Mohon tunggu...
Mike Reyssent
Mike Reyssent Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kejujuran Adalah Mata Uang Yang Berlaku di Seluruh Dunia

Kejujuran Adalah Mata Uang Yang Berlaku di Seluruh Dunia Graceadeliciareys@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Militer Sebaiknya Benar Benar Minggir Dari Politik!

14 Juni 2014   11:59 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:47 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Saya sengaja cuma mengcopy paste pernyataan dari mantan petinggi militer ini. Silahkan baca baik baik.

***

"Mantan Wakil Panglima ABRI Letnan Jenderal (Purn) Fachrul Razi menilai, calon presiden Prabowo Subianto kurang pantas menjadi RI-1. Penilaiannya itu berdasarkan rekam jejak Prabowo di militer.

"Saya dan teman-teman yang tahu (rekam jejak Prabowo) ingin memberikan penjelasan kepada pemilih bagaimana tabiatnya. Dengan tabiat itu, kami berpandangan dia kurang pantas jadi presiden ke depan," kata Fachrul dalam wawancara dengan Kompas TV, Selasa (10/6/2014)

Wawancara tersebut terkait surat keputusan Dewan Kehormatan Perwira (DKP) yang beredar luas di media sosial. Fahrul membenarkan substansi surat yang beredar tersebut. Ia merupakan Wakil Ketua DKP yang ikut menandatangani surat keputusan itu. (Kompas)

***

Anggota Tim Kampanye Nasional Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, Mayjen (Purn) Kivlan Zen, angkat bicara terkait pernyataan dua mantan petinggi ABRI, Agum Gumelar dan Fachrul.Razi. Ia meminta Agum dan Fachrul yang mendukung Joko Widodo-Jusuf Kalla untuk berhenti menyerang Prabowo

"Kalau kakakku tetap melakukannya, berarti kalian menyatakan perang terhadap adik-adikmu," kata Kivlan, kepada wartawan saat jumpa pers di Rumah Polonia, Jakarta, Jumat (13/6/2014) malam

Kivlan mengatakan, Agum dan Fachrul merupakan dua seniornya di Akabri. Agum lulusan Akabri tahun 1968, Fachrul lulusan tahun 1970, sementara Kivlan lulusan tahun 1971.(Kompas)

***

Semakin jengah saja melihat tingkah laku para purnawirawan ini. Berdebat, bertengkar, mengadu kata hanya untuk kepentingan diri sendiri dan golongan yang didukungnya. Ajang pilpres dijadikan seperti ajang mainan, seperti memperebutkan sebuah mainan, yaitu mainan yang sangat berbahaya. Permainan yang bisa merusak kedamaian di negeri tercinta kita ini.

Sadarkah para purnawirawan ini bahwa tingkah lakunya dilihat, didengar oleh banyak orang? Bahkan juga oleh anak cucunya? Bahkan media juga menyebarkan berita tersebut sehingga makin bertambah banyak yang melihatnya.

Bukankah sebagai purnawirawan atau orang tua, seharusnya memberi contoh yang baik untuk generasi penerus, bukan malah menunjukan sikap ketidak dewasaan alias kekanak kanakan.

Bimbing dan berilah masukan buat kami ini sebagai generasi penerus.

Jadilah penasihat dan penengah yang tidak berpihak bukan malah memperkeruh suasana kampanye dengan pernyataan saling menyudutkan dan menantang seperti itu.

Jika purnawirawan masih ingin berbakti buat bangsa dan negara ini, mengapa harus dengan berebut kekuasaan? Masih banyak bidang lahan di negeri ini, yang perlu diperbaiki dan ditangani tanpa harus melalui politik dan kekuasaan.

Bertindak arif dan bijaksana akan membuat nama baik lebih dikenang daripada berbuat sebaliknya.

Baca juga:
*jenderal.hijau.dan.jenderal.nasionalis.perang.di.pilpres.tahun.ini
*Militer gantian dong

Salam Damai....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun