Terima kasih buat mas Wahyu! Tulisannya keren dan bermanfaat.
Tapi jika memungkinkan, ada baiknya kita membuat gambar tulisan sendiri seperti ini atau ini. Kemudian, dalam gambar tulisan itu, kita sisipan kalimat atau nama kita. (di Kompasiana, saya seneng melihat gambar hasil karya Pak De Sakimun, tapi sampai saat ini saya belum mampu).
Langkah kedua.
Biasakan jika membuat tulisan dilink ke tulisan kita sendiri, entah berkaitan dengan isi tulisan maupun tidak, ga masalah. Fungsinya jika tulisan dicopas tanpa permisi, orang bisa tahu sumbernya dari mana, selain itu bisa sekalian mempromosikan tulisan kita sendiri. (narsis lagi)
Langkah ini sudah mewabah dan dipakai oleh media online. Bisa dilihat lagi pada gambar dibawah ini atau bisa juga lihat ke media lainnya yang banyak menyertakan link tulisan pada tulisan.
Langkah ini saya dapat ketika membaca komen dilapak Oom Yos kemarin, bahwa ada manfaatnya menulis typo. Ketika tulisan kita yang ada typo nya dicopas orang, maka dengan mudah diketahui bahwa itu hasil copas. Sebenarnya langkah ini bisa dibilang aneh dan unik tapi ada baiknya bisa diambil hikmahnya. Jadi saya hanya bisa menuliskan, bahwa dalam setiap penulisan artikel, kita harus mempunyai ciri khas sendiri, supaya dengan mudah bisa diketahui oleh siapapun yang membaca tulisan itu.
Sebenarnya, hampir semua Kompasianer punya ciri khas pada tulisannya, cuma ada yang keliatan jelas ada yang samar samar. (Ryan M (13+ Kompasianer Dengan Ciri Khasnya (Part I)Â dan (Part II))
Diluar dari tulisan diatas, silahkan juga lihat tulisan mas Adhieyasa yang jarak tulisannya dari kalimat yang satu dengan yang lain agak lebar, tulisan Admin Kompasiana tahun 2222, Bang Peb yang super lebay melambay, tulisan Oom Elde yang sering bawa bawa soulmate nya dan tulisan Mbah yang udah ga peang lagi, dengan ciri makdarit, markiper dan lain lain atau tulisan Kompasianer lainnya yang saya ga bisa sebutin satu persatu. (nah ini ga narsis kan?)
Silahkan mencoba, semoga bisa dipakai.