Mohon tunggu...
Mike Reyssent
Mike Reyssent Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kejujuran Adalah Mata Uang Yang Berlaku di Seluruh Dunia

Kejujuran Adalah Mata Uang Yang Berlaku di Seluruh Dunia Graceadeliciareys@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

2024 Senjakala Partai Demokrat?

7 Juni 2022   05:25 Diperbarui: 7 Juni 2022   06:03 792
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bagi seseorang untuk bisa menjadi terkenal ada 2 cara.

Pertama, berbuat kebaikan, melakukan hal yang bermanfaat bagi nusa bangsa atau berguna bagi masyarakat, lingkungan dan lain lain.

Kedua, sebaliknya yaitu melakukan hal yang buruk, jahat, konyol atau dalam situasi sekarang adalah nyinyir terhadap pemerintah.

Jika seseorang yang miskin harta, miskin ilmu juga miskin jiwa sosialnya namun ingin cepat terkenal pasti akan kesulitan melakukan hal yang pertama, maka mereka akan memilih yang kedua.

****

Kilas balik Partai Demokrat...

Sejak meletupnya kasus korupsi wisma atlet Hambalang dan kasus wisma atlet Palembang tahun 2011, yang menjerat pucuk pimpinan dan para petinggi kader Partai Demokrat, elektabilitas serta perolehan suara Partai Demokrat terus menukik ke bawah.

Partai yang pernah menjadi pemenang pileg di tahun 2009 dengan perolehan suara 21.703.137 (20,85%) sehingga memiliki 148 kursi di DPR RI, namun pada pileg 2014 perolehan Partai Demokrat turun drastis yang secara persentase turun hingga lebih dari 50% yaitu hanya 10,19% (12.728.913 suara), 61 kursi di DPR RI.

Penyebab anjloknya perolehan suara Partai Demokrat pada pileg 2014, ditenggarai karena sebagian konstituen Partai Demokrat terpengaruh dengan kedua kasus korupsi tersebut di atas.

Heboh kasus mega korupsi BLBI, Bank Century yang terjadi beberapa tahun sebelumnya disebut juga ikut menjadi andil menurunnya perolehan suara Demokrat pada pileg 2014 lalu.

Mirisnya, pada pileg 2019, perolehan suara Partai Demokrat tidak juga membaik malah semakin melorot.

Pada pileg 2019, perolehan suara Partai Demokrat hanya 10,876,507 suara, 54 kursi di DPR RI.

Jika pada pileg 2014 Partai Demokrat masih berada diurutan ke 4 dari 12 kontestan, maka pada pileg 2019, Partai Demokrat melorot menjadi urutan ke 7 dari 20 kontestan, 2 peringkat di bawah Partai Nasdem yang baru berdiri.

****

Sejak kasus korupsi wisma atlet Hambalang dan wisma atlet Palembang, kekisruhan dan kehebohan di tubuh Partai Demokrat tidak pernah reda.

Partai Demokrat berbeda dengan parpol lain yang "miskin" pemberitaan alias adem ayem, hampir setiap tahun ada saja kehebohan atau kekisruhan yang terjadi baik dari pihak internal mau pun eksternal Demokrat. Wakz...

Kisruh...

-Kisruh Kudeta

Tidak perlu jauh jauh kebelakang lagi, pada 2021 lalu, terjadi kisruh "kudeta" di Partai Demokrat yang melibatkan kader Demokrat dan tokoh eksternal yaitu Moeldoko.

Ujung kisruhnya sampai saat ini masih terus berlajut tanpa henti. Internal Partai Demokrat menjadi terpecah belah. Banyak kader senior yang menjadi korban alias dipecat. Itu terjadi pada beberapa Musda DPD Partai Demokrat di beberapa daerah.

-Musda kisruh

Media mencatat ada 4 Musda DPD Partai Demokrat yang berakhir kisruh.

1. November 2021, DPD Demokrat Riau mengadakan Musda.

Ketua DPD Partai Demokrat Riau Asri Auzar menyatakan Musda ke-V Partai Demokrat yang dilaksanakan di salah satu ruang pertemuan hotel, di Pekanbaru, Riau, Selasa (30/11) tidak sah.

"Musda hari ini adalah Musda ecek-ecek (main-main). Musda pengambilalihan paksa yang dilakukan dewan pimpinan pusat terhadap dewan pimpinan daerah Provinsi Riau," kata Asri Auzar

2. Menjelang akhir tahun 2021, tepatnya pada tanggal 21 Desember 2021,terjadi lagi kekisruhan saat Musda DPD Demokrat di Sulawesi Selatan. Ilham Arief Sirajuddin yang mendapat suara dukungan terbanyak yakni 10 DPC tetapi tidak dipilih menjadi Ketua DPD.

DPP Partai Demokrat lebih memilih Ni'matullah sebagai Ketua DPD Demokrat Sulsel yang hanya mendapat dukungan 8 DPC

3. Baru mulai tahun 2022, terjadi kisruh juga pada Musda DPD Partai Demokrat NTT, hal yang sama dengan Musda DPD Riau, pada Musda DPD Demokrat NTT juga terjadi pembakaran atribut partai.

Musda DPD Demokrat yang sebenarnya dilaksanakan pada 15 Oktober 2021, justru hasilnya menimbulkan kekisruhan pada Januari 2022.

Hingga akhirnya muncul aksi pembakaran atribut partai. Massa yang ricuh memprotes hasil Musda Demokrat NTT yang menetapkan Leonardus Lelo sebagai Ketua DPD Partai Demokrat NTT terpilih menggantikan Jefri Riwu Kore (Jeriko).

4. Musda DPD Demokrat Jawa Timur

Lagi lagi, Musda DPD Partai Demokrat berakhir kisruh. Pada pemilihan, Bayu (menantu Pakde Karwo), mendapat suara dukungan terbanyak, yakni 24 DPC. Bayu memiliki nasib yang sama dengan Ilham Arief Sirajuddin, AHY justru memilih Emil Dardak yang memperoleh suara DPC lebih sedikit, untuk memimpin Demokrat Jatim.


Memilih pihak yang kalah sebagai pemenang jelas jelas sangat mencederai demokrasi.

Itu sebabnya cara Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai Ketum Demokrat dalam menyelesaikan masalah yang terjadi pada Musda telah menimbulkan kekecewaan para kader Partai Demokrat dan berujung kericuhan.

Lagi lagi, banyak kader yang hengkang meninggalkan Partai Demokrat.

 Heboh...

-Angelina Sondakh

Resmi menghirup udara bebas pada 3 Maret 2022, Angelina Sondakh (mantan kader Partai Demokrat yang "terkunci" dalam sel penjara selama 10 tahun, setelah divonis bersalah pada kasus korupsi wisma atlet) membuat kehebohan saat acara talkshow ROSI yang dipandu oleh Rosiana Silalahi, di Kompastv.

Angie merasa jika sosok yang menjadi dalang korupsi Hambalang terungkap, keselamatan Keanu dapat menjadi taruhan. Ia lebih memilih dipenjara, dan berharap anaknya bisa hidup normal tanpa adanya ketakutan dalam hidupnya.

"Karena saya lebih ingin melihat Keanu tumbuh besar, normal. Tanpa ketakutan juga di Keanu. Saya single parent, kakakku meninggal. Jadi pada dasarnya aku menjalaninya sendiri. Jadi aku takut mbak. Dia segalanya bagiku. Aku hanya punya dia," ujar Angie

Sontak pengakuan Angie membuat jagat maya heboh... Banyak asumsi liar dan miring terhadap Partai Demokrat.

Ingat..!!!

Pada tahun 2016 lalu, Angie pernah membuat pengakuan mengenai proyek APBN di era kepemimpinan SBY yang menjadi bancakan. Bahkan katanya, pada tahun 2010, Partai Demokrat mendapat jatah 20 persen...!!!

Edan...!!!

Tercatat APBN 2010 sebesar 1009.5 T, bayangkan berapa yang didapat oleh Partai Demokrat apabila pernyataan Angie benar...

Namun menurutnya jatah 20 persen untuk Partai Demokrat tersebut tidak seluruhnya untuk partai tapi hanya 5 persen yang menjadi fee (komisi) yang murni untuk partai.

"Jadi 20 persen adalah jatah, yang 5 persen adalah fee, katakanlah jatah partai Rp 1 triliun itu kegiatannya, Pak Nazar bilang Partai Demokrat harus dapat 5 persen sebagai fee-nya, sehingga 5 persen itu ada alokasinya, 15 persen itu tidak ada karena itu kan jatahnya 20 persen total anggarannya, yang hak partai itu 5 persen," bebernya.

Seharusnya pengakuan pengakuan Angie ini bisa menjadi pintu masuk bagi KPK untuk menyelidiki lebih dalam lagi siapa penikmat uang hasil korupsi wisma atlet yang belum mendapat hukuman.

Keadilan harus ditegakan. Hukum berat para pencuri uang rakyat.

-Ibas Menjual Minyak Goreng

Saat banyak masyarakat kesulitan mendapat minyak goreng, justru Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas yang notabene anak SBY, malah bisa mendapatkan minyak goreng sebanyak 16 ribu liter.

Media heboh, rakyat pun heboh mana kala Ibas bisa memiliki minyak goreng sebanyak itu hingga muncul tudingan bahwa Ibas (Demokrat) ikut menimbun minyak goreng.

Ibas menjual minyak goreng dengan harga sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) yaitu Rp 11.500 perliter bukan dengan harga yang murah atau membagikan secara gratis.

Namun anehnya hampir seluruh media mainstream malah membuat judul seakan akan Ibas membagikan minyak goreng secara cuma cuma atau ada lagi media yang lebih lucu dengan membuat judul Ibas menyalurkan minyak goreng.

Hanya segelintir media yang membuat judul tegas dan jelas yaitu, Ibas menjual minyak goreng.
Wakz. (Lagian, koq bisa bisanya, menjual minyak goreng bukannya dibagiin secara gratis. Menjual itu kan pasti dapat untung. Masa masih mau ngambil untung saat rakyat sedang susah? Wakakakaa...)

