Pada jaman dahulu kala (Cieee, kaya HC Andersen ya.. Wakakaka..), di sebuah negeri bernama Nasunrata, ada sebuah hutan yang sangat rimbun karena ditumbuhi oleh pohon pohon raksasa. Ternyata, di dalam hutan yang selama ini belum pernah terjamah oleh manusia, hiduplah sekelompok manusia raksasa yang biasa disebut sebagai Troll.
Kehidupan Troll yang ada di hutan perawan ini sangat unik, karena selain bodoh layaknya Troll tapi mereka selalu inginnya bertengkar dan mencela apa aja yang dilihatnya. Dengan cara bertengkar dan mencela itulah mereka mendapat kepuasan bathin yang melebihi kepuasan manusia ketika melakukan hubungan sex.
Yang lebih anehnya, jika sepasang suami istri manusia yang normal pada umumnya melakukan hubungan sex, sehari maksimal hanya 2 kali sampai 5 kali saja, tapi Troll bisa bertengkar dan mencela sampai berpuluh bahkan beratus kali dengan berganti ganti Troll lain. Gileee bener....
Jadi, bisa dibilang kehidupan Troll di hutan itu -kalau kata kita sebagai orang normal- jelas jelas sangat tidak harmonis sama sekali. Terbalik dengan pandangan Troll yang sangat bodoh itu, mereka begitu menikmati suasana pertengkaran dan cela mencela itu. Kebalikannya, mereka merasa sangat risih, malu dan jengkel kalau melihat suasana tenang...Gebleg kan? Wakakakaaa....
Oiya, Kampung Troll ini mereka bernama Kaempe dan dipimpin oleh seorang mantan pejuang yang sangat perkasa bernama Prasu. Berbeda jauh tabiat Prasu dengan warganya yang selalu ingin bertengkar dan ingin mencela setiap apapun yang mereka lihat, Prasu justru lebih banyak berdiam diri dan semedi di dalam goanya saja...
Pada suatu ketika, terjadilah hal yang sangat luar biasa menimpa hutan tersebut. Angin taufan yang sangat dahsyat memporak porandakan Kampung Kaempe dan menerbangkan pohon pohon raksasa, lalu disertai hujan deras yang tak henti hentinya menyebabkan hutan dilanda banjir bandang.
Kampung Kaempe musnah. Seluruh penghuninya beterbangan dan berceceran entah kemana, memenuhi seluruh pelosok negeri Nasunrata.
Disudut lain di negeri Nasunrata...
Ada sebuah perkampungan manusia yang bernama Kampung Kamposaina, didirikan oleh Pihep Nuharga.
Warga Kampung Kamposaina hidup dengan tenang, aman dan damai (menurut ukuran manusia, terbalik dengan Troll kan?). Kerukunan warga Kampung Kamposaina, disebabkan karena selalu ingin berbagi, bersilaturahmi dan bersenda gurau bersama sama.
Keadaan yang sangat tenang, aman dan damai itu, tiba tiba dikejutkan oleh sesuatu yang jatuh dari langit. Setelah hilang rasa kagetnya, semua warga mengerumuni -ingin tau- benda atau mahluk apa yang jatuh dari langit itu.
Alangkah terkejutnya setelah tau itu ternyata sesosok mahluk hidup! Awalnya mereka tidak tahu mahluk apa yang ada dihadapannya, karena sama sekali tidak pernah melihat mahluk sebesar dan seburuk itu. Setelah diteliti dengan lebih seksama, mereka sadar mahluk itu masih bernapas. Sungguh suatu keanehan melihat mahluk itu masih bisa hidup.
Selidik punya selidik, akhirnya mereka tahu bahwa yang ada dihadapannya adalah Troll !!! Rupanya raksasa bodoh itu sangatlah kuat, walaupun sudah jatuh dari ketinggian yang sukar diukur tapi masih tetap bernapas.
Troll yang dalam keadaan compang camping serta tubuh babak bundas, kemudian diberi makan supaya bisa sehat kembali. Apa yang terjadi kemudian?
Setelah sembuh dari semua lukanya, sehat wal afiat, dan fisiknya bugar kembali, Troll kaget melihat warga Kampung Kamposaina yang hidup rukun, damai dan sejahtera. Lalu tanpa basa basi lagi Troll mencela seorang warga yang ada di dekatnya. Keruan aja, Kampung Kamposaina semakin geger ketika melihat Troll itu terus memaki dan mencela semua orang. Semua yang dilihat pasti dicela dan dimaki maki dengan bahasa kotor. (yang menurut budaya manusia sangat tidak pantas).
Jadi bukannya mengucapkan terima kasih sudah diterima dan dirawat secara baik, di Kampung Kamposaina, Troll itu justru mencela dan memaki maki seluruh warga kampung. (Astaga, mungkin itu cara Troll berterima kasih kali ya? Mana tau, saya kan manusia biasa...Wakakaa....)
Karena memang dasarnya warga Kampung Kamposaina adalah orang baik dan bijak, mereka tetap berusaha supaya Troll menjadi baik dan mengikuti aturan yang ada di Kampung Kamposaina. Namun, biarpun sudah ada beberapa orang warga Kampung Kamposaina yang coba coba mengajari caranya bertata krama di Kampung Kamposaina, malah disemprot dan dimaki maki sama Troll itu.
Tidak putus asa, berbagai cara dilakukan oleh warga untuk mendidik Troll supaya bisa menyesuaikan diri dengan warga Kampung Kamposaina.
Dimulai dengan pendekatan secara baik baik, dinasehati, bahkan saking jengkelnya sampai ada sesepuh kampung yang menyarankan agar Troll berobat atau menyuruhnya kerja bersihin WC, tapi Troll masih terus dengan kebiasaannya di Kampung Kaempe yaitu memaki maki dan mencela semua orang. (mungkin karena kebiasaan atau juga mungkin juga karena saking bebalnya ya? Jadi ga ngerti dikasih tau baik baik...Hahahahaa...)
Lalu, bagaimana akhir dari petualangan Troll yang Super Duper Bodoh ini di Kampung Kamposaina?
Apakah hanya ada satu Troll saja yang jatuh di Kampung Kamposaina?
Bagaimana cara warga Kampung Kampoasina mendidik Troll supaya bisa baik?
Nantikan kelanjutan kisah mereka yang sangat unik, di Edisi Khusus Troll berikutnya, hanya di....
Salam Damai...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H