Mohon tunggu...
Mike Reyssent
Mike Reyssent Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kejujuran Adalah Mata Uang Yang Berlaku di Seluruh Dunia

Kejujuran Adalah Mata Uang Yang Berlaku di Seluruh Dunia Graceadeliciareys@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Lulung dan Whistleblower

30 Juni 2015   08:40 Diperbarui: 30 Juni 2015   08:40 2624
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Itulah sekilas cerita dari beberapa Whistleblower yang sudah menggegerkan dunia.

Dari banyak kasus Whistleblower, kita bisa simpulkan, bahwa seorang peniup peluit, hampir bisa dipastikan akan mendapat banyak tekanan dari orang orang/negara yang merasa dirugikan atau dicoreng.

Mereka tidak lagi mendapat kebebasan, terus dikejar kejar seperti penjahat. Julian Assange dan Edward Snowden, bisa menjelaskan betapa mereka harus terus berpindah tempat untuk menghidari bukan hanya agen agen rahasia Amerika saja tapi banyak negara lain yang juga ikut dalam perburuan itu.

*****

Kasus korupsi yang disinyalir telah dilakukan secara bersama sama oleh anggota DPRD DKI, sudah berhembus sejak beberapa bulan lalu.

Kehebohan dimulai ketika Gubernur DKI, Ahok -yang penuh kontroversi- berteriak banyak anggaran siluman di APBD DKI.

Ramai media memberitakan masalah anggran siluman ini. Anggota DPRD DKI Jakarta murka. Mereka ngamuk ga keruwan padahal tudingan Ahok bukan hanya ditujukan kepada anggota DPRD saja tapi juga ditujukan pada PNS DKI yang dianggap ikut menyusupkan anggaran siluman itu. Tidak terima dituduh membuat anggran siluman, mereka balik menuding Ahok tuduhan yang macam macam.

Bahkan mereka mengancam Ahok dengan melaporkan ke Bareskrim Polri. Tapi, akhirnya mereka sendiri yang membatalkan niat melaporkan Ahok. Sungguh sayang, disayang...

Tak mau kisruh terus berlanjut, Kementrian Dalam Negeri berinisiatif menengahi. Kementrian Dalam Negeri melakukan mediasi antara Gubernur DKI Jakarta Ahok, dengan anggota DPRD yang terhormat. Tapi amat disayangkan, upaya kementrian Dalam Negeri tersebut gagal total.

Sekjen Kemendagri Yuswandi A Temenggung, cek cok mulut sudah dimulai saat masing masing pihak menyampaikan pendapat. Ketika diberi waktu untuk menyampaikan pernyataan terakhir, Ahok dengan nada berapi api, disambut dengan penuh gegap gempita oleh anggota DPRD. Kata kata umpatan dan makian dilontarkan kepada Ahok bahkan ada yang melabeli dengan kata yang tidak manusiawi.

Sungguh tindakan pengecut yang dilakukan oleh anggota DPRD DKI Jakarta karena mereka tidak mau mengaku telah memaki Ahok dengan sebuatan tidak pantas. Mereka hanya berani melakukan sambil bersembunyi dibalik orang banyak. Kalau memang berani, lakukan secara terbuka dong... Sikap yang memalukan dan tidak layak jika mereka menyebut dirinya sebagai laki laki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun