[caption caption="http://news.liputan6.com/read/2397005/6-murka-ahok-di-ibu-kota"][/caption]
Gaung Pilkada DKI sudah santer terdengar, padahal masih lama. Berbeda dengan pilkada di daerah yang gaungnya ga pernah terdengar sama sekali, sampe sampe banyak pemilih yang ga tau ada pilkada.
Sejak beberapa waktu lalu udah mulai bermunculan nama nama kandidat pesaing, entah ada yang cuma sekedar numpang ngetop doang padahal ga ada yang nyalonin sampe yang udah berulang kali gagal menjadi pemimpin daerah tapi masih sekarang berminat mimpin Jakarta.
Ga perlu ditanya lagi pasti calon terkuat adalah incumben yaitu Ahok “Sang Pemarah”. Julukan “Sang Pemarah” agaknya cocok buat Ahok yang memang sering marah.
Gimana ga mau naik darah pas ngeliat banyak jajaran di bawahnya kerja ga bener. Udah diatur, udah juga dibuat sistem yang bagus, udah dikasih reward gaji yang lebih gede, tapi koq ya masih aja mbelgedes, ngaco belo, cari lengah buat nyolong duit rakyat (ingat bukan duit negara lho, ini duit rakyat).
Anehnya banyak ahli komunikasi politik atau apalah mengatakan cara Ahok marah marah mulu itu salah. Sekarang gini deh, coba aja kalau seandainya orang ini mempimpin perusahaan yang milik sendiri (ingat milik sendiri bukan kerja sama orang atau ada saham orang lain ya), terus anak buahnya pada kerja ga bener dan masih juga nyolong duitnya, padahal udah digaji tinggi, apa ga senewen juga?
Jadi marah marahnya Ahok itu karena dia merasa memiliki, bukan cuma sebagai pekerja yang makan gaji doang, kaya pejabat lain yang cuma sibuk ngombe jatah proyek. Bandingin dengan pejabat lain yang diam diam ga pernah kedengeran kerja, sekali kedengeran pas di tangkap KPK. Hahhaaa... Mantab kan?
Benar ada cara lain yang bisa dipakai selain pake cara marah marah ala Ahok, tapi apakah karakter orang harus disamain semua? Apalagi di Jakarta, ibukota yang super ruwet dengan beragam macam masalah yang bertumpuk tumpuk dari dulu ga diberesin.
Cara “koboy” yang dipakai Ahok, sudah lama tidak dipakai orang, jadi banyak masyarakat yang ga biasa dengan cara mempimpin seperti itu.
Padahl jauh sebelumnya ada Ali Sadikin yang temperamennya agak mirip dengan Ahok, dan terbukti Bang Ali bisa membuat Jakarta lebih maju.
Sejak dari Bang Ali lengser, pemimpin Jakarta banyak meninggalkan PR. Dan PR PR inilah yang sekarang sedang dikerjakan oleh Ahok.
Diantaranya pemukiman di bantaran sungai yang semakin lama semakin banyak dan terakhir Kalijodo yang sejak lama cuma angan angan doang mau dibongkar, karena ga pernah ada pemimpin Jakarta yang bisa membongkar Kalijodo.
Mau pakai cara apa bisa beresin pemukiman bantaran sungai? Mau pake cara apa bongkar Kalijodo? Pake cara dialog? Makan siang bareng? Terus PSK nya diajak nginap, gitu? Hahahaa...
Bukan type Ahok, karena Ahok emang ga bisa dialog, cuyy... Emang udah gayanya Ahok ya gitu cuyyy...
Biarpun Ahok jujur, tegas dan berani mati membela uang rakyat yang dicuri koruptor tapi gayanya yang marah marah gitu, dijadikan celah oleh pesaingnya untuk mendiskreditkan Ahok.
Terbukti semakin lama, Jakarta telah banyak mengalami perubahan yang bisa dilihat secara nyata. Sangat berbeda dengan pemimpin didaerah lain yang begitu begitu aja tanpa ada perubahan. Suka atau tidak suka, gaya atau cara Ahok memimpin ya kaya gitu. Ga bisa ditawar tawar lagi.
Silahkan pilih : Mau Jakarta yang berubah atau Ahok yang berubah?
Dan jangan tutup mata bahwa Risma, juga beberapa kali pake cara yang sama dengan Ahok. Liat aja cara Risma beresin kerja anak buahnya.
Masih Mau Bungkam Ahok? Silahkan aja kalau memang mampu...
Salam Damai...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H