Mohon tunggu...
Mike Reyssent
Mike Reyssent Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kejujuran Adalah Mata Uang Yang Berlaku di Seluruh Dunia

Kejujuran Adalah Mata Uang Yang Berlaku di Seluruh Dunia Graceadeliciareys@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Beranikah Majelis Hakim Memvonis Bebas Murni pada Jessica?

19 Oktober 2016   06:26 Diperbarui: 19 Oktober 2016   07:17 3464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kompas.com diedit oleh Mike Reyssent

Pembukaan dulu nih...

Akhirnya saya mulai bisa nulis lagi, walaupun seperti biasa cuma tulisan sampah tidak berguna, buat melepas uneg uneg doang. Tapi, setidaknya itu udah cukup untuk membuktikan bahwa dalam tiap tulisan dan konten apapun yang paling utama adalah pemberian judul atau label.

Dengan judul yang lagi heboh dan bisa menjual, tulisan sampah seperti kemarin itu bisa meraih view, komentar yang lumayan banyak ...

Apalah saya ini, jadi bukan untuk menggurui atau ngajarin orang, tapi justru untuk membuktikan ucapan temen temen, terutama yang sering disebelah saya ini...

Ok? Lanjut yang kemarin ya...

Ya gitu, dari udah lama juga  saya juga mau nulis tentang sidang Jessica yang udah hampir finish nih. Setelah sidang replik JPU -yang seperti biasa cuma bergosip ria- sekarang tinggal 2 kali sidang lagi, yaitu pembacaan Duplik oleh penasihat hukum dan sidang terakhir yaitu vonis hakim.

Kompas.com diedit oleh Mike Reyssent. Coba liat aja replik dari JPU, ga perlu baca isinya dari judulnya pun kita tau, itu cuma ajang gosip aja. Ngomongin keburukan orang aja. Ini kaya bukan sidang pembunuhan tapi sidang keluarga
Kompas.com diedit oleh Mike Reyssent. Coba liat aja replik dari JPU, ga perlu baca isinya dari judulnya pun kita tau, itu cuma ajang gosip aja. Ngomongin keburukan orang aja. Ini kaya bukan sidang pembunuhan tapi sidang keluarga
Media sedari awal kasus ini merebak udah menjatuhkan vonis kepada Jessica. Media telah melakukan pengadilan sendiri tanpa disertai pembelaan yang berimbang dan adil. Media telah menjatuhkan hukuman dengan sangat sadis kepada Jessica. Banyak buktinya.

Pemberitaan media online dan tipi benar benar sudah diluar kendali. Mereka begitu semaunya membuat judul dan konten yang isinya terus menggiring pemirsa serta pembaca kepada opini yang mereka inginkan.

Ada yang membuat judul “Kasus Kopi Bersianida”, “Siapa Meracun Mirna”, “Kasus Pembunuhan Mirna” dan lain sebagainya...

Ini apa maksudnya?

Apakah sudah pasti Mirna itu meninggal karena dibunuh dan diracun? Hadeeeeh.... Ini benar benar tidak berimbang dan tidak adil.

Kenapa? Karena saat itu hanya Jessica satu satunya yang dijadikan target sebagai tersangka dan terakhir dijadikan terdakwa. Dan apapun penjelasan Jessica kepada media pada saat itu, justru malah dijadikan olok olok semata.

Media terus mengambil semua keterangan atau sudut pandang dari orang orang yang merasa dirinya ahli, penyidik, keluarga Mirna yang terus berupaya memenjarakan Jessica.

Ini aneh, mestinya pihak keluarga Mirna mencari pembunuhnya dan minta keadlian–jika memang Mirna meninggal karena dibunuh- bukan memenjarakan Jessica.

Mestinya sebagai penyimbang, media menghadirkan berita dari banyak sisi bukan dari satu sisi saja.

Terlebih lagi media televisi -yang tadinya saya anggap kredibel- tetapi dalam kasus ini benar benar sudah membuat saya tidak simpatik. Karena mereka terus menggoreng dan menggoreng, lagi lagi dan lagi sampai hangus tak berbekas. Menayangkan berulang ulang slide kasus Mirna terus terusan, seakan mereka tidak ada atau tidak punya program lagi yang menarik atau bermanfaat lagi.

Kalau saya mau bahas soal ini bisa habis lebih 300 lembar volio dah... Karena saya punya banyak bukti, seperti yang sering saya ngoceh ke temen temen dalam beberapa bulan terakhir ini...

