Pilkada DKI sudah memasuki babak akhir dan sebentar lagi tanggal 19 April2017, warga DKI akan menentukan pasangan mana yang akan memimpin DKIJakarta...
Saya yakin, sebagian besar warga DKI bisa menilai, melihat dan merasakan apa yang sudah diperbuat oleh kedua pasangan untuk bangsa dan negara. Bukan sekedar janji kosong melompong yang ga realistis, retorika ga karu karuan.
Penting sebelum menentukan pilihan untuk mengetahui lebih jelas pasangan mana yang akan dipilih nanti. Supaya, nantinya ga tertipu sampai 5 tahun atau lebih.
Mari kita bandingkan antara paslon no 2 dan no 3, yang sudah lolos ke babak penentuan ini.
Kepiawaian Ahok-Djarot atau paslon no 2 dalam memimpin sudah terbuktikan secara nyata.
Saya hanya sebutkan beberapa contoh, diantara ribuan masalah yang sudah diselesaikan oleh pasangan Ahok-Djarot.
Silahkan dilhat, dinilai dan dirasakan sendiri...
Bagaimana sungai sungai menjadi bersih, tidak ada sampah lagi yang menutupi jalan air menuju laut. Banjir tahunan yang dulu bisa berhari bahkan berminggu,bisa secepatnya ditangani, sehingga tidak mengganggu aktivitas warga.
Sekali lagi, masih ada ribuan masalah yang sudah diselesaikan oleh pasangan Ahok-Djarot utnuk warga DKI Jakarta.
Disamping hal yang bermanfaat atau kebaikan, tentu sebagai pemilih kita juga mesti melihat hal yang kurang baik dari para paslon.
Pasangan Ahok-Djarot
Pada paslon nomor 2, tidak bisa dipungkiri lagi, orang tentu terus menilai sosok Ahok yang kontrovesi, yang selalu menjadi pusat pemberitaan dimana mana.
Nama Ahok lebih “menjual” ketimbang berita lainnya. Walaupun Djarot banyak prestasinya, tapi sedikit media yang mau menggali.
Jadi kita fokus ke Ahok aja ya...
Kutu loncat.
Ahok sering disebut sebagai kutu loncat karena sering berpindah partai.
Faktanya, banyak politisi yang sering pindah parpol, tapi kenapa cuma Ahok yang dianggap bermasalah?
Ceplas Ceplos
Gebrakan Ahok tak lepas ketika ia berusaha membongkar mafia anggaran. Omongannya yang ceplas ceplos membuat kuping merah banyak anggota dewan.
Bukan itu saja, Ahok juga pernah membentak seorang ibu yang mencobamengakali KJP.
Intinya, Ahok kurang bisa mengendalikan omongannya.
Apa yang dipikir, itu yang dikeluarkan. Ini bisa menjadi mata pisau bermata ganda. Karena bisa menguntungkan media dan menjadi trade mark seorang Ahok.
Kasus Sumber Waras.
Kasus yang menjadi senjata haters untuk menyerang Ahok dan saya sudah membuat beberapa tulisan, supaya tidak bertele tele, silahkan dilihat lagi...
-Inikah Penyebab Tempo Menyerang Ahok
-Audit BPK Justru Membuktikan Bahwa Ahok Clear
-Transfer Sumber Waras dan Keluguan Ken Hirai
-Logika Sederhana Menjawab Kejanggalan Transaksi Tunai Sumber Waras
Faktanya, Kasus Sumber Waras, sampai saat ini tidak terbukti sama sekali. Karena ada pihak yang menghitung dengan NJOP yang lain, yang tentunya akan terdapat selisih angka yang jauh.
Kasus Reklamasi Pantai.
Tidak mempan menghajar Ahok lewat Sumber Waras, kemudian haters mulai melirik reklamasi pantai yang dilakukan oleh pemda DKI.
-Ahok, Susi, Nelayan dan Reklamasi Pantai
Tujuannya cuma satu, yaitu Mau Bungkam Ahok saja.
Karena, faktanya reklamasi pantai sebenarnya sudah dilakukan sejak jaman dulu.
Bahkan pada saat yang sama, di Tangerang sudah dilakukan reklamasi pantai yang jauh lebih besar daripada yang dilakukan pemda DKI, tapi tidak ada yang pernah mempermasalahkan.
Dimana Walhi? Apakah Walhi ikut bermain politik? Hmmm...
Tidak mempan dengan isu lingkungan, haters berusaha membuat hoax yang lebih konyol lagi.
Dikatakan akan ada 240 juta imigran dari China yang akan menempati 800 Ha tanah reklamasi
Sahabat saya Ustadz Gasa alias Gatot Swandito alias Iwan Bopeng (ups...) udah pernah nulis soal itu...
Kasus Penistaan Agama.
Kasus yang terus diumbar untuk menghajar Ahok.
Tidak perlu bertele tele lagi dan saya juga tidak mau membuat opini mendahului keputusan pengadilan.
Faktanya, kasus ini memang bernuansa politik, bukan isu agama yang sering dimainkan oleh kubu lawan.
Ini salah satu contohnya.
.http://www.infomenia.net/2017/04/dipaksa-ceramah-agar-pilih-calon.html
Tertulis di undangan tema kegiatan menyambut ramadhan, tetapi panitia menyatakan, "ini event sekaligus menyambut pelaksanaan pilkada ust. Jadi kami berharap ceramah nanti mengarahkan jamaah agar memilih pemimpin muslim."
Aku menjawab ringan, "Oh kalau gitu langsung undang mas anies aja, kampanye tak usah malu2, biar langsung sampai pesannya."
Panitia tidak terima, "justru ust yg harus sampaikan, bukankah ust penyambung pesan Allah?."
Aku menjawab lagi, "Apakah semua jamaah pendukung Anies?"
Panitia menjawab, "tidak semua, justru melalui event ini kita serangan terakhir agar kaum muslimin sadar bahwa memilih pemimpin non muslim itu haram."
Aku menyampaikan saran dan bertanya balik, "Oh kalau begitu silahkan cari penceramah yg lain, saya akan tetap menyampaikan sesuai tema, bukankah mempersiapkan jiwa menjelang ramadhan itu sangat penting?."
Panitia menjawab, "ya memang penting ust tapi kalau sampai Jakarta dipimpin non Muslim, habislah kita. Jelas-jelas Cina Kristen punya agenda terang-teranganan menghancurkan umat."
Aku bertanya lagi, "satu periode ini Jakarta dipimpin oleh Pak Ahok, apakah masjid kita habis? Apakah uang kita di BAZIS habis? Apakah sholat jamaah kita semakin habis? Apakah ada larangan2 dari Pemda yg menghabisi umat? Kebijakan Pemda yg mana yang menghancurkan umat?".
"Cukup... cukup ust... nanti kita bicarakan lagi dengan panitia yg lain."
Panitia menyela semua pertanyaanku yg belum selesai. "Okay, saya tunggu konfirmasi terakhirnya." Jawabku menutup silaturahim yang menegang tiga hari silam.
Sekarang kita bandingkan...
Mari kita lihat prestasi apa yang sudah dibuat pasangan sebelahnya, yaitu paslon no 3...
Sebagai calon Gubernur DKI, selama ini Anies terkenal dengan satu kata, yaitu santun, satu itu aja.
Faktanya, dalam beberapa kali debat, kita melihat, kata santun sangat jauh dalam diri paslon no 3. Ia justru menunjukan emosi yang berlebihan. Menyerang, menjatuhkan, memelintir fakta yang ada di depan mata.
Paslon no 3, pernah menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada kabinet pakde Jokowi.
Faktanya.
KIP atau Kartu Indonesia Pintar tidak dapat didistribusikan dengan baik.
http://www.jpnn.com/news/mendikbud-baru-diharapkan-belajar-dari-kegagalan-anies
Bukannya bekerjasama dengan PT Pos, ia malah bekerjasama dengan swasta dan parpol, yang ujungnya kita juta tau, bisa menguntungkan pihak swasta dan parpol.
http://pelitariau.com/berita/detail/7250/sebanyak-17-ribu-masyarakat-kabupaten-meranti-dapat-kip
Sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, seyogyanya ia lebih pandai dalam segala hal yang berbau akademik.
Faktanya, dalam berhitungpun Anies tidak mampu. Ia tidak mampu melihat mana yang seharusnya dapat tunjangan dan mana yang tidak dapat.
Ini sebuah kekonyolan yang bisa menjadi tertawaan banyak orang. Di era sekarang ini, semua data dengan mudah dicari dan diakses, paalagi oleh seorang menteri. Dan mestinya ini sudah dilakukan oleh seorang menteri sejak awal menerima jabatan.
Artinya, ia memang tidak bisa kerja. Maka sangat tidak heran jika Anies direshuffle alias dipecat oleh pakde Jokowi pada tanggal 27 July 2016lalu.
Walaupun ia bisa ngeles kesana kemari seperti yang sering dilakukan pada saat kampanye seperti ini...
Lalu apa sih prestasinya Anies yang sebenarnya?
Sebagai rektor Universitas Paramadina. Itupun sudah banyak yang membuattulisan tentang bagaimana Anies (Sahabat Dekat Anies Baswedan Bongkar)
Supaya berimbang, kita juga mesti tau hal yang kurang baik dari Anies.
Sebagai orang awam tentu kita tidak mengetahui hal yang kurang baik dari Anies jika ia tidak mencalonkan diri sebagai calon Gubernur DKI.
Baru setelah mencalonkan sebagai Gubenur kita bisa lebih memperhatikan siapa sebenarnya Anies.
Mari kita lihat apa yang beredar di media...
Kutu loncat.
Ketika menjabat rektor Paramadina, Anies ikut dalam konvensi PartaiDemokrat.
Ikut Konvensi Demokrat Anies Diminya Lepas Jabatan Rektor
Faktanya,dalam konvensi Demokrat Anies gagal total (GATOT). Padahal udah ngotot, kebelet mau jadi calon presiden.
Tukang Pelintir.
Dalam beberapa kali debat, Anies sering memelintir data dan fakta.
Contohnya, pada sesi terakhir debat di Mata Najwa, Anies mengingatkan kubu Ahok supaya tidak mendatangkan penduduk dari luar kota Jakarta yang tidak punya haknyoblos.
Faktanya, ga usah jauh jauh lagi dah. Jauh sebelum debat itu, sudah beredarajakan dari kubu sebelah untuk datang ke Jakarta dengan alasan yang dibuat buatyaitu, tamasya Al Maidah.
Dari beberapa kejadian di atas, apakah ini yang disebut gejala Demensia?
Saya ga tau, ini memang beneran atau sengaja, tapi Anies sering melakukan hal yang bertolak belakang, terbolak terbalik dengan apa yang diucapkan.
Beda, yang dikatakan dengan yang dilakukan.
Berani mengejek orang melakukan sebuah hal tapi ia justru melakukan hal yang sama
Contoh lain dari yang ada diatas adalah pada saat AHY tidak mau ketika diundang debat.
Dikatakan, AHY tidak menguasai masalah, makanya tidak datang debat.
Masih dalam hitungan bulan, masih pada musim kampanye, belum lewat setahun, Anies malah memutuskan tidak datang di acara debat pada menit terakhir acara dimulai.
Coba bandingkan dengan AHY...
Dalam undangan debat di Kompas TV, Agus juga tidak hadir. Sebelum acarabertajuk "Rosi & Kandidat Pemimpin Jakarta" yang dimoderatoriRosiana Silalahi itu dimulai, Agus sudahmemastikan tidak hadir.
Rosi mengatakan, awalnya acara debat itu dirancang untuk dihadiri oleh dua pasangan cagub-cawagub DKI.
"Namun acara ini tidak sesuai rencana. Hingga siang tadi kami mendapat konfirmasi calon nomor tiga tidakhadir," kata Rosi, di acara yang digelar di Djakarta Theater, JakartaPusat, itu.
Seperti karakternya Anies, yang selalu ngeles kesana kemari, beralasan yang tidak masuk akal, padahal acara tersebutjustru didukung oleh Prabowo sendiri...
Apa Penyebab Anies Panik dan Takut Debat?
Aihhhh....
Apakah itu, karakter seorang pemimpin? Apakah itu karakter gentlemen?
Contoh lainnya tentang Gubernur yang tidak punya rekam jejak.
Lalu apa yang bisa dibanggakan seorang Anies dengan rekam jejaknya seperti yang ada diatas?
Apakah bangga menjadi Menteri Pecatan?
"Anies janganlah merasa hebat, padahal pernah diberhentikan karenagagal pimpin Kementerian," kata Didi kepada wartawan di Jakarta, Senin(28/11/2016).
Belum soal kampanye bagi bagi uang, yang pernah disindir Anies pada kubu AHY.
Dan masih banyak lagi hal menjurus kelupaan, atau sengaja melupakan?
Menusuk dari belakang.
Ini bukan isu chat WA yang beredar tentang posisi yang disukai oleh pasangannya Sandi Uno....
Ini perkara tentang perolehan suara pada putaran pertama lalu.
Ketika melihat elektabilitas kandidatnya tidak beranjak naik, kubu Anies cepat sadar diri. Jika terus berkutat pada isu yang sama bisa dipastikan Anies-Sandi akan kalah.
Tim suksesnya segera mencari, mana peluang yang paling memungkinkan untuk menaikan elektabilitas Anies-Sandi yang masih jeblok.
Tim sukses AHY-Sylvi, melupakan pasangan lain yang sebenarnya bisa lebih “berbahaya” yaitu Anies-Sandi. Mereka lalai melihat rekam jejak Anies-Sandi yang beberapa kali menikam dari belakang.
Waduh...
Menusuk, menikam dan main belakang?
Ampunnn...
Demikianlah beberapa hal baik dan kurang baik yang bisa saya tuliskan dari paslon yang akan bertarung nanti.
Harapannya, semoga warga DKI bisa melihat lebih jeli mana yang pantas dan mana yang tidak pantas menjadi pemimpin.
-Jangan tergiur dengan janji palsu, omong kosong apapun yang diumbar oleh tim sukses maupun paslon pada saat kampanye.
-Jangan termakan oleh hasutan dan hoax...
Tapi cobalah nilai, lihat dan rasakan sendiri apa yang selama ini dirasakan masing masing.
-Jangan takut pada ancaman yang diumbar di media sosial...
Yakinlah bahwa TNI-Polri masih sangat kuat dan bisa menjaga keamanan bangsa dan negeri ini...
Salam Damai...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H