-Kasus Pemukulan Pegawai Restoran

Beredar sebuah video seorang pegawai restoran di Labuan Bajo Nusa Tengara Timur yang diduga dipukul (ditampar) oleh Benny K Harman, anggota DPR RI dari Fraksi Demokrat.

Kasus tersebut sampai dilaporkan oleh korban ke polisi. Benny K Harman pun sudah melaporkan balik korban dengan atas Tindakan Perbuatan Tidak Menyenangkan, karena merasa diperlakukan kurang pantas dengan pemindahan lokasi duduk oleh pelayan Restoran saat hendak memesan makanan.

Kasus tersebut kini sudah masuk pada tahap pemeriksaan. Polisi sudah memeriksa 3 orang saksi.

-Kasus Dukun Demokrat

Seminggu belakangan ini, jagat maya dihebohkan dengan beredarnya sebuah video permintaan maaf dari seorang wanita, yang mengaku sebagai penasihat spiritual SBY, namun sebenarnya adalah terpidana kasus penipuan yaitu Elizabeth Susanti.

Elizabeth Susanti memohon maaf kepada Anas Urbaningrum (mantan Ketum Partai Demokrat yang saat ini masih mendekam di lapas Sukamiskin karena terlibat kasus korupsi wisma atlet) karena merasa dirinya ikut andil menjebloskan Anas Urbaningrum ke penjara.

Dalam video tersebut,Elizabeth Susanti juga "menyerang" Pepo (SBY) dan kader Partai Demokrat lain yaitu Andi Arief.

Secara, saya tidak percaya dengan sebagian pun apalagi seluruhnya dari pernyataan Elizabeth Susanti yang punya gelar Ratu Penipu, di video tersebut.
Wong, penipu koq dipercaya, ya kan? Mosok mau ketipu pula... Wakakaka...

-Lagi lagi Kasus Pemukulan

Belum tuntas kasus pemukulan yang dilakukan Waketum Partai Demokrat, Benny Kabur Harman, belum juga reda kasus video dukun Demokrat Elizabeth Susanti, eh, ujug ujug viral sebuah video penganiayaan yang melibatkan anak dari seorang kader Partai Demokrat yaitu Ali Fanser Marasabessy. (Bisa dilihat dari akun Twitternya Ali Fanser Marasabessy)

Faisal Marasabessy yang kini sudah menjadi tersangka dan sudah ditahan adalah anak dari Ali Fanser Marasabessy yang juga Ketua Pemuda Bravo 5. Sedangkan Justin Frederick korban penganiayaan tersebut adalah anak anggota DPR RI dari Fraksi PDIP yaitu Indah Kurniawati.

Tidak menutup kemungkinan Ali Fanser Marasabessy akan menyusul menjadi tersangka, karena menurut polisi Ali Fanser Marasabessy telah menyudul kepalanya ke wajah korban, Justin Frederick yang menyebabkan hidung korban berdarah.

***

Dari semua kisruh dan kehebohan yang diciptakan secara sengaja mau pun tidak, oleh kader Partai Demokrat atau setidaknya melibatkan Partai Demokrat, sedikit banyak otomatis telah membuat Partai Demokrat makin "ngetop" walau dengan tren negatif.

Tidak heran apabila dalam beberapa survei -yang entah pesanan atau bukan-, elektabilitas Partai Demokrat terjadi peningkatan.

Elektabilitas sebuah survei bukan satu satunya parameter kenaikan jumlah perolehan suara pada pileg mendatang yaitu 2024. Masih ada beberapa faktor yang lebih menentukan, salah satunya adalah rekam jejak.

Melihat bagaimana hebohnya pemberitaan media terhadap Partai Demokrat, menurut saya walau kepopuleran dan elektabilitas Partai Demokrat naik, tidak serta merta menjadi sebuah jaminan perolehan suaranya akan ikut terdongkrak naik. Karena rakyat Indonesia sudah makin cerdas, rakyat bisa melihat betapa banyaknya rekam jejak "negatif" yang sudah ditinggalkan oleh para kader Partai Demokrat.

Catatan :

-Jika Partai Demokrat ingin menaikan kembali pamornya, sebaiknya segera berbenah diri dengan berbuat kebaikan atau hal yang berguna bagi nusa bangsa, berguna bagi lingkungan dan lain lain.

Partai Demokrat sebaiknya merekrut kader muda yang berprestasi. Partai Demokrat harus berani "membuang" kader kader yang telah mencoreng wajah partai....Toh, masih banyak anak muda yang baik di negeri ini. 

Bukan sebaliknya Partai Demokrat hanya "membuat" kehebohan yang negatif serta mempertahankan kader yang jelas jelas telah merugikan dan merusak nama partai, yang kemungkinannya justru akan membuat perolehan suara Partai Demokrat semakin melorot dan ujungnya akan menjadi Senjakala Partai Demokrat.

Salam Damai...

Sumber 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun