Mary Jane terpidana mati kasus kurir narkoba yang ditangkap di bandara Adisucipto tahun 2010 lalu tampaknya masih bisa bernapas lebih lama lagi. Karena pemerintah Indonesia akan menunda eksekusinya sampai dengan selesainya proses hukum di Philipina. Menunda bukan membatalkan.
Terkait eksekusi mati para bandar narkoba, dalam tulisan ini saya hanya menginformasikan itu saja, bukan membahasnya lagi karena sikap saya terhadap bandar narkoba sudah jelas pada beberapa tulisan sayadisini,disinidandisini.Saya juga pernah membahasnyamengapa bandar narkoba tidak juga kapok. Jadi saya ingin membahas soal penahanan Abraham Samad yang dilakukan oleh polisi malam tadi.
Ok? Mari kita mulai....
Semua orang pasti pernah salah tapi...
Berprestasi setinggi langit pun tidak akan bisa dihargai dan dianggap sebagai pahlawan jika prestasi tersebut tidak diiringi dengan menjilat para pejabat atau aparat apalagi prestasi tersebut adalah prestasi untuk menghantam koruptor hingga mereka termewek mewek masuk ke dalam sel penjara.
Semua orang pasti punya masa lalu, dan masa lalu itu sangat beragam, tentunya tidak semuanya baik. Tidak ada satu manusia pun di muka bumi ini yang tidak pernah salah.Itu yang harus digarisbawahi. Siapa pun pasti punya dosa dan pasti pernah bersalah.
Namun terlalu naif jika aparat penegak hukum mencari cari kesalahan masa lalu seseorang, hanya untuk dijadikan celah atau untuk memenjarakannya. Terlebih lagi jika orang itu sudah mempunyai prestasi yang cukup membanggakan bangsa ini.
Kontroversi, keberanian dan prestasinya yang membuat koruptor takut...
Abraham Samad adalah sosok yang kontroversi. Dari seorang aktivis anti korupsi –di daerah yang sering demo untuk pemberantasan korupsi- Abraham Samad maju mencalonkan diri sebagai calon ketua KPK.
Sejak awal seleksi calon ketua KPK –oleh DPR- Abraham Samad sudah membuat heboh, dengan pernyataannya yang cukup keren yaitu kalau dalam satu tahun tidak bisa menuntaskan kasus besar, ia bersedia pulang kampung.
Sebuah pernyataan yang terlalu berani, ciri khas orang timur tapi justru sering kali pernyataan itu dijadikan celah untuk balik melecehkannya.
Kita jangan menutup mata dengan prestasi Abraham Samad, yang dengan sukses mengandangkan para koruptor. Kita jangan menutup mata melihat kenyataan bahwa Abraham Samad telah begitu berani men tersangka kan menteri yang masih aktif di pemerintahan. Begitu juga dengan Ketua Umum partai politik -yang sesumbarnya paling ngetrend saat itu- dibuat termehek mehek dalam hotel prodeo.
Prestasi Samad itu telah melukai, menimbulkan kekuatiran dan ketakutan yang sangat mendalam para tokoh politik. Yang mana mereka punya banyak cara, tipu daya, kekuatan dan masa pendukung yang sangat besar. Maka mereka bertekad kuat untuk balik menghajar Samad. Mereka bergabung bersama sama untuk memenjarakan Samad.
Mereka mengendap endap, mengintip seperti musang yang ingin memangsa ayam. Mereka dengan segala cara mencari celah kesalahan Samad. Sepertinya Samad tinggal tunggu waktunya saja untuk masuk penjara.
Akhirnya saat yang dinantikan itupun tiba....
Sudah sejak lama Polri anteng anteng aja tidak pernah ada perwira tinggi yang tersentuh hukum apalagi menjadi tersangka korupsi. Jadi selama ini kepolisian seakan menjadi tempat yang tabu untuk dimasuki oleh penegak hukum lain. Padahal siapapun orang Indonesia pasti tahu bahwa begitu banyak polisi negeri ini yang korup, tidak perlu menyelidiki terlalu dalam tapi dilihat dari kehidupan sehari hari saja kita bisa tahu. Contoh polisi yang menyeleweng tidak bakal cukup satu tahun kita bicarakan karena sudah berpuluh tahun prestasi keburukan sudah ditorehkan oleh polisi.
Keberanian Abraham Samad memang melebihi batas kewajaran orang pada umumnya, karena disaat tidak ada satupun yang berani menggangu gugat polri, justru Abraham Samad begitu berani menerobos ke tempat yang seharusnya tabu atau terlarang untuk dimasuki.
Tapi keberanian Samad harus dibayar dengan harga mahal, karena polri adalah institusi penegak hukum terbesar di negeri ini yang punya kekuatan sangat luar biasa. Sehingga keberanian dan banyak prestasi bagus, tidak cukup untuk memenjarakan seorang perwira tinggi polri.
Polri dengan kompak lalu berbalik menghantam Samad dan sikap itu disambut hangat dan riang gembira oleh para petinggi parpol. Elite parpol yang punya kekuatan besar serta merta bersama sama mendukung polri untuk mengantar Samad untuk dijebloskan kedalam sel.
Ada peran media yang sangat besar untuk menggiring opini....
