Mohon tunggu...
Mike Reyssent
Mike Reyssent Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kejujuran Adalah Mata Uang Yang Berlaku di Seluruh Dunia

Kejujuran Adalah Mata Uang Yang Berlaku di Seluruh Dunia Graceadeliciareys@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Peluru Haters Sudah Mulai Habis, yang Ada Sekarang Cuma Bikin Ngakak Doang

17 Mei 2016   23:54 Diperbarui: 18 Mei 2016   03:40 4337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: johnpavlovitz.com

Semangat haters Ahok belakangan ini udah makin ciut. Ibarat balon yang ditiup sebulan lalu, dari diameter 20 cm, sekarang tinggal 3 cm aja, atau kaya kerupuk keremdem air, langsung melempem.

Coba aja liat tulisannya...

-Ada yang udah mirip pemulung di TPA, mencari remeh temeh yang mungkin bisa jadi bahan menohok Ahok...

-Ada yang mengulang ulang, seperti kaset yang udah diputar jutaan kali...

-Dan lebih parahnya lagi, ada yang udah mulai frustrasi, ga mau nulis Ahok lagi tapi sambil mewek mewek... Wkakaakakaa...

Seperti kita tahu bahwa kasus yang diungkit haters itu sebenarnya memang cuma AKAL AKALAN doang...

Berikut adalah senjata haters yang udah abis amunisinya.

(Saya tulis garis besarnya aja ya, biar ga terlalu panjang...Kalau secara detail, bisa sebulan bacanya ga habis habis nih... Wakakaka....)

1.Kasus Pembelian lahan Sumber Waras.

Kasus inilah yang paling getol diungkit haters. Pada kasus ini, haters seakan baru aja tau ada sesuatu yang salah dalam pembelian lahan Sumber Waras.

Padahal kasus pembelian lahan Sumber Waras, sudah jauh jauh hari ada yang nulis di Kompasiana. Tapi, sampai saat itu, ga ada satupun haters yang nongol, apalagi mau membahasnya. 

Dan lucunya, justru yang dari awal nulis kasus Sumber Waras, sekarang ga pernah keliatan nulis lagi... Ada apa?

Baru setelah ada laporan audit BPK yang beneran NGACO, justru oleh haters hal itu dianggap paling bener. Lugu atau emangnya dudul?

Saking lugunya, banyak yang jadi korban haters. Mereka membabi buta menyalahkan semua yang dianggap berpihak pada Ahok.

Dimulai dari BPN yang dianggap salah mengeluarkan PBB Sumber Waras, terus KPK yang belum juga menetapkan Ahok sebagai tersangka, kemudian berlanjut ke Wakil Ketua KPK, Saut Situmorang, yang dianggap salah ucapan ke HMI.

(Dari kasus Saut aja, kita bisa kita lihat, betapa ga nyambungnya, apa yang diulas haters sama apa yang jadi masalah. Semua disambung sambungin doang, biar keliatan ada benang merahnya...)

Saat kasus ini udah melempem, dapat lagi pasokan amunisi, berupa memo dari berita Tempo. Membaca berita di Tempo, semangat haters seperti balon kempes yang ditiup lagi.

Padahal sebelumnya haters selalu mendiskreditkan Tempo, Kompas dan Detik yang dianggap membela Ahok. Inilah tipikal haters, selalu nyomot berita yang disukai aja...

Lugunya lagi, setelah ada klarifikasi dari Ahok dan APL, mereka mencari celah lain yaitu menyalahkan Polri dan TNI yang dianggap terima gratifikasi dari Ahok.

Coba perhatiin deh, BPN, KPK, Saut, Polri, TNI, Kompas, Tempo dan Detik, semua jadi korban, karena dianggap membela Ahok...

Belum lagi Jokowi yang dianggap menjadi beking Ahok.

Duh...

2.Kasus penggusuran Kalijodoh dan penggusuran Luar Batang.

Ini kasus yang paling bikin saya ngakak. Karena baru kali ini ada orang yang justru membela PSK dan preman yang MENEMPATI TANAH NEGARA, ketimbang seorang Gubernur.

Padahal, soal penggusuran Kalijodo, sudah berulang kali dilakukan oleh Gubernur sebelumnya, dan saat itu tidak ada satupun yang membela PSK maupun preman, bahkan cenderung membela Gubernur.

Tapi anehnya, kenapa pada saat Ahok menggusur Kalijodo justru disalahkan? Tidak dianggap manusiawi?

Aneh kan?

Saya ga tau, apakah ada diantara haters ini yang saudara, teman atau sahabatnya jadi PSK atau jadi preman di Kalijodo. Jadi bisa bisanya mereka mati matian membela PSK dan preman Kalijodo.

Kalau ga ada teman, saudara atau sahabatnya di Kalijodo, lalu kenapa haters diam aja waktu ada penggusuran di Dadap?

Kenapa Yusril yang membela warga Luar Batang, ga nongol waktu penggusuran di Dadap?

Apakah yang di Dadap bukan MANUSIA?

3.Kasus Reklamasi Pantai.

Hilang kasus Sumber Waras dan penggusuran Kalijodo, muncul kasus yang paling lugu, yaitu kasus Reklamasi Pantai.

Kenapa saya bilang ini kasus paling lugu?

-Karena udah jelas jelas reklamasi pantai bukan cuma Ahok dan Jakarta aja yang melakukan. Bahkan di Tangerang, ada reklamasi pantai yang jauh lebih luas pulau yang akan dibuat daripada di Jakarta. Belum lagi di Bali.

Tapi kenapa haters ga ada yang bersuara?

-Haters langsung pencinta lingkungan hidup dadakan.

Sebenarnya ada baiknya di kasus reklamasi pantai, karena sudah membuat haters menjadi pencinta lingkungan hidup. Seakan mereka baru sadar bahwa sangat penting kehidupan biota laut bagi kelangsungan hidup manusia.

Baca nih...

Padahal dari dulu mereka ga pernah sekalipun yang mau tau, atau mau peduli dengan lingkungan hidup. Mereka bahwa bersorak kegirangan mau makan daging ikan paus, manakala ada tulisan tentang resto yang menyediakan daging ikan paus... Miris kan?

Baca komennya disini...

Jadi bisa dilihat, dari ketiga kasus di atas, peluru haters udah ga ada lagi kan?

Sekarang mereka tinggal meweknya doang deh... Wakakaka...

Sekarang yang ada cuma merasa dibully doang deh... Wakakaka...

Sekarang senjatanya tinggal merasa dizholimi sama admin deh... Wakakaka...

Tapi seperti yang udah saya bilang sejak dulu...

GA ADA LOE GA RAME...

Makdarit, tetaplah menjadi haters...

Ayo tetap semangat dong, lanjutkan perjuanganmu cuiiyyyyyyy...

"UPDATE TERBARU..."

BREAKING NEWS...

BELUM ADA 4 JAM ARTIKEL INI TAYANG, UDAH ADA YANG MEWEK...

WAKAKAKAKA...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun