Kalau saya bilang Said Didu Bodoh, apa saya salah? Tidak, tidak pakai tanda kutip atau pakai insial segala macam yang nantinya akan punya arti berbeda. Ini serius.
Siapa yang mau marah sama saya? Apa alasan marah?
Apakah, Said Didu Staf khusus Kementerian ESDM yang mau marah? Apakah dia pikir, di dunia ini cuma ada satu orang yang bernama Said Didu? Ataukah semua yang bernama Said Didu yang marah? Apakah, Said Didu yang Staf khusus Kementerian ESDM bisa mewakili semua orang yang bernama Daid Didu? Apa buktinya jika ia menganggap dirinya mewakili yang lain?
Apakah, karena Said Didu Staf khusus Kementerian ESDM merasa pandai, lalu marah dibilang jika ada yang mengatakan Said Didu Bodoh? Pandai dalam hal apa sehingga ia mengklaim dirinya pandai? Bodoh dalam hal apa, sehingga saya mengatakan Bodoh?
Apakah tau bahwa waktu kecil dulu, saya juga punya teman yang bernama Said Didu?
Apakah tau bahwa teman saya bodoh karena ga pernah menang main apapun sama saya? Entah main kelereng, main petak umpet, balap lari dan permainan anak lainnya. Makan dan mandi tidak bisa sendiri apadahal sudah kelas VI SD. Lalu apakah saya salah mengatakan Said Didu Bodoh?
Apa tau waktu SMP dulu ada teman saya yang bernama Said Didu, yang tergila gila sama perempuan yang sudah umur 100 tahun dan bercucu 30 orang? Terus apa salah kalau saya katakan Said Didu Bodoh?
***
KBBI
mengarang-ngarang/me·nga·rang-nga·rang/ v menceritakan (mengatakan) sesuatu yang tidak benar; mengada-ada: kami sudah yakin dengan kebenaran berita itu, tetapi ternyata dia hanya ~ saja;
Membaca tempo.co, terkaitan ucapan dari Said Didu Staf khusus Kementerian ESDM, saya anggap merendahkan penulis dan tulisan di Kompasiana ini, saya marah.
Sebagai salah satu penulis di Kompasiana, saya merasa tersinggung jika dikatakan orang orang ngarang tulisan di Kompasiana. Karena dalam keterangannya tertera “orang orang” yang berarti sudah menunjuk pada banyak orang.
(Berbeda jika saya katakan Said Didu Bodoh, karena bisa saja saya menunjuk satu orang Said Didu yang teman kecil saya dulu. Yang tiap hari main apapun kalah terus sampe kelas VI masih belum bisa mandi dan makan sendiri, padahal fisiknya normal. Bayangin aja, kalau sehabis mandi sendiri, masih banyak sabun dimukanya. Kalau makan sendiri, nasi dan lauknya bisa berceceran kemana mana. Padahal sekolahnya pandai dan dapat ranking 10 besar terus.)
Sekarang saya mau tanya sama Said Didu yang menjabat sebagai Staf khusus Kementerian ESDM, siapa saja yang dianggap orang orang ngarang di Kompasiana? Dan tulisan mana yang dianggap ngarang? Dan tulisan apa saja yang dianggap ngarang? Tunjuk langsung aja...
Kalau mengatakan orang orang ngarang tulisan di Kompasiana, itu bisa berarti semua tulisan di Kompasiana cuma karangan aja.
Apakah benar Said Didu Staf khusus Kementerian ESDM, menganggap semua tulisan di Kompasiana ini cuma ngarang?
Apakah Said Didu Staf khusus kementerian ESDM tidak pernah baca tulisan reportase? Atau membaca tulisan pengalaman pribadi pak Tjipta? Apakah semua itu juga dianggap ngarang?
Tolong jelaskan ke publik!
Dan tolong diingat, jangan merendahkan semua tulisan dan penulis Kompasiana.
***
Dalam KBBI jelas dikatakan bahwa mengarang-ngarang bukan tulisan yang menceritakan hal yang sebenarnya.
Benar, banyak tulisan fiksi di kompasiana, banyak tulisan opini di Kompasiana dan semua itu adalah hasil karya dari buah pikiran penulis yang tentu bukan sembarangan dan tidak mesti dianggap rendah. Karena tidak semua orang bisa membuat tulisan seperti itu, apalagi merendahkannya.
Berbalik dari pokok masalah, jika sedang terjadi masalah atau sedang terdesak sebuah masalah, sebaiknya janganlah membawa bawa pihak lain.
Fokus, fokus dan fokus membahas apa yang menjadi inti masalah, jangan melebar kemana mana, akibatnya bisa melibatkan orang atau pihak lain yang tidak tau apa apa.
Pandai atau Bodoh itu bukan hal yang absolut dan mutlak. Tidak semua orang pandai dalam semua hal. Tidak semua orang bodoh dalam semua hal. Jadi sah sah aja kalau saya bilang Said Didu Bodoh.
Salam Damai...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H