Mohon tunggu...
Mike Mike
Mike Mike Mohon Tunggu... Guru - GURU

Saya suka membaca, menyukai menulis, dan saya selalu tertarik dengan kisah hidup dan pencapaian hidup oarng lain sebagai inspirasi saya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Best Practice Klasikal

24 Januari 2023   16:03 Diperbarui: 24 Januari 2023   16:13 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

LK 3.1 Menyusun Best Practices

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice)  Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)

Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran

 

Lokasi

SMK Negeri 1 Mandiraja, Jl. Raya Glempang Mandiraja, Banjarnegara

Lingkup Pendidikan

Sekolah Menengah Kejuruan

Tujuan yang ingin dicapai

Tujuan Umum

Peserta didik dapat menelaah pentingnya membangkitkan motivasi belajar

Tujuan Khusus

Peserta didik menunjukan faktor-faktor penyebab rendahnya motivasi belajar (A5)

 Peserta didik dapat mendesain langkah-langkah dalam membangkitkan motivasi belajar (P5)

Peserta didik mengamati video pembelajaran sehingga dapat menyimpulkan pentingnya motivasi belajar (C4)

Penulis

Mike Susanti, S.Pd

Tanggal

19 Januari 2023

Situasi: 

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.

Motivasi belajar merupakan salah satu faktor yang turut menentukan keefektifan dalam pembelajaran. Seorang peserta didik akan belajar dengan baik apabila ada faktor pendorongnya yaitu motivasi belajar. Peserta didik akan belajar dengan sungguh-sungguh jika memiliki motivasi belajar yang tinggi. Kondisi yang menjadi latar belakang dari perlunya materi motivasi belajar ini diberikan antara lain dikarenakan munculnya gejala-gejala perilaku krangnyamotivasi belajar pada murid saat pembelajaran di kelas. Berdasarkan observasi saat pembelajaran di kelas, dan hasil wawancara dengan beberapa guru mapel yang me gampu di kelas mengungkapkan bahwa kebanyakan peserta didik memiliki motivasi belajar rendah yag telihat dari sikap yang kurang fokus, mengobrol dengan teman sebangku, sering melamun, pandagan sering kearah luar dan tidur. Penulis mencoba untuk mencari faktor yang mempengaruhi motivasi belajar yang dimiliki murid. Dari hasil letarasi yang dilakukan ditemukan beberapa faktor yang mepengaruhi rendahnya motivasi belajar murid. Penyebab yang ditemukan diantaranya adalah kurangnya informasi terkait pentingnya motivasi belajar sehingga membuat peserta didik merasa pesimis dan kurang minat dalam mengikuti pembelajaran. Dikarenakan hal tersebut maka penulis memiliki pemikiran untuk memberikan layanan klasikal dengan tema " Meningkatkan Motivasi Belajar". hal tersebut bertujuan untuk memberikan informasi terkait dengan Motivasi belajar. Layanan dengan format klasikal di ambil dengan tujuan efisiensi waktu. Untuk menjangkau kelas dengan jumlah 35 murid. Dalam proses layanan ini penulis menggunakan pendekatan Problem Base Learning (PBL) dengan tujuan untuk melatih  murid agar terbiasa dengan pembelajaran yang menekankan HOTS. Melalui pembelajaran pendekatan PBL diharapkan murid dapat belajar secara mandiri, selain itu dengan menggunakan menggunakan teknik Brainstorming peserta didik menjadi terlatih untuk bekerjasama dan berkolaborasi bersama-sama untuk merefleksi permasalahan, setelah sebelumnya disajikan sebuah vidio bertema tentang motivasi belajar. Penulis mengarahkan murid untuk membentuk sebuah kelompok kecil, kemudian berdiskusi mencari tahu faktor-faktor penyebab munculnya permasalahan tersebut, hingga menyajikan tips atau cara untuk mencegah hal tersebut terjadi. Kemudian masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas, sementara kelompok yang lain memberikan umpan balik, dan menyimpulkan bersama-sama. Dalam proses ini saya berperan sebagai fasilitator serta membantu pada saat peserta didik melaksanakan diskusi kelompok. Selain itu menciptakan lingkungan kelas yang didalamnya terjadi pertukaran dan berbagi ide secara terbuka dan produktif.

Tantangan : 

Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat,

Tantangan untuk mencapai tujuan tersebut adalah peserta didik cenderung masih pasif untuk memberikan umpan balik kepada hasil presentasi kelompok yang disajikan di depan kelas.

Kegiatan ini melibatkan guru BK dengan peserta didik kelas X, dan rekan sejawat yang membantu persiapan dan proses pemberian layanan.

Aksi : 

Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini

Peserta didik masih terlihat pasif dalam melakukan diskusi, sehingga perlu melakukan dialog dengan kelompok-kelompok yang terbentuk untuk membantu memantik kreatifitas berpikir paserta didik dalam berdiskusi terkait permasalahan. Strategi yang digunakan adalah penguasaan tentang metode dan materi terkait. Sehingga dapat mengarahkan dan membantu peserta didik dalam proses terjadinya diskusi. Kegiatan ini melibatkan peserta didik sebagai penerima layanan, dosen dan guru pamong sebagai pembimbing dalam proses pelaksanaan layanan, serta rekan sejawat yang membantu persiapan dan proses pemberian layanan.

Refleksi Hasil dan dampak 

Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif?  Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut

Dengan diselingi ice breaking saat pelaksanaan layanan sehingga peserta didik ikut aktif dalam mengikuti layanan menarik sehingga peserta didik tidak bosan.

Dengan menyajikan vidio dalam pembelajaran peserta didik menjadi antusias.

Penggunaan metode PBL dengan metode diskusi/ Brainstorming dirasa efektif karena membuat peserta didik mampu berpikir secara mandiri dalam merefleksi permasalahan yang disajikan. Faktor penghambat, semua siswa belum mampu mengungkapkan pendapatnya secara terbuka, karena kurang percaya diri. Faktor yang mendukung terlaksananya metode ini adalah terdapat peserta didik yang antusias dengan metode ini. Strategi yang dilakukan yaitu guru BK secara aktif melakukan dialog dengan kelompok-kelompok yang terbentuk untuk membantu kelompok memahami permasalahan. Pembelajaran yang dapat diambil adalah perlunya motivasi dan rasa percaya diri dalam berpendapat yang harus terus dilatih dan ditanamkan pada peserta didik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun