Mohon tunggu...
Mike Reyssent
Mike Reyssent Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kejujuran Adalah Mata Uang Yang Berlaku di Seluruh Dunia

Kejujuran Adalah Mata Uang Yang Berlaku di Seluruh Dunia Graceadeliciareys@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola

Habis ini, Siapa Lagi yang Mau Dihajar?

26 Oktober 2015   04:41 Diperbarui: 26 Oktober 2015   07:51 2006
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Terseok seok di awal Liga Premier Inggris, Arsenal kemarin sukses memuncaki klasemen sementara, hasil dari 7 kali menang, 1 draw dan 2 kali menelan kekalahan, dengan jumlah nilai 22, total dari 10 pertandingan.

Sayangnya, pada pertarungan maut derby kota Manchester, mereka berbagi angka sama yaitu 0-0, dengan hasil itu, The Citizen kembali merebut posisi puncak, jadi Arsenal hanya berhasil menduduki posisi puncak klasemen kurang lebih 24 jam.

Meski begitu, grafik menanjak The Gunners yang sedang On The Track, patut diwaspadai oleh kelompok Big Four.

Berikut review perjalanannya...

Pertandingan pertama...

Berada dalam posisi tuan rumah pada laga pembuka menghadapi The Hammers. Seperti biasanya sejak awal pertandingan, pemain Arsenal selalu tampil menyerang. Dilihat, dari statistik pertandingan 62 % berbanding 38%, mereka begitu menguasai pertandingan. Sungguh miris, alih alih bisa meraih poin penuh, malah Arsenal sukses menanggung derita.

Kekalahan pada awal musim sungguh memalukan, The Gunners dihantam 2 gol tanpa balas. (menit ke 43 oleh Kouyate dan menit ke 57 oleh Mauro Zarate) Hmmm...

Pada laga kedua, melawan tim pendatang baru, Crystal Palace.

Walau datang sebagai tim tamu, tapi kalau bicara rekor dan kelas, Arsenal jauh lebih diunggulkan. Di atas kertas, Arsenal yakin bisa mengatasi Eagles.

Benar, anak asuh Arsene Wenger berhasil meraih poin penuh, hanya saja kemenangan itu bisa dibilang, karena faktor keberuntungan semata.

Unggul lebih dulu pada menit ke 16 berkat gol Giroud, langsung dibalas oleh James Mc Arthur pada menit 28, menjadikan skor 1-1.

Terus menerus menyerang tanpa penyelesaian yang baik, lini depan Arsenal sangat tumpul. Sampai akhirnya, pada menit ke 55, pemain belakang Crystal Palace, Damien Delaney yang geregetan melihat pemain Arsenal tidak mempu menjebol gawang Crystal Palace, lalu menceploskan bola ke gawangnya sendiri. (Hahahaa...)

Gimana ga gereget, Arsenal yang lebih menguasai pertandingan, dengan statistik 41% : 59%, 11 : 20 tembakan percobaan dan 4 : 7 tendangan ke arah gawang, untuk keunggulan Arsenal tapi mereka ga mampu juga buat gol.

Begitu juga pada laga ketiga, ketika Arsenal menjamu The Red di Emirates Stadium, pada tanggal 24 Agustus 2015 lalu, keliatan penampilan anak anak Arsenal belum juga pulih dari masa liburan panjangnya.

Kalau dilihat dari Head to Head Arsenal Vs Liverpool di bawah ini, penonton dimanapun pastinya berharap pertandingan ini akan sangat seru karena selalu sarat dengan gol.

Pada tabel di atas terlihat dari 10 pertandingan terakhir, Arsenal hanya kalah 2 kali dan Draw 3 kali, sedangkan 5 pertandingan lainnya, The Reds selalu dilibas oleh The Gunners. Dengan jumlah gol rata rata per pertandingan 3,3 gol !! (jumlah 33 gol dari 10 pertandingan).

Di atas kertas, Arsenal lebih diunggulkan, selain itu seluruh penonton juga berharap akan melihat banyak gol gol indah, tapi apa yang terjadi sungguh mengecewakan.

The Gunners yang tampil lebih menguasai pertandingan, tidak mampu menjebol gawang Liverpool, begitu juga The Reds, maka praktis pertandingan berakhir dengan skor kaca mata alias 0-0.

Dengan hasil pertandingan yang seperti ini, merupakan rekor tersendiri bagi kedua tim, mengingat hasil kacamata terakhir, terjadi pada tanggal 9 Januari 1999, berarti pecah rekor 0-0, yang sudah lebih dari 15 tahun yang lalu.

Pada pertandingan ke empat, The Gunners datang sebagai tamu menghadapi The Magpies, New Castle, di St. James Park.

Sejak menit 16, New Castle praktis hanya bermain 10 orang –karena penyerang New Castle, Aleksandar Mitrovic, diganjar kartu merah oleh wasit A Marriner. Meski begitu, lagi lagi para pemain Arsenal keliatan tidak punya naluri mencetak gol, karena yang mencetak gol kemenangan The Gunners, justru pemain belakang The Magpies, Fabricio Coloccini, pada menit ke 52.

Benar benar keliatan konyol, jika saat itu Arsenal tidak mampu membawa pulang 3 poin, karena dari statistik pertandingan, mereka menguasai 74% berbading 26% dan tendangan mengarah ke gawang 9 : 0, sedangkan tendangan percobaan 22 : 1 !! (Wadaw...)

Dari empat pertandingan awal, bisa dilihat, The Gunners tidak punya goal getter, karena dari 3 gol yang disarangkan ke gawang lawan, hanya 1 yang berasal dari pemain Arsenal. Mereka hanya sibuk menguasai lapangan pertandingan saja tapi mandul dalam penyelesaian akhir.

Leg kelima...

Disini baru mulai kelihatan, pemain Arsenal mulai menunjukan kelasnya sebagai kandidat juara Liga Premier Inggris.

Menjamu The Potters, Stoke City, di Stadium Emirates, anak asuh Arsene Wenger, tampil begitu memukau. 29 tendangan percobaan ke gawang, Jack Butland dan 12 diantaranya menuju sasaran.

Hasil akhir pertandingan 2-0 untuk Arsenal. 2 gol yang diciptakan oleh Theo Walcott pada menit 31, kemudian ditutup oleh Oliver Giroud pada menit ke 85, cukup membuat Sang Professor tersenyum. (Uhhhuuuyy...)

Leg keenam...

Anak asuh Arsene Wenger, baru saja mulai bangkit semangatnya setelah minggu sebelumnya, sukses menghajar Stoke City, dengan skor 2-0. Tapi, pada minggu berikutnya, Sabtu 19 September 2015, justru harus menelan kekalahan kedua...

Musibah terjadi pada leg keenam, saat Tim Meriam London datang ke Stamford Bridge untuk bertanding melawan anak asuh The Special One, Mr Mou, The Blues, Chelsea.

Kekalahan tim asuhan Arsene Wenger, bisa dikatakan karena adanya campur tangan dari yang maha kuasa di lapangan yaitu wasit.

Entah sengaja atau tidak, dan terlepas dari dibebaskannya, Mike Dean -wasit yang memimpin pertandingan- dari hukuman Federasi Sepak Bola Inggris, FA, tapi bisa dilihat dari video yang beredar, wasit tersebut lebih memihak kepada tuan rumah, The Blues.

https://www.youtube.com/watch?v=c_syIkWIBl0

Sebuah pelajaran pahit, bukan hanya untuk seorang Gabriel Paulista saja, tapi bagi siapapun supaya bisa mengontrol emosinya sehingga tidak mudah terpancing oleh lawan.

Berniat memisahkan pertengkaran antara Diego Costa dengan Laurent Koscielny (yang dicakar?), justru Gabriel Paulista, terpancing emosinya. Kemudian ia menendang Sang Provokator, Diego Costa. Justru momen inilah yang dilihat oleh Mike Dean.

Keruan saja, Mike Dean langsung mendepak Paulista dari lapangan pertandingan, sedangkan Costa hanya mendapat kartu kuning saja.

*Kejadian ini ada kemiripan dengan MotoGP Sepang yang berlangsung Minggu, 25 Oktober 2015, ada yang memprovokasi dan ada yang emosi. Akibatnya yang rugi adalah yang emosi.

Pada babak kedua, Arsenal yang bermain dengan 10 orang, membuat The Blues lebih leluasa menguasai pertandingan. Memasuki menit ke 54, pemain belakang Chelsea, Kurt Zouma, berhasil merobek jala Petr Cech. 1-0 buat Chelsea.

Meski bermain dengan 10 orang, semangat para pemain Arsenal tetap berkibar kencang, mereka mampu melakukan serangan balik yang cukup merepotkan lini pertahanan Chelsea.

Belum puas meng kartu merahkan 1 pemain Arsenal, lagi lagi Mike Dean, memberi hadiah kartu kuning bagi pemain Arsenal, Santi Cazorla pada menit ke 79, yang mana sebelumnya Cazorla telah menerima kartu kuning pertama pada menit ke 31, sehingga praktis, Arsenal hanya bermain hanya dengan 9 orang. (Miris...)

Tak pelak lagi, kehilangan 2 pemain menyebabkan lini pertahanan Arsenal menjadi sangat rapuh dan terus menerus dibombardir oleh punggawa Chelsea. Maka tak heran jika pada menjelang akhir pertandingan, Eden Hazard, berhasil mengoyak jala Petr Cech. Skor akhir, 2-0 untuk kemenanganThe Blues.

*Saat ini The Blues, sedang dirundung “Blue” karena malam tadi, The Special One, menelan kekalahan dari West Ham. Ini merupakan kekalahan yang kelima dari 10 pertandingan, meyebabkan posisi Chelsea langsung disusul 3 tim berbarengan (WBA, Swansea dan Watford), sehingga Chelsea terpaksa menggantikan posisi Watford di peringkat 15. (Hikz hikz hikz...)

*mungkinkah tahun ini The Blues terlempar dari Big Four?

Laga ketujuh...

Kekalahan kedua yang kontroversi adalah obat yang sangat mujarab untuk melecut para pemain Arsenal, segera bangkit dari tidurnya.

Datang sebagai tim tamu menghadapi tuan rumah The Foxes, Leicester City, tim yang baru promosi tahun ini. Berbanding terbalik dengan tim tamu yang masih labil, Leicester sebagai tuan rumah tampil kepedean, karena dalam 6 pertandingan sebelumnya di Liga Premier Inggris, Leicester begitu perkasa dan tak terkalahkan.

Baru menit ke 13, penyerang Leicester, James Vardy sudah berhasil menjebol gawang Petr Cech. Gerah melihat gawangnya jebol pada menit menit awal, para pemain Arsenal bangkit. Tak selang berapa lama, yaitu pada menit ke 18, Theo Walcot, menyamakan kedudukan menjadi 1-1. Kemudian pada menit 33, Alexis Sanchez, berhasil membawa Arsenal unggul 1-2 pada babak pertama.

Memasuki babak kedua, pada menit ke 57, Alexis Sanchez berhasil menjebol lagi gawang Leicester, yang dijaga oleh Kasper Schmeichel, putra dari kiper legendaris MU, Peter Schmeichel, yang berkebangsaan Denmark.

Selayaknya Arsenal, adalah tim yang terus menyerang walaupun sudah menang 1-3, maka pada menit 81, Alexis Sanchez berhasil meraih Hattrick. Skor berubah menjadi 1-4.

Tidak putus asa, tuan rumah yang terkaget kaget menghadapi amukan The Gunners, berusaha mengejar ketinggalan. Alhasil, pada menit ke 89, James Vardy kembali menjebol gawang Petr Cech, 2-4.

Tapi apa mau dikata, tim besutan Sang Professor sedang murka, selang semenit kemudian Oliver Giroud, membungkam sorak sorai pendukung tuan rumah dengan merobek gawang Kasper Schmeichel. Skor akhir 2-5 untuk Arsenal.

*Leicester City adalah korban pertama dari amukan anak anak kota London ini. Mereka dihajar habis habisan di kandang sendiri, King Power Stadium, dengan skor telak 2-5. Padahal tim yang baru promosi ini sedang naik daun. Dibantai pada leg ketujuh oleh Arsenal didepan pendukungnya, adalah kekalahan pertama mereka.

Leg kedelapan...

Menghadapi musuh bebuyutan Setan Merah, Manchester United di Emirates Stadium.

Stadion yang terletak di London Utara adalah stadion pengganti Highbury yang ditutup sejak 2006 lalu. Dengan kapasitas 60.338 penonton, merupakan stadion terbesar kedua setelah Old Trafford, yang mempunyai kapasitas 75.653 penonton.

Tanpa kata ba bi bu, tanpa basa basi, tanpa tedeng aling aling lagi, pasukan Arsenal langung menekan, menyerang, dan menghajar Setan Merah.

Baru 6 menit berjalan, Alexis Sanchez langsung menjebol gawang De Gea. Bola operan dari Ozil, disontek lewat belakang kaki oleh Sanchez. 1-0 untuk Meriam London.

Belum pulih dari kejet kejet nya, selang semenit kemudian para pemain MU lagi lagi diberi uppercut yang menghantam tepat di ulu hati. Kali ini Ozil yang membuat Emirates Stadium bergoncang. 2-0 untuk Arsenal.

Lagi lagi Alexis Sancez, bintang dari Chile yang masih berusia 26 tahun ini, membuat Arsene Wenger dan seluruh pendukung Arsenal bersorak. Tendangannya dari luar kotak penalty, pada menit ke 20, tak dapat di blok oleh De Gea... 3-0 untuk Arsenal.

Meski, sedikit disayangkan, sampai akhir pertandingan tak ada gol lagi yang tercipta, tapi dengan kemenangan 3-0, melawan anak asuh Van Gaal adalah sebuah kemenangan yang sangat manis...(Cieee...)

Pertandingan kesembilan...

Bertandang ke Vicarage Road, Watford, menghadapi tim tuan rumah yang baru promosi di Liga Premier Inggris.

Watford adalah tim yang jago draw, bisa dibilang mereka mempunyai pertahanan yang mumpuni. Terbukti, tiga pertandingan pertamanya selalu berakhir draw. The Hornets, sukses mengantongi poin 10 dari 8 laga awal, hasil menang 2 kali, draw 4 kali dan kalah 2 kali. Kekalahan Watford pertama, ketika bertemu Manchester City, pada tanggal 29 Agustus 2015.

Sepanjang babak pertama, para pemain Arsenal kesulitan membongkar lini pertahanan Watford yang begitu ketat. Begitu banyak peluang Arsenal, gempuran dari berbagai sektor, menyebabkan para pemain Watford bertahan total, namun sayangnya, tidak satupun yang berhasil mengoyak jala Heurelho Gomes, sehingga babak pertama berakhir dengan skor 0-0.

Memasuki babak kedua, baru pada menit ke 62, Alexis Sancez, sukses menembus kebuntuan. Berawal serangan dari sektor tengah, bola dioper ke arah Ozil yang berlari ke dalam kotak penalty. Ozil dilanggar oleh Odion Ighalo –penyerang Watford- yang ikut membantu pertahanan. Bola muntahan, disambut Alexis Sanchez yang sudah berdiri bebas. Sedangkan Heurelho Gomes , penjaga gawang Watford sudah tidak berdaya lagi. 0-1 untuk Arsenal.

Menit ke 64, Arsene Wenger, memasukan Giroud menggantikan Walcott. Tidak menunggu lama, 4 menit kemudian, Giroud membayar kepercayaan Wenger. Mendapat operan Ozil dari sektor kiri Watford, Giroud langsung menyepak bola ke dalam gawang. Skor berubah menjadi 0-2.

Unggul 0-2, Arsenal tidak lalu bermain aman, tapi terus menekan Watford. Menit ke 74, giliran gelandang Aaron Ramsey yang membobol gawang Watford. Skor 0-3 untuk Arsenal tidak berubah sampai akhir pertandingan.

Laga kesepuluh, Sabtu 24 Oktober 2015.

Menjamu The Toffees, Everton di Emirates Stadium. Dengan mengantongi enam kemenangan dari 9 laga, merupakan sebuah modal yang sangat baik bagi The Gunners, apalagi sebelumnya mereka berhasil membekuk FC Hollywood di ajang penyisihan Liga Champion, dengan skor 2-0.

Oliver Giroud yang tampil bagus pada saat Arsenal menggilas FC Hollywood, Bayern Muenchen dan ketika The Gunners menghajar Watford, diturunkan menjadi starter. Sedangkan Theo Walcott harus rela duduk dibangku cadangan.

Pemain berkebangsaan Perancis ini, lagi lagi tidak menyia nyiakan kepercayaan yang diberikan Sang Professor kepadanya. Masuk menit ke 36, menyambut umpan Ozil dari tengah lapangan, dengan tandukannya, Giroud berhasil menggetarkan Emirates Stadium. 1-0 untuk Arsenal...

Dua menit berselang, gantian Koscielny -pemain belakang Arsenal- yang menyambut umpan tendangan bebas lewat tandukan yang mengoyak jala Tim Howard.

Namun sayang, menjelang akhir babak pertama, tepatnya pada menit ke 44, pemain belakang Arsenal, Gabriel Paulista ”sedikit melakukan kesalahan”, bermaksud menahan tendangan Barkley, bola malah berbelok arah dan masuk ke gawang Petr Cech. Skor 2-1 untuk Arsenal, tidak berubah sampai akhir laga.

Dengan kemenangan ini, Arsenal sukses membukukan 7 kemenangan berturut dalam berbagai event. Sebuah keberhasilan yang layak untuk diperhitungkan menjadi kandidat juara Liga Premier Inggris musim 2015-2016. Tinggal menunggu, siapa lagi yang mau dihajar Arsenal...

Benar, musim pertandingan baru menjalani seperempat laga. Tapi bila dilihat dari prestasi mereka yang semakin membaik, bukan tidak mungkin kali ini Arsenal yang bakal menggondol Trophy Liga Premier. Hanya saja ada yang perlu diwaspadai, seperti komen saya di lapak ini. Ada faktor X yang sering berperan sebagai penentu kemenangan dalam setiap kejuaraan olahraga.

Berikut di bawah ini adalah klasemen sementara Liga Premier Inggris pekan ke 10.

*****

Salam Damai...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun