Bagi sektor industri, yang terjadi adalah penurunan supply persediaan bahan baku akibatnya operasional menjadi terganggu bahkan berhenti. Di sisi masyarakat, ada kelompok masyarakat berpenghasilan harian yang langsung merasakan dampak dari social distancing. Dalam waktu yang lebih lama, mungkin kelompok masyarakat yang bekerja di sektor industry juga akan terkena imbasnya.
Sektor UKM yang dianggap kebal seperti pada saat krisis ekonomi kemarin mungkin pada saat ini sudah tidak imun lagi. Khususnya untuk UKM yang berkaitan dengan barang diluar kebutuhan pokok masyarakat.
Dampaknya akan sangat terasa sekali terutama untuk sektor-sektor atau industri yang tidak berhubungan dengan kebutuhan pokok. Pasti akan terdampak karena semua menahan diri dalam belanja barang modal dan kebutuhan sekunder.
Sebagai pemimpin bisnis atau pemilik bisnis, kita pasti akan dihadapi pada pilihan-pilihan sulit. Di saat krisis, maka kepemimpinan seseorang sedang diuji. Kepanikan mungkin akan melanda pikiran kita, menambah beban proses berpikir. Saat itulah, diperlukan ketenangan, coba kendalikan diri dan bermeditasi untuk merelaksasikan pikiran.
Mau tidak mau bisnis harus realistis, karena prioritas saat ini adalah menjaga kesediaan kas dan menjaga agar bisnis tetap berjalan. Tentunya mempertahankan keuntungan yang sudah atau akan terkoreksi. Untuk itu, beberapa cara yang dapat dilakukan pemilik atau pemimpin bisnis dalam situasi seperti ini adalah sebagai berikut:Â
1. Â Â Mengumpulkan informasi secara memadai atas dampak kepada pelanggan dari bisnis. Seberapa negative dampaknya terhadap belanja pelanggan terutama kepada produk/jasa kita.Â
Menganalisa sektor bisnis pelanggan kita, apakah sektor yang terkena dampak secara langsung, adakah sektor bisnis pelanggan kita yang tidak terkena dampak negatifnya atau bahkan positif (diantaranya farmasi dan kesehatan) berapa persen jumlahnya dari keseluruhan.
2. Â Â Ubah rencana bisnis yang sudah ditetapkan di awal tahun sesuai dengan situasi kondisi yang berkembang. Jika terdapat kemungkinan penundaan pendapatan atau penurunan penjualan produk, maka kegiatan ekspansi terkait penjualan produk/jasa yang berpotensi menurun harus disesuaikan lagi. Atau, mungkin dihentikan.
3. Â Â Pantau terus indikator keuangan secara intensif, mungkin harian atau per minggu. Pantau dan terus sesuaikan proyeksi cashflow.
4. Â Â Restrukturisasi organisasi/tim sesuai dengan potensi pendapatan yang akan diperoleh. Rampingkan tim kerja untuk menghindari pemborosan seperti tim kerja atau personil atau divisi yang besar kemungkinannya akan idle.
5. Â Â Mengelola persediaan agar tidak terlalu berlebihan. Ini untuk mengantisipasi persediaan tidak terjual atau sebaliknya mengantisipasi harga persediaan meningkat di masa depan. Tetaplah berpegangan pada prinsip konservatif.