Kalau secara ekstrem alias lebay bisa dikatakan, ketika timnas Indonesia bertanding dengan tim manapun, kekalahan adalah hal yang mutlak pasti terjadi. Sedangkan kemenangan bisa dibilang sebuah mukjijat yang datang dari langit.
Ibarat Bumi dan Langit, tegak lurus 180 derajat. Ketika prestasi baik semakin jauh dari jangkauan, justru prestasi yang memalukan, semakin hari semakin banyak terlihat. Dari mulai perkelahian antar pemain di lapangan, pengeroyokan wasit sampai pada sepakbola Gajah atau *pengaturan skor, ditingkat lokal sampai internasional. Semua keburukan komplit ada. Terjadi dari tingkat tarkam sampai pada tim divisi utama.
(*Catatan : Pengaturan skor terjadi bukan pada timnas Indonesia saja, tapi terjadi pada banyak tim sekelas Juve, Milan dan bahkan bukan tidak mungkin terjadi pada timnas negara lain. Karena pengaturan skor bisa dibilang orang yang buang angin, atau kentut (maaf), banyak orang yang tahu, banyak orang merasakan baunya tapi sangat sukar membuktikan siapa pelakunya. Sayangnya, sudah banyak pihak yang bersaksi tapi belum keliatan ada kejelasan kasusnya)
Apakah dilakukan pembenahan terhadap semua masalahnya? Mungkin ada pembenahan, tapi apakah ada perbaikan atau perubahan? Kebobrokan ini bukan terjadi baru baru saja lho! Tapi, sudah terjadi bertahun tahun lho! Dan tidak keliatan ada hasilnya lho!
Para sahabat Kompasianer yang saya kagumi dan saya sayangi semuanya...
Kita bisa lihat dari paparan singkat di atas, banyak yang mesti dibenahi dalam sepakbola kita. Bukan cuma pengurus, wasit, pemain saja, tapi juga kita –masyarakat, penonton, pencinta olahraga sepakbola, bahkan orang tua yang anaknya ingin menjadi pemain sepakbola, harus punya komitmen yang sama, yaitu memajukan sepakbola nasional .
Kisruh antara PSSI dan Kemenpora sangat tidak layak ada campur tangan pihak lain. Perseteruan antara kedua kubu, sangat mungkin bisa diselesaikan oleh kita sendiri, karena jelas bersifat politik. Tinggal bagaimana mencari jalan atau membagi jatahnya dengan adil saja.
Jika masing-masing pihak terus ngotot mau menang menangan, sampai kapanpun ga akan bisa selesai. Apalagi membawa masuk pihak lain yang tahu seluk beluknya, kedalam perseteruan ini.
Kita, Aku dan Kamu, yang tahu segala macam tetek bengek sepakbola negeri ini, tidak bisa menyelesaikan, gimana orang lain bisa? Sudah jelas mereka sangat tidak paham latar belakang, kultur budaya dan politik negeri ini, bagaimana bisa mereka memberi solusi? Apakah memang kedua belah pihak, maunya dikasih tau sama orang lain baru ngerti?
Apakah sudah lupa bahwa kita selalu berteriak, tidak ingin diatur bangsa lain?
Apakah kita anak kecil yang tidak bisa ngatur diri sendiri dan selalu berubah?