemberontakan dan peralihan kekuasaan di Nusantara?
Apakah letusan gunung Agung di Bali memang menjadi pertanda?
Hehehehe.....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H