Mohon tunggu...
Mike Reyssent
Mike Reyssent Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kejujuran Adalah Mata Uang Yang Berlaku di Seluruh Dunia

Kejujuran Adalah Mata Uang Yang Berlaku di Seluruh Dunia Graceadeliciareys@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Lulung dan Whistleblower

30 Juni 2015   08:40 Diperbarui: 30 Juni 2015   08:40 2624
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi, bukan Ahok namanya jika tidak bisa membalas umpatan konyol itu. Kompas tipi menjadi korban ketika Aiman dengan berani mewawancari Ahok -yang masih jengkel- secara langsung (sebuah pelajaran pahit yang sangat berharga buat Aiman Witjaksono, semoga ke depannya tetap semangat dan berani yaaa... Demi siaran eksklusif yang bermanfaat, jangan pernah takut kena semprit KPI)

Teriakan Ahok tentang anggaran siluman menggema keseluruh negeri. Dana pengadaan UPS untuk tiap sekolah yang angkanya sungguh fantastis dan tidak masuk akal, diduga memang sengaja disisipkan, karena pada anggaran 2012-2014, sudah jelas jelas dicoret. Oleh sebab itu, dana anggaran pengadaan UPS untuk sekolah, sarat dengan penyelewangan.

Kisruh antara KPK dan Polri, yang menghebohkan bumi Indonesia, menjadi penyebabkan Bareskrim Polri, berinisiatif mengambil kasus dugaan penyelewangan dana anggaran UPS.

Haji Lulung -sebutan dari Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta untuk Abraham Lulung Lunggana- adalah salah seorang tokoh Betawi yang paling sering berseteru dengan Ahok selain M.Taufik dari fraksi Gerindra.

Perseteruan kedua tokoh ini sudah terjadi sejak lama (kalau dibuat tabelnya bisa sepanjang pertemuan antara Brazil Vs Paraguay kemarin). Sahut menyahut, berbalas pantun, sering dilakukan kedua tokoh yang masing masing mempunyai banyak pendukung di DKI.

Lulung, bersama rekan sejawatnya Fahmi Zulfikar dari Hanura adalah anggota DPRD mendapat kehormatan dipanggil pertama oleh Bareskrim Polri. Pada panggilan pertama 27 April 2015, Lulung mangkir dengan alasan ada kegiatan partainya di Menado.

Senin malam tanggal 27 April 2015, tim penyidik dari Dit Tipikor Mabes Polri, melakukan penggeledahan di ruang kerja Lulung dan Fahmi Zulfikar. Tim penyidik berhasil membawa pulang beberapa barang elektonik dan dokumen untuk dijadikan bukti .

Pada panggilan kedua yang sedianya dilakukan pada 29 April 2015, Lulung mangkir lagi tapi kemudian berjanji akan datang ke Mabes Polri keesokan harinya tanggal 30 April 2015.

Dua bulan berlalu, Senin 29 juni 2015, Lulung mendatangi Gedung Bareskrim Polri untuk menyerahkan sejumlah dokumen supaya polisi lebih mudah mengusut kasus dugaan korupsi di Pemerintahan DKI Jakarta. Dengan menyerahkan dokumen itu, Lulung berharap bisa dianggap sebagai Whistleblower. (http://megapolitan.kompas.com/read/2015/06/29/14152061/Ingin.Jadi.Whistle.Blower.Lulung.Serahkan.Dokumen.ke.Bareskrim)

****

Seperti kita tahu, bahwa kejahatan korupsi adalah sebuah kejahatan luar biasa yang sudah menghancurkan seluruh sendi sendi kehidupan masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun