Hubungan pertemanan mereka menjadi semakin akrab, lalu terjalinlah hubungan cinta monyet ala anak ABG antara Tanya dan Junpei “Giovani”
Waktu berlalu, tanggal 16 Juli 1946, tengah malam, Tatsuo mendapat kabar bahwa Hideo, adiknya ditangkap ketika berusaha menyelundupkan beras untuk dibagikan kepada penduduk pulau.
Ketika mendengar kabar itu, Tatsuo bergegas pergi ke goa tempat penyimpanan beras untuk menyembunyikannya. Belum sempat melakukan apa apa, Tatsuo ditangkap oleh ayah Tanya, yang menjadi komandan pasukan Uni Sovyet.
Junpei menuduh Tanya yang membocorkan goa rahasia penyimpanan beras itu kepada ayahnya. Insiden ini membuat hubungan mereka menjadi retak. Karena Junpei sangat yakin bahwa Tanya lah yang memberitahu ayahnya perihal goa rahasia itu.
Tanggal 25 September 1947, seluruh penduduk pulau di evakuasi ke daratan besar. Tapi Kenzo, kakek mereka tetap keukeuh ingin berada di pulau.Kenzo berbohong kepada kedua cucunya bahwa ia akan menyusul kemudian, tapi sebenarnya Kenzo memang tidak ingin pergi dari pulau itu. Sang kakek, lalu menitipkan kedua cucunya kepada Sawako, guru mereka. (Dari kejadian ini bisa menjawab pertanyaan, mengapa penduduk Pulau Shikotan lebih dominan orang Rusia 85%, dibanding orang Jepang)
Sebenarnya, itulah alasan utama, mengapa Kenzo tidak mau ikut di evakuasi.
Setelah berada dalam kapal -yang akan mengangkut penduduk ke daratan besar- mereka senang mendapati pamannya, Hideo juga ikut. Beberapa saat setelah kapal mengangkat sauh, dari kejauhan, Junpei dan Kanta melihat Tanya yang berlarian untuk mengiringi kepergian mereka. Junpei benar benar menyesal tidak sempat meminta maaf...(Hikz hikz hikz...)
Perjalanan laut yang melelahkan dan banyak membawa penderitaan karena kapal diterjang badai yang tak henti hentinya. Sehingga memakan waktu yang cukup lama. Setiba didaratan pada tanggal 3 Oktober 1947, mereka baru tahu ternyata kapal tidak membawa mereka ke Nemuro, Jepang, tapi ke Maoka. (Sampai tahun 1946, Maoka tercatat masih menjadi bagian wilayah Jepang tapi setelah menjadi bagian Uni Sovyet, Maoka berganti nama menjadi Kholmsk Холмск)
Tinggal dalam kamp penampungan tawanan, dengan makanan ala kadarnya –kadang tidak layak dimakan karena sudah basi- membuat anak anak kelaparan dan jatuh sakit. Ketika Hideo memberikan masing masing 3 potong biskuit saja, mereka senangnya bukan main.