Mohon tunggu...
Mikail Jaman
Mikail Jaman Mohon Tunggu... Akuntan - IG @MikailJaman Twitter @MikailJaman

Mikail Jaman, Ak, M.Ak, CPA, CA, CPI, BKP, OJK FAPM. Akuntan Publik dan Konsultan di KAP Agus Ubaidillah dan Rekan (TGS Indonesia). Pendiri Konsultanku.co.id sebagai platform konsultasi online pajak, jasa akuntansi perpajakan dan audit. Suka berbagi tips dan informasi soal pajak dan keuangan melalui seminar dan workshop, juga di channel youtube Mikail Jaman TV dan Instagram https://www.instagram.com/mikailjaman dan tulisan di Kompasiana.com

Selanjutnya

Tutup

Financial

Ciri-Ciri Penipuan Berkedok Investasi

24 Mei 2021   13:40 Diperbarui: 24 Mei 2021   14:09 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Investasi Bodong kian marak, kenali ciri-ciri penipuan berkedok investasi

"Menjelang Lebaran, Investasi Bodong Kian Marak" menjadi sebuah judul artikel di suatu media. Menurut informasi yang dikumpulkan penulis hingga bulan Mei 2021,tidak hanya satu kasus saja tetapi terjadi beberapa kasus penipuan berkedok investasi.

Dana segar THR menjelang lebaran merupakan sasaran para pelaku investasi bodong. Ditambah lagi adanya masyarakat yang tidak paham soal investasi jadi menjadi sasaran empuk dari penipuan. Beberapa kasus penipuan berkedok investasi yang telah mencuat ke publik diantaranya Tiktok Cash, EDC Cash, Koperasi yang mengatasnamakan 212 dan Lucky Trade Community.

Kerugian yang dialami investor pun tidak tanggung-tanggung dari puluhan hingga ratusan juta rupiah. Jumlah korbannya tidak bisa dibilang sedikit. Ada puluhan ribu orang korbannya dan jika ditotal dari seluruh kasus saja dapat mencapai ratusan ribu orang.

Jika skemanya mirip-mirip antara satu dengan lainnya lalu apa yang membuat penipuan berkedok investasi ini terus terjadi?

Trik yang membuat langgeng penipuan bodong yaitu selalu menggunakan kemasan baru dan mengikuti perkembangan tren yang terjadi ditengah masyarakat.

Contohnya, sewaktu tren bisnis syariah, dibuatlah konsep ala-ala bisnis syariah, seperti kebun kurma, properti syariah, dsb. Beberapa tahun lalu saat nilai emas sedang tumbuh pesat, pelaku berkedok investasi emas, tabungan emas, dsb. Sekarang dengan berita harga bitcoin yang sempat mengalami kenaikan fantastis, maka investasi kripto digunakan sebagai kedok penipuan dilengkapi dengan aplikasi teknologi yang terlihat canggih.

Bisa dibilang pelaku utama (mastermind) dari penipuan berkedok investasi adalah seseorang yang kreatif dan sangat menguasai trik mempengaruhi masyarakat. Ia paham sekali apa yang sedang menjadi tren, mengerti psikologi masyarakat dan saat ini juga menggunakan media sosial dan teknologi seperti aplikasi untuk meyakinkan korban-korbannya.

Pelaku memahami psikologi dan sosiologi masyarakat. Ada kecenderungan untuk ikut-ikutan dalam berinvestasi karena tidak mau kehilangan kesempatan mendapatkan keuntungan (herding behavior of investor). Ditambah perilaku kurang suka membaca dan memahami ("belajar"), kurangnya literasi keuangan dan bisnis, tingkat pendidikan rendah, mudah terpesona dengan cerita sukses, berkhayal kaya dengan cara instan, dan gampang dikelabui dengan foto atau video sosial media pendiri atau investor/anggota lain yang jadi kaya akibat bisnis tersebut.

Dari kasus-kasus yang terjadi di Indonesia maupun di luar negeri, berikut adalah pengamatan penulis mengenai ciri-ciri dari suatu penipuan yang berkedok investasi:

  • Menawarkan keuntungan yang pasti dan jumlahnya fantastis
  • Tidak menjelaskan risiko dari investasi dan bisnis
  • Memamerkan secara berlebihan barang-barang mewah atau uang banyak yang diraih investor lainnya atau pendiri
  • Sumber keuntungan bisnisnya tidak dapat dijelaskan dengan jelas tetapi yang dijelaskan adalah keuntungan konsep jaringan yaitu anggota merekrut anggota lain
  • Menggunakan sosok-sosok influencer terkenal di media sosial tetapi sebenarnya mereka tidak paham dengan model bisnis yang mereka endorse
  • Latar belakang pendiri yang tidak jelas disamarkan dengan cerita sukses dan gaya hidup mewah dari pendiri (mobil, rumah, tas atau jam mewah, private jet, jalan-jalan, dsb)
  • Tidak ada kebijakan tata kelola dan manajemen yang transparan.
  • Tidak ada laporan keuangan yang sudah diaudit oleh akuntan publik dan audit hukum oleh konsultan hukum terdaftar.

Harap dipahami, tanda-tanda tersebut tidak mutlak menjadikan suatu investasi yang ditawarkan adalah penipuan. Setidaknya tulisan ini bisa menjadi pegangan anda sebelum melakukan investasi. Jangan lupa bagikan tulisan ini kepada teman dan saudara anda agar tidak menjadi korban lainnya dari penipuan berkedok investasi. 

Semoga bermanfaat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun