Maaf, video ini hanya untuk dewasa. Jika Anda masih di bawah umur dan belum dewasa segera tinggalkan tulisan ini sekarang juga!
Sekali lagi dunia pendidikan kita diwarnai oleh aksi kekerasan pada anak. Seperti yang terjadi beberapa waktu lalu di Sekolah Dasar Bukit Tinggi, kali ini diduga terjadi di Banjarmasin.
Video berdurasi 3.49 ini menampilkan aksi beberapa orang anak ketika mem-bully seorang anak perempuan.
Sangat miris, ketika para orang tua mempercayakan sang buah hati pada sekolah untuk mendapat pendidikan tapi malah mendapati anak pulang dengan air mata bercucuran.
Betapa kita para orang tua tidak merasa sedih, manakala melihat anak pulang dengan baju dekil, rambut berantakan dan pipi penuh dengan warna merah bercampur kebiruan bekas pukulan.
Bahkan tidak jarang orang tua mendapat kabar buruk, berita duka cita mengenai anaknya yang terlibat dalam tawuran. (ihh...amit amit)
Saya tidak pernah ingin menyalahkan siapa pun dalam hal ini, karena masalah kekerasan anak bisa terjadi di mana saja dan kapan saja. Karena saya melihat masalah ini begitu kompleks dan rumit sehingga perlu semua pihak untuk introspeksi diri.
Sudah sering kali kekerasan terhadap anak terjadi, para pakar pendidikan lebih mencari kambing hitam dengan menyalahkan tontonan dan bacaan yang sering dikonsumsi oleh anak. Begitu juga ada yang sering menyalahkan cara atau sistem pendidikan kita yang kurang pengawasan. Bahkan ada juga yang menyalahkan keduanya...
Manusia mempunyai sifat dasar sebagai peniru, jadi sejak kecil anak cenderung meniru apa yang dilihat dan apa yang didengar. Ketika anak berkembang dalam sebuah lingkungan yang penuh dengan kedamaian, tanpa pernah terjadi konflik, maka "otomatis" membuat sang anak cenderung untuk menghindari konflik.
Tapi, apakah dengan begitu sang anak tidak bisa, tidak pernah, atau tidak mau melakukan kekerasan? Jangan pernah berpikir bahwa seorang anak tidak bisa melakukan kekerasan walaupun hidup dalam ruang lingkup yang penuh kedamaian. Karena, ada sifat dasar dalam tubuh manusia, yang melebihi makhluk apa pun di dunia ini, yaitu kesombongan, keserakahan, ketamakan, iri dan dengki dan masih banyak lagi.
Dari sifat sifat itulah maka akan timbul sebuah tindak kekerasan. Jika ada salah satu dari sifat itu keluar maka otomatis mempunyai efek domino terhadap yang lainnya. Ketika rasa sombong, tamak, serakah, dan iri, dengki dan lainnya keluar maka akan jadi pemicu untuk melakukan kekerasan.