Ini bukan bicara ngawur, tetapi fakta sejarah yang terjadi dalam dunia sepak bola. Dimana Pep Guardiola menjadi pelatih klub di liga sepak bola suatu negara, kesebelasan nasional negara tersebut menjadi juara, baik Juara Piala Eropa, maupun juara Piala Dunia FIFA. Pep Guardiola menjadi pelatih tim FC Barcelona B pada tahun 2007 dan dilanjutkan menjadi pelatih tim senior FC Barcelona pada Mei 2008. Dan kita sama-sama ketahui, dengan banyak pemain Barca di timnas Spanyol menjadi juara di Piala Eropa 2008, disambung dengan menjadi juara Piala Dunia 2010 dan kembali menjadi juara di Piala Eropa 2012. Mulai tahun 2013 Pep melatih di klub FC Bayern Muenchen menggantikan Jupp Heynckes. Dan semalam kita menjadi saksi kesebelasan nasional Jerman memenangkan Piala Dunia 2014, mengukir sejarah menjadi negara Eropa pertama yang memenangkan Piala Dunia yang berlangsung di benua Amerika Latin. Sungguh fantastis !!!!! Memang negara dimana Pep melatih sudah maju persepakbolaannya. Dan klub yang dilatih Pep merupakan klub papan atas di negara tersebut yang menyumbangkan banyak pemain dalam timnasnya. Fakta berbicara bahwa meski negara-negara tersebut sudah maju sepak bolanya dan memiliki klub-klub sepak bola besar di level Eropa, tapi mereka tidak menjadi juara dunia dalam waktu yang cukup lama. Spanyol belum pernah menjadi juara Piala Dunia, dan terakhir menjuarai Piala Eropa tahun 1964. Jerman terakhir menjadi juara Piala Dunia pada tahun 1990 dan terakhir menjadi juara Piala Eropa pada tahun 1996. Kekuatan sepak bola di antara negara-negara Eropa cukup merata. Ada beberapa negara yang menjadi unggulan dalam Piala Eropa maupun Piala Dunia, tetapi dengan menyebarnya pemain-pemain sepak bola bermain di berbagai klub di negara-negara dengan liga sepak bola terkenal, membuat kekuatan sepak bola nasional negara-negara unggulan menjadi merata. Lalu apa pengaruh Pep Guardiola bagi dunia sepak bola negara tempat klub yang dilatihnya? Tambahan keberuntungan? Peningkatan teknik atau filosofi dalam permainan sepak bola? Sebagai negara-negara yang sudah memiliki pemain-pemain bola papan atas baik di liga maupun tim nasional, Pep memberikan polesan akhir yang menjadikannya nyaris sempurna, menjadikannya the dream team. Tidak seperti pelatih-pelatih sepak bola terbaik lainnya, Pep Guardiola memiliki filosofi yang berbeda. Bukan sekedar mengejar bagaimana meraih kemenangan di tiap pertandingan dan menjadikan klub yang dilatihnya meraih setiap kejuaraan yang diikuti, dengan menggunakan berbagai taktik pragmatis yang senantiasa disesuaikan dengan siapa lawan yang dihadapi, tapi Pep membentuk tim yang berkualitas sebagai tujuan utama. Pep Guardiola membangun kultur pada team yang ditanganinya. Pep membangun suatu corak permainan bermutu yang disesuaikan dengan bahan-bahan yang ada. Peningkatan kualitas sepak bola team yang dia asuh adalah tujuan akhirnya. Hal ini pernah diungkap pelatih lain seperti Johan Cruyff dalam pujiannya terhadap Pep Guardiola. Dan apakah saya memaksakan dalam menghubungkan antara Pep sebagai pelatih suatu klub dengan kemajuan tim nasional negara negara bersangkutan? Pep Guardiola selalu melatih klub yang memiliki banyak pemain lokal. Saat memutuskan memilih FC Bayern Muenchen sebagai tempat melatih selanjutnya, salah satu alasannya adalah Bayern Muenchen memiliki banyak pemain lokal Jerman di dalamnya. Sedangkan secara popularitas dalam dunia bisnis liga sepak bola, Jerman masih kalah dari Inggris, Spanyol, Italia. Maka polesan tangan Midas Pep Guardiola di klub yang dia latih menjalar dan mempengaruhi tim nasional negara asal klub tersebut, menjadikannya Juara. Juara Eropa, Juara Dunia. Pemain-pemain Jerman sangat berkualitas, pelatihnya sangat handal, tapi masih ada yang kurang untuk menjadikannya Juara. Mungkin Jerman sudah mengendus hal ini, sehingga menarik Pep ke Liga Jerman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H