Tidak disangkal lagi keberanian Abraham Samad sudah membuat sakit hati dan ketar ketir para elite parpol. Mereka takut perbuatan korupnya tercium oleh Samad yang tidak akan seganmemenjarakannya..
Di era arus deras informasi, masyarakat mengikuti segala perkembangan berita melalui media, entah itu lewat tipi maupun media online. Media adalah sumber informasi yang punya kekuatan besar dan sangat penting untuk membentuk dan menggiring opini masyarakat. Dan itu dimanfaatkan dengan sangat baik oleh barisan sakit hati KPK untuk membuat suara masyarakat menjadi terbelah.
Kita sangat tahu bahwa sudah semakin banyak media yang tidak independen. Sering kali kita melihat atau membaca berita yang berlainan dan saling bertolak belakang. Karena semakin banyak orang orang yang berdiri dibelakang media adalah orang parpol, yang nota bene punya banyak kepentingan politik.
Media berlomba lomba melontarkan berita negatif tentang Samad. Dimulai dari gambar Samad bersama seorang perempuan dalam kamar sampai terakhir dengan beredarnya dokumen fotokopi yang dianggap sampah kasus limpahan BG dari Kejagung. Yang seharusnya dokumen itu Rahasia untuk Kepentingan Kejaksaan Agung.
Tapi media tidak pernah mempermasalahkan pembocoran dokumen yang seharusnya RAHASIA itu. Dengan mendiamkan pembocoran dokumen RAHASIA itu, bisa dibilang media tidak berimbang dalam pemberitaan, berat sebelah dan berpihak kepada polri.
[caption id="attachment_413473" align="aligncenter" width="485" caption="Kringnew.com"][/caption]
(Disebarkan oleh Kringnew.com. Kringnew.com adalah media yang dibuat oleh polri untuk memberitakan yang benar dan baik menurut polri saja bukan menurut hukum)
Dengan pemberitaan negatif Samad yang sangat masif sudah membuat masyarakat terpengaruh dan menjadi bingung. Sehingga dukungan masyarakat terhadap Samad menjadi terbelah dan menyusut. Dengan demikian media mempunyai peran yang sangat besar dan penting, membawa Samad ke sel penjara. Masyarakat sudah terlanjur memberi stempel dan citra negatif untuk Samad yang sudah dibuat oleh media.
Akhir dari sebuah keberanian yang tragis justru membuat semua bersorak kegirangan...
Semua itu yang kurang diperhitungkan oleh seorang Samad. Jadi prestasi yang selama ini sudah dibuatnya dan sudah didukung oleh sebagian besar masyarkat dibuat sirna dalam sekejab. Dukungan masyarakat terhadap Samad yang tadinya sangat besar, sekarang sudah menyusut drastis dan hampir dibilang tidak ada lagi...
Masyarakat yang dulu sangat berharap banyak terhadap Samad untuk memberantas korupsi, sekarang justru berbalik mencemooh dan memakinya...Semua itu karena kehebatan koruptor yang bisa dengan mudah mendiskreditkan dan membuat citra seseorang menjadi sebaliknya....
Sekarang Samad ditinggal sendirian menghadapi kasus hukum yang “keliatannya” memang di disain dengan rapih, terstruktur, sistematis dan masif. Tidak ada kekuatan besar lagi yang mendukung Samad.
Kasihan...Miris... Tragis....karena harus diakhiri dengan menginap di Hotel Prodeo. Itulah akhir dari perjuangan dari seorang Abraham Samad yang terlalu berani menghantam koruptor. Tidak ada kalungan bunga dileher untuk seorang pemberani seperti Samad yang ada malah borgol ditangan!!!
Di sel penjara, Abraham Samad pasti akan disambut dengan riang gembira, suka cita, tepuk tangan dan sorak sorai oleh koruptor dan seluruh pasukan sakit hati KPK. Bisa jadi para koruptor besok akan membuat tumpengan untuk menyambut kedatangan Samad.
Kisah Abraham Samad sang pemberantas korupsi tampaknya sudah berakhir seperti terdahulunya Antasari Azhar...Semoga semuanya menjadi pelajaran yang sangat penting buat bangsa ini dan tidak menjadi jera menghadapi kejahatan korupsi. Dan berharap di negeri ini akan muncul lagi tokoh yang jauh lebih berani, lebih hebat dan lebih bersih dari Antasari dan Samad...
Patut disimak video pengakuan bandar narkoba dibawah ini...
Catatan :
***Korupsi seperti narkoba, tidak cukup dengan keberanian seseorang saja tapi butuh kerjasama dan dukungan seluruh elemen bangsa ini untuk memberantasnya. Tidak cukup hanya kemauan Presiden Jokowi saja menghancurkan jaringan narkoba dan seorang ketua KPK untuk menghantam jaringan koruptor tapi kita, masyarakat juga harus membantu.
***Pelacuran yang dilakukan perempuan, kalian begitu heboh menentang, tapi sungguh tidak disangka kalian malah mendukung pelacuran jabatan yang dilakukan para elite parpol. Menjadi pelacur sebuah perbuatan atau pekerjaan yang salah dan menyeleneh, tapi menjadi Koruptor dan bandar narkoba justru jauh berjuta kali lebih salah.
***Jangan pernah berhenti untuk menyuarakan anti korupsi dan anti narkoba.
Salam Damai....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H