Mohon tunggu...
Mike Reyssent
Mike Reyssent Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kejujuran Adalah Mata Uang Yang Berlaku di Seluruh Dunia

Kejujuran Adalah Mata Uang Yang Berlaku di Seluruh Dunia Graceadeliciareys@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Apakah Menerapkan Sharing and Connecting Sebuah Kesalahan yang Pantas Dihujat?

9 November 2015   11:05 Diperbarui: 9 November 2015   11:54 1036
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="http://www.kompasiana.com/mikereys/apakah-gayus-tolol-seperti-yang-dikatakan-menkumham_56020f788d7a61c205229969"][/caption]

Sebelumnya, saya mohon maaf yang sebesar besarnya pada semua pemilik akun, karena saya tidak minta ijin terlebih dahulu mencantumkan PP nya di tulisan ini.

Mohon maaf juga yang sebesar besarnya jika ada yang merasa tersinggung dengan tulisan ini, tapi niat saya hanyalah bentuk pembelaan diri semata dari tuduhan yang diberikan kepada saya, bukan hendak mendiskreditkan siapapun.

[caption caption="http://www.kompasiana.com/mikereys/aku-kita-dan-koruptor_562584a91397733705f9b57f"]

[/caption]

 

Saya sertakan PP dan dan nama para sahabat semua disini, BUKAN UNTUK MEMBANGGAKAN DIRI ATAU YANG SEJENIS ITU, tapi murni karena dalam setiap tulisan, saya berusaha harus ada data, bukti supaya ga dibilang HOAX. Dan saya juga tidak ingin merepotkan orang yang membaca harus bolak balik mengecek tulisan saya.

Akun Kloningan...

Biasanya, akun kloningan dibuat pada saat terjadi perseteruan. Entah pada saat kisruh PSSI lalu, entah sewaktu ada petinggi PKS yang ditangkap KPK atau pada saat kampanye (kampanye Pilgub dan kampanye Pilpres lalu).

Referensi: Jelang Pilpres Banyak Tuyul dari Repiblik Sesat di Kompasiana

Saat itu, niat pembuatan akun kloningan atau akun tuyul, tidak lain dan tidak bukan hanya untuk saling mendiskreditkan pasangan lawan dan memuji pasangan idolanya. Ini yang patut dicatat dengan garis bawah dan huruf tebal. Tapi ada juga orang yang membuat akun kloningan, niatnya untuk senang senang saja (Ga usah dikasih contoh ya...)

Sekarang, ada beberapa akun yang diduga sebagai akun kloningan. Dugaan beberapa akun itu kloningan atau akun tuyul, berdasarkan fakta bahwa akun akun ini dibuat hampir berbarengan, begitu juga ketika mengomentari dan mem vote tulisan. (silahkan lihat tulisan Bang Reza : Rombongan Akun Tuyul Sedang Menyerbu Kolom Nilai Tertinggi)

Selebihnya, saya belum tahu persis, apakah akun akun yang disangka, benar sebagai akun kloningan dari seseorang atau sebuah kebetulan yang sangat kebetulan. Jika memang benar kebetulan, tentu ini sangat unik dan menarik.

Misalkan, benar akun itu kloningan dari seseorang, sampai saat ini, saya juga belum tahu, apa tujuan pembuatan akun tersebut. Apakah hanya sebagai senang senang saja, atau ada pihak yang ingin bermain dan menggunakan Kompasiana untuk tujuan tertentu. (ingat sebentar lagi adalah masa pilkada, apakah akun kloningan dibuat untuk tujuan itu? Waktu yang akan membuktikan...)

Mengenai akun kloningan, beberapa kali udah pernah saya akui, entah di lapak Mawalu dan di lapak yang lain, bahwa saya punya akun kloningan. Sengaja saya memakai nama yang sama, supaya orang akan tahu. Dan akun itu saya buat, pada saat akun asli saya tidak bisa dibuka.

[caption caption="http://www.kompasiana.com/mikreys"]

[/caption]

Lihat disini... Tolong

Silahkan di cek, apakah setelah itu akun kloningan saya pernah melakukan vote ke tempat lain dengan sembunyi sembunyi untuk maksud menaikan rating tulisan?

Menjawab Tuduhan Mafia Voter...

Pernah saya menulis tentang sharing and connecting disini. Benarkah Kompasiana Ajang Sharing and Connecting

Kompasianer yang sudah lama pasti tahu, bahwa bergabung di Kompasiana, selain tempat untuk bisa berbagi berbagai macam ilmu dan pengetahuan, berinteraksi dan bersosialisasi, juga banyak yang untuk sekedar hiburan. Silahkan saja pilih mana yang diinginkan.

Adanya tuduhan mafia voter bukan kali ini saja, tapi sudah digaungkan sejak lama. Awalnya saya tidak begitu perduli dengan tuduhan itu. Tapi semakin lama saya pikir, tuduhan mafia voter tidak bisa dianggap main main lagi, melainkan sebuah tuduhan serius. Karena bisa dibilang tuduhan ini, ingin membunuh motto Kompasiana - Sharing and Connecting. Bukan hanya itu saja, tapi tuduhan itu bisa juga membuat orang jadi ngeri bergabung di Kompasiana.

Menuduh tanpa ada bukti yang valid, sebenarnya sangat jelas bahwa tuduhan itu selain tidak mendasar,  konyol, ngawur dan mengada ada saja. Karenanya sungguh sangat mengherankan apabila hal yang tidak pantas dan tidak seharusnya dilakukan, tapi tetap dilakukan oleh seorang Kompasianer yang sudah lama bercokol disini.

Apabila tuduhan itu terus dibiarkan, berarti kita, yang ingin Kompasiana berkembang menjadi rumah sehat, tempat orang berinteraksi, wadah blogger terbesar di Indonesia yang sedang menanjak ratingnya, yang sekarang terkenal dengan logo Kriko yang riuh rendah, ingin menjadi sepi, sunyi seperti kuburan sewaktu habis pilpres lalu.

Patut untuk ditanyakan, apakah yang membuat tuduhan itu tidak senang akan keramaian Kompasiana? Atau tidak senang jika rating Kompasiana naik?

TOLONG PERTANYAAN INI DIJAWAB DENGAN JUJUR...

Silahkan dicek lagi, berapa banyak pemilik akun orang orang top di negeri ini, atau banyak juga akun baru dan lama, tapi mereka tidak mau berinteraksi. Setelah membuat tulisan, mereka lalu logout, tanpa pernah menyambangi lapak siapapun, bahkan membalas komentar dilapaknya sendiripun tidak mau.

-Apakah saya salah, sering berinteraksi dengan para sahabat di Kompasiana?

-Apakah saya salah, jika mempunyai waktu lebih banyak di depan komputer dibanding dengan yang lain, sehingga bisa mengomentari dan memvote tulisan orang lain?

-Apakah sebuah hal yang tabu dan haram, mengomentari dan mem vote tulisan orang lain, sehingga dijatuhkan tuduhan sebagai mafia voter?

-Jika pada akhirnya apa yang saya lakukan –mengomentari dan mem vote tulisan orang lain- lalu dibalas orang, dengan mengomentari dan mem vote tulisan saya, apakah itu sebuah aib yang harus dihujat sebagai mafia voter?

-Serendah itukah, saya dan para sahabat yang mem vote tulisan saya?

Harapan saya, semoga saja tuduhan yang terkesan ngawur dan sembarangan ini (karena tanpa bukti), bukan karena merasa iri dan dengki dengan apa yang sudah dicapai oleh Kompasiianer lainnya saja. Kalau karena sekedar iri atau memang cuma mau cari perhatian saja, kenapa ga ikutin cara yang diterapkan oleh Kompasiana yaitu Sharing and Connecting, atau masih banyak juga koq cara yang bisa dilakukan, tapi sebaiknya jangan pake cara cara mendiskreditkan orang lain.

Silahkan para sahabat Kompasianer yang saya sayangi dan saya kagumi, menilai sendiri bukti gambar di bawah ini...

[caption caption="http://www.kompasiana.com/www.kalba-kaif.com/kehadiran-akun-klonengan-mengancam-dominasi-mafia-voters-makanya-mencak-mencak_563f4d89f77e612b0b970b17"]

[/caption]

Mestinya kalo bijak ngevote ya karena tulus artikel tersebut layak divote, bermanfaat, menarik,aktual bagi para pembacanya,bkn karena faktor perkonco'an,selama ini mereka saling vote lbh karena faktor perkoncoan dibanding iklas or realistis karena artikel menarik maka layak di vote.

(Bijak banget ya... Jadi terharu...Hikz hikz hikz...)

Coba lihat sebelumnya...

Tak kasih vote aktual, biat tulisannya ada lanjutane lagi.

Bla bla bla..

Vote-nya telat nus, sdh gk di nt lgi gk ada gunanya...

suoooompret

Sumprit.. di vote dong bro...Kkk

Kita sohiban ya, damai terus. Pokole vote!

Nah gitu dong, klo bisa akun tujulnya ikut vote... Kkk

Weleh weleh, Kang Sayeed ini, belum dhuhur kok udah bikin taifun angin gurun wkwkwk

Sejam lgi pk haji..Ayo divote dong biar moncer..

-Gk ngevote mksdnya karena kmbretannya..

*Kang Sayeed begitu menghamba, eh menghiba eh begitu care hehe

-Iya dong.. Pa kbr pak haji.*.

Hayuh vote biar hajinya tmbh mabrue.. Kkkk

Mbak nuz.. Ayoh dong dvote series berikutnya

Jreng-jreng-jreng...jngan lupa vote-nya dong

Mbok anusah herawati sing ayu dhewek..blm baca wis njeplak duluan jd bad komen dweh..hayuh mbok voting... Pelit amta vote gk byr aje bahl gitu

(Semua komen gambar dari beberapa artikel akun yang menuduh saya, masih ada puluhan komen yang seperti ini di lapaknya, yang tidak mungkin saya sertakan semua dalam tulisan ini)

 

Salam damai...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun