GT dipindahkan ke Lapas Gunung Sindur. Sedangkan untuk kedua pengawal Gayus diberikan sanksi berupa penundaan kenaikan jabatan.
Apakah memberi sangsi seperti itu cukup memberi efek jera dan dipastikan GT tidak keluar lagi? Apakah memberi sangsi itu cukup membuat para petugas lapas jera, sehingga tidak berani meloloskan napi keluyuran lagi?
Sudah seharusnya masalah ini kita jadikan sebagai momentum yang tepat bagi kita untuk mendesak pemerintah segera memperbaiki sistem pengawasan lapas, supaya kasus napi keluyuran atau bermedsos ria tidak akan terulang lagi.
Sudah saatnya, kita juga harus mendesak pemerintah untuk mengungkap secara terang benderang, maksud sebenarnya maksud pertemuan itu, kemudian kemana perginya GT.
Apakah memang GT sebodoh itu, mengambil resiko yang sedemikan besar demi pertemuan yang ga ada juntrungan aja?
Apakah memang aparat yang mengawal GT sedemikian tololnya membawa GT ke pertemuan itu kalau tidak ada maksud yang sangat penting?
Apakah memang aparat yang memeriksa GT juga begitu lugunya sehingga dengan mudah percaya bahwa pertemuan itu cuma makan makan aja?
Hal ini yang rupanya masih belum juga kita sepakati bersama, yaitu pembenahan sistem pengawasan lapas dan mengungkap niat pertemuan itu.
Terlihat minggu ini, kita terus berkutat dalam skema kecil saja dan kita melupakan akar dari masalah yang sebenarnya. Terlihat kita hanya fokus mengungkap PK = GT atau PK # GT itu saja, tapi tidak mau menjadikan masalah ini sebagai titik balik untuk mengungkap hal yang lebih besar lagi.
Saya ambil contoh satu aja ya...
[caption caption="http://www.merdeka.com/peristiwa/foto-keluyuran-di-luar-lp-beredar-gayus-terancam-masuk-sel-isolasi.html"]