Kita bisa dengan jelas melihat, dalam keterangan ahli dari pihak Jessica –yang kredibilitas dan kelasnya, jelas jelas sangat jauh diatas ahli dari JPU- akhirnya terungkap semua konstruksi kebohongan yang sudah dibangun oleh JPU, Penyidik dan media.

Keterangan para ahli inilah yang akhirnya membuat pendapat netizen mulai terbelah, ada yang tetap yakin Mirna dibunuh dan sebagian lagi mulai sadar meragukan bukti dari JPU.

Paparan para ahli dari pihak Penasehat Hukum telah membuka mata masyarakat, mereka dibuat tercengang, melongo seakan tak percaya bahwa selama ini ternyata telah “dibodohi” oleh media dan JPU, karena bukti bukti yang mereka tunjukan sangat tidak sesuai dengan pembunuhan dengan racun sianida.

Dari mulai jenasah Mirna yang bibirnya kebiruan.

Kesaksian dokter rumah sakit Abdi Waluyo yang dari pihak JPU menjelaskan bahwa ketika ia memeriksa tubuh Mirna, badannya sudah dingin dengan bibir kebiruan.

Keterangan ini kan tadinya dibuat untuk menggiring opini publik. Supaya keliatannya Mirna tewas seketika setelah minum kopi. Jadi biar efek sianidanya keliatan sangat hebat kan?

*Patut mencajadi catatan : Sebelum dibawa ke rumah sakit Abdi Waluyo, Mirna sempat dibawa ke klinik. Dokter dari klinik mengatakan taidak ada gejala keracunan.

Dokter di Klinik Sebut Mirna Tidak Keracunan, Ayan, Jantungan atau Stroke

"Kalau keracunan kan pasti muntah-muntah atau batuk-batuk. Maksimal sampai batuk atau muntah darah karena kalau racun itu kan menyerang pembuluh darah," kata Joshua saat ditemui, Jumat (8/1/2016).

Siapa yang salah? Dokter klinik,  rumah sakit Abdi Waluyo atau ahli dari JPU?

Tapi ternyata... Hoohohohohohoooo...

Para ahli yang sangat hebat mengatakan, bahwa jika sianida dalam bentuk padat diminum atau ditelan, maka efeknya jauh lebih lambat daripada sianida dalam bentuk gas yang dihirup. Dengan kata lain, gas sianida jauh lebih cepat mematikan ketimbang jika diminum.

Jadi sangat tidak mungkin Mirna langsung meninggal seketika. Jika Mirna meminum kopi bersianida, pasti belum meninggal ketika sampai di rumah sakit. Mestinya ada jeda waktu yang sangat berharga bagi nyawa Mirna kalau cepat mendapat pertolongan pertama.

(Saya tidak ingin ikut menyalahkan tindakan Arief, suami Mirna yang menggunakan mobil pribadinya ketimbang menunggu ambulance ketika membawa Mirna ke rumah sakit, karena selain akan menambah duka dan penyesalannya juga akan menambah panjang daftar kesalahan keluarga Mirna.)

Ditambahkan lagi, pada semua literatur yang ada dimana mana (silahkan aja gugling deh), dan keterangan semua ahli yang AMAT SANGAT MEYAKINKAN bahwa kematian yang disebabkan oleh sianida akan membuat kulit berwarna CHERRY RED BUKAN KEBIRUAN.

Keterangan ahli dan paparan pada literatur yang ada ini, benar benar sangat telak telah mematahkan semua tuduhan JPU, keluarga Mirna dan media kepada Jessica.

Lucunya...

Setelah keterangan ahli tersebut, besoknya disebarkanlah photo jenasah Mirna yang wajahnya kemerahan... Wakakaka.... (Saya tau ini kerjaan siapa saja, artinya bukan satu pihak saja. Tapi saya ga akan menyebutkan, kasihan...)

Maka patut dipertanyakan kredibilitas Ahli Toksikologi dan ahli kesehatan lain yang ditampilkan oleh JPU. 

Mengapa mereka seperti tidak tau bahwa orang yang terkena racun sianida, kulitnya akan ada bercak berwarna merah terang.

Saya sangat yakin mereka pasti tau soal ini tapi mengapa mereka tidak ada yang mengatakan sejujurnya? Mengapa mereka sembunyikan fakta ini?

Bukan saya saja yang meragukan keterangan ahli dari JPU, bahkan Hotman Paris "Sang Pengacara 6M" pun berani mempertaruhkan Lamborghini nya, asalkan para ahli tersebut mencabut keterangannya...

http://megapolitan.kompas.com/read/2016/10/18/13413991/alasan.hotman.paris.pertaruhkan.mobil.lamborghini.pada.kasus.jessica
http://megapolitan.kompas.com/read/2016/10/18/13413991/alasan.hotman.paris.pertaruhkan.mobil.lamborghini.pada.kasus.jessica
Andai saja sedari awal mereka mengatakan hal itu, pasti kasus ini tidak akan dibawa sampai ke sidang kan?

Mestinya, jika saja hakim tidak terpengaruh oleh media dan “lain lain”, mungkin saat itu juga sidang akan dihentikan dengan memberikan vonis BEBAS MURNI kepada Jessica.

Kenapa BEBAS MURNI?

Karena apa yang dituduhkan oleh JPU sudah jelas BATAL dan NGAWUR sama sekali. Perihal Mirna meninggal karena sianida sudah terbantahkan sama sekali.

Karena saksi dokter dari rumah sakit yang memeriksa jenasah dan keterangan yang lain, mengatakan justru tidak ada sianida di dalam tubuh Mirna, disebabkan jenasah Mirna berwarna kebiruan.

Belum lagi kita bicara tentang kandungan sianida di dalam lambung Mirna yang amat sangat sedikit. Yang tidak dalam dosis mematikan.

Belum lagi kita bicara dengan BB IV, YANG “DISEMBUNYIKAN” OLEH JPU, KARENA TIDAK ADA KANDUNGAN SIANIDA.

Belum lagi bicara tentang bukti rekaman CCTV yang sudah dimodifikasi semaunya oleh ahli dari JPU. Rekaman inilah yang akhirnya menjadi polemik berkepanjangan.

Silahkan disimak disini...

Apakah hakim masih mau mempertimbangkan alat bukti rekaman CCTV itu? 

Sudah tersebar luas, dalam keputusan MK yang dikeluarkan pada tanggal, 7 September 2016, yang mengatakan, rekaman yang bukan berasal dari penyidik tidak bisa dijadikan alat bukti.

Lagian aya aya wae... Masa alat bukti koq dibawa pulang sih? Wakakkakaa... Emangnya dirumah dia doang yang ada komputer sedangkan di Mabes ga ada komputer? Wakakaka...

Kelucuan sidang Jessica sebenya sudah terjadi manakala ahli yang ditampilkan adalah seorang ahli yang bisa juga disebut peramal alias dukun.

Sang peramal mengatakan bahwa tipikal muka seperti Jessica ini orangnya bla bla bla...

Ahli yang juga Peramal ini, dengan santainya (Merasa hebat?) mengaku sudah menjebak Jessica dengan berpura pura simpatik sehingga bisa mendapat keterangan dan mengambil kesimpulan... Hahahaha...

Masih terus belum puas menghakimi Jessica secara sepihak, media dengan hebatnya lagi, lalu menggunakan Peramal ini sebagai narasumbernya untuk terus menggiring opini publik.

Hebat banget media ini... Bravo...!!! Ayo, lanjutkan kehebatannya....!!!

Masih ada kelucuan lagi...

Saksi polisi yang dari Australia, dan saksi dari Australia yang ditampilkan HANYA KETERANGANNYA SAJA di sidang. Saksi saksi ini, sudahjelas tidak ada kaitannya sama sekali dengan kasus meninggalnya Mirna.

Dimana lucunya?

Dalam sidang yang disebut sebagai “Pembunuhan Mirna padahal yang benar adalah Kematian Mirna”, saksi saksi ini terus bergosip ria bersama JPU, bak acara ngerumpi di tv. Terus ngomongin perilaku buruk Jessica di Australia, padahal Jessica belum pernah sekalipun divonis bersalah dalam hukum Australia yang sah. 

Ini sidang pembunuhan, apa acara Rumpi, Gosip atau apa sih? Hahahaha...

Abis itu hakim koq ya ngedengerin terus sih? 

Kayanya demen banget dengerin gosip, Jessica pacaran, Jessica mencium, putus sama pacar, terus mabuk, mobilnya nabrak dan yang kaya gitu gitu aja... Hadehh...  

Yang Mulia Bapak Majelis, emangnya ini sidang perceraian selebritis ya? Hahahahaa....

Breettt...TV langsung saya matiin dah. Nontonnya aja udah males banget dah...

Belum lagi kita bicara tentang heboh celana sobek yang dibuang ART Jessica.

Dulu pan heboh beritanya tuh bahwa celana Jessica robek yang katanya kena sianida, abis itu disuruhlah pembantunya buang celana sobek itu...

Begitu opini dari media dan keluarga Mirna.

Nah, kenapa JPU ga bisa menghadirkan ART Jessica ke dalam persidangan? Padahal, bisa dibilang ART itu saksi kunci kan? Katanya nih, katanya JPU, mereka udah cari kemana mana ga ketemu... 

Ooh, ga ketemu ya? Carinya kemane Oom?

Ternyata oh ternyata....

Dalam sidang, pengacara Jessica, Otto Hasibuan mengatakan, dia punya photo Sri, sang ART Jessica dengan kucing cantik yang mahal harganya... Nah lho...

Jadi, mengapa JPU tidak bisa menemukan? Apa memang ART itu disembunyikan? Seperti BB IV itu? Hadehhh...

Masih banyak lagi bukti yang tak terbantahkan yang kalau saya bahas semua disini dengan detail seperti tulisan ini, bisa lebih banyak dari berkas Penasehat Hukum nih...Hahahaha...

Jadi pada intinya semua sudah jelas di persidangan bahwa apa yang dituduhkan JPU semua ngawur...!

Saya tidak tau, apakah ini kesalahan JPU atau Penyidik, sehingga mereka tidak bisa mengumpulkan bukti yang valid.

Ingat...!!! Sedari awal merebaknya kasus ini, polisi mengatakan TIDAK ADA MASALAH DENGAN KOPI MIRNA.

Polisi Sesalkan Beredarnya Isu Racun Tikus di Kopi Mirna

Isu tersebut ditulis seseorang di media sosial menyusul tewasnya Wayan Mirna Salimin usai minum kopi di kedai tersebut. Perempuan 27 tahun itu mendadak kejang-kejang sesaat setelah minum es kopi Vietnam hingga akhirnya meninggal.

Polisi Dalami Kematian Wanita Usai Ngopi di Grand Indonesia

"Enggak benar kalau kita sebut itu (meninggal karena keracunan). Saat ini kita belum ngasih keterangan apa pun, kita masih kerja dan belum berani menyimpulkan," ujar Mustakim.

Klarifikasi itu untuk menjawab tersebarnya gosip diluaran tentang adanya racun di dalam kopi yang diminum oleh Mirna.

"Yang mengejutkan, muncul dugaan bahwa Mirna meninggal karena adanya zat racun yang masuk ke tubuhnya. Tidak dijelaskan lebih detail oleh si penulis racun apa yang masuk ke tubuh Mirna seperti yang dikatakan oleh polisi."

http://megapolitan.kompas.com/read/2016/01/08/18292891/Jenis.Es.Kopi.yang.Diminum.Mirna.Juga.Dicicipi.Pengunjung.Lain
http://megapolitan.kompas.com/read/2016/01/08/18292891/Jenis.Es.Kopi.yang.Diminum.Mirna.Juga.Dicicipi.Pengunjung.Lain
Saya copas nih...

"Dari pemeriksaan saksi, kami mengetahui bahwa ada tiga sampai empat orang yang minum es kopi itu juga," ujar Kapolsek Tanah Abang AKBP Jefri Siagian kepada Kompas.com di Jakarta, Jumat (8/1/2016).

Namun, kata Jefri, berdasarkan keterangan saksi, para peminum kopi terlihat baik-baik saja. Tidak ada yang mengalami kejang-kejang seperti Mirna.

Saat mengambil es kopi Vietnam itu untuk barang bukti pun, pihak kepolisian tidak menemukan keanehan.

"Sama saja, seperti es kopi biasanya," ungkapnya

Aneh banget kan? Koq sebelum polisi mengatakan penyebab kematian, udah ada opini bahwa MIRNA MENINGGAL KARENA DIRACUN? Silahkan dipikir lagi deh...

Kemudian, barang bukti kopi baru disita oleh polisi setelah beberapa hari dari kejadian dan barang bukti kopi itu pun bukan berasal dari TPK tapi dari pemberian pegawai kafe. Ini jelas sudah bukan barang bukti valid lagi. Karena terindikasi sudah bukan yang asli atau sudah tercemar.

Benar bahwa Mirna telah meninggal setelah minum kopi. Itu fakta. 

Kemudian fakta lain mengatakan ada sianda didalam kopi yang bekas diminum oleh Mirna.

Tetapi...

Jenasah Mirna telah berbicara lebih jujur, kulitnya berwarna kebiruan dan didalam tubuhnya -lambung, darah, lever dan urine- tidak ditemukan sianida dalam dosis yang mematikan. Ini fakta yang tak terbantahkan juga.

Terlepas dari semua itu, jika memang benar bahwa Mirna meninggal karena diracun oleh Jessica –seperti yang dituduhkan oleh JPU, keluarga Mirna dan Media- mestinya mereka bisa membuktikannya di persidangan.

Tampilkan bukti bukti yang tak terbantahkan sehingga pihak pengacara, hakim maupun masyarakat yakin benar bahwa Jessica adalah pelakunya.

Bukan seperti dalam persidangan yang sekarang ini, JPU hanya menang ngotot aja, menang gertak sambil bentak bentak ahli aja, sambil terus mempertanyakan kredibilitas ahli dari pihak pengacara aja. Padahal justru ahli yang ditampilkan mereka yang abal abal. Begitu juga dengan bukti  bukti yang ditampilkan, semua abal abal, sehingga dengan mudahnya bukti bukti itu dipatahkan. Itu jelas tidak profesional. Cuma jadi bahan olok olokan aja kan?

Sudah saatnya, media, JPU dan keluarga Mirna, jangan lagi terus melakukan penggiringan opini dan gosip gosip aja seperti sekarang ini...

Dan ingat...!!! Bahwa sedari awal kasus ini seperti dipaksakan masuk ke meja persidangan. Sebelumnya JPU telah berulang kali mengembalikan berkas ke penyidik karena kurang cukup bukti serta motif pelaku.

Tapi....

Saya yakin pada akhir dari persidangan akan seperti ini...

Eng ing eng....

Setelah melihat, membaca, memikirkan dan menimbang....

Majelis Hakim kemudian memutuskan bahwa terdakwa bernama Jessica Kumala Wongso alias Jessica, bla bla bla...

TERBUKTI DENGAN SAH DAN MENYAKINKAN telah melakukan pembunuhan berencana seperti yang tertera dalam pasal 340 KUHP...!!!

Itu yang akan diputuskan oleh Majelis Hakim...

Lha?

Ya iyalah...

Hakim mana berani mengambil resiko memutus bebas Jessica dong...

Apalagi dalam beberapa hari lalu, sudah tersiar kabar bahwa keluarga Mirna udah habis banyak uang untuk kasus ini... 

(Apa untuk menghantar Jessica ke penjara seumur hidup?)

Kan Jessica masih bisa banding... Pasti pertimbangan hakim gitu donggg....

Jadi mereka “seperti” mau lepas tangan atau cuci tangan bersih bersih dalam kasus ini...

Opini publik sudah terbentuk bahwa Jessica adalah pelaku pembunuhan, hakim mana berani melawan media.

Bisa bisa kualat... Dan sebentar lagi keluar gosip bahwa hakim ini begini, hakim itu begitu...

Begini nih nih nih... Begitu tuh tuh... (Benyamin Mode On)

Langsung copot dah...

Hahahahaa....

Catatan :

Sejujurnya, saya, kita dan masyarakat tidak tau apakah benar Mirna meninggal karena pembunuhan?

Kalau memang benar Mirna meninggal karena dibunuh, apa memang benar bahwa Jessica adalah pelakunya?

Jika memang benar Mirna meninggal karena dibunuh, padahal fakta persidangan telah membuktikan bahwa Mirna meninggal bukan karena sianida, lalu dengan apa Mirna dibunuh? Dan siapa pelakunya?

Dan masih banyak lagi pertanyaan lainnya yang mestinya bisa dijawab sebagian jika jenasah Mirna segera di otopsi secara menyeluruh. Apakah sekarang masih mungkin lagi? Menurut ahli walaupun sangat kecil tapi mungkin bisa diketahui penyebab kematian Mirna...

Bisa disimak juga : 

-Siapa Pembunuh Mirna, Benarkah Rekaman CCTV Membuktikan Jessica yang Menaruh Racun?

Fakta Penting yang "Mungkin" Terlewati Penyidik

-Kasus Kopi Maut: Polisi Lebay?

Gambar 1

Gambar 2

Salam Damai